Part 54

1.1K 177 8
                                    

Diana tersenyum mengamati kedua putranya, saat terbangun dan melihat dua kotak bayi di samping tempat tidurnya, perasaan haru dan bahagia memenuhi hatinya. Dia sudah menjadi seorang mami, bahkan dari dua anak kembar tampan yang sepanjang malam tidur dengan tenang, membuat dia juga bisa beristirahat.

Suami tampan kembaran dewasa dua bayinya keluar dari kamar mandi, aroma wangi sabun membuat Diana menoleh padanya, "Aku mau mandi."

Pras tersenyum, kemarin sore dokter kandungan Diana sudah mengijinkan istrinya untuk turun dari tempat tidur dan latihan berjalan jika Diana kuat, tetapi tentu saja tidak boleh dipaksa.

"Tidak menyusui mereka dulu?"

"Mandi dulu saja, badanku rasanya lengket semua."

"Aku gendong?"

"Dokter sudah bilang, aku harus belajar jalan."

"Baiklah, tapi sama seperti semalam jika sakit harus berhenti."

"Eh, menurut mas Pras waktu pertama kita berhubungan dulu kan juga sakit, terus mas Pras menyuruhku berendam, kalau ini apakah berendam juga bisa menyembuhkannya?"

Pras menggeleng, "Kalau yang pertama tidak dijahit yang kali ini sakitnya karena jahitan."

"Benar juga, adik mas Pras tidak sebesar mereka berdua."

"Pintunya tidak perlu di tutup, biar aku bisa mengawasimu dan mereka berdua."

"Malu." Jawab Diana sambil menoleh pada Pras yang menatapnya penuh tanya.

"Hehehe...... bercanda." Diana melakukan aktifitas yang dia perlu lakukan di kamar mandi dengan cepat, kuatir ada orang yang masuk ke kamarnya dan tentu saja kuatir kedua bayinya merengek karena lapar.

Benar saja, begitu Diana keluar dari kamar mandi, Vier putra keduanya mulai merengek.

"Untung sudah selesai." Kata Diana yang berjalan dengan pelan menuju tempat tidur Vier untuk menggendongnya lalu duduk di sofa untuk menyusuinya. Pras yang melihat Diana mulai menyusui, keluar dari kamar untuk menyiapkan makan pagi istrinya.

"Lapar ya....." Kata Diana yang tentu saja tidak akan mendapat jawaban karena putranya sudah asyik menikmati makanannya.

"Untung susu mami keluar, kalau tidak kalian akan minum susu formula."

Pras yang menyiapkan sarapan istrinya di ruang depan tersenyum mendengar percakapan sepihak istrinya. Sebenarnya perasaan Pras tidak berbeda dengan perasaan Diana, dia juga merasa bahagia dengan kehadiran kedua putra kembarnya, bangga telah menjadi seorang papi, dan tentu saja lega karena istrinya selamat dan sehat.

***

Kepulangan Diana dari rumah sakit dan kedatangan Putri dan si mbok tentu saja membuat rumah Diana menjadi ramai. Kamila juga masih tinggal, Fred kembali lebih dulu karena harus mengurus pekerjaan dan tentu saja sudah berniat segera kembali. Kamila menunggu kedatangan Putri, tentu saja untuk mengatur rencana perayaan pengenalan si kembar pada keluarga, teman dan relasi mereka.

Si mbok tidak berhenti mengucap 'astaga', sejak naik pesawat dan duduk di kursi kelas bisnis yang bisa untuk tidur, sudah membuat dia merasa sedang bermimpi. Tidak pernah terpikir, dia masih bisa merasakan naik pesawat bahkan ke luar negeri.

Si mbok membawakan Diana bahan jamu-jamuan, Putri meminta bantuannya untuk menyiapkan beberapa bumbu dapur dan daun-daunan buat mereka bawa jadi dia sekalian menyiapkan jamu-jamuan untuk setelah melahirkan, dia tidak mau dibayar. Tentu saja dia tidak lupa membawa beberapa bumbu jadi untuk mengolah makanan kesukaan anak majikannya itu.

"Astaga.... Ini rumah non Diana, nyonya?" Kata si mbok ketika mobil melewati pagar tinggi yang terbuka otomatis.

"Ya, ini rumah nonik kesayanganmu itu."

Love YouWhere stories live. Discover now