Part 1

709K 21K 1.3K
                                    

Diwajibkan membaca cerita MINE dulu karena ini lanjutan dari SEQUEL Kelvin D. Franklin ya :) okee Happy reading^^

****


Ini tidak mungkin terjadi kan? Aku berharap Mate-ku nanti secantik Mama, selembut Mama dan seperhatian Mama tentunya. Bukan gadis kutu buku yang tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Ya, oke memang aku juga begitu tetapi aku tidak menutup diri dengan selalu membaca buku-buku tebal setiap saat.

"Terimalah Kelv, dia Mate kita. Mau tidak mau kau harus terima." kata Luc, wolf dalam tubuhku. Menyebalkan!! Bisa tidak kalau Mate-nya di ganti orang lain saja?

BRAAK!

Tiba-tiba gadis nerd itu terjatuh dan bukunya berserakan di lantai. Seluruh orang di dalam kelas ini tertawa. Refleks aku ingin berdiri membantunya tapi aku mengurungkan niat itu karena dosen sudah masuk ke kelas. Apa-apaan dengan reaksi tubuhku ini?

"Ada apa, Flo?" tanya Dosen wanita yang ku tak tahu namanya itu. Gadis nerd itu bernama Flo? Hmm..

"Tidak apa-apa bu." jawab gadis nerd itu pelan. Suaranya pelan sekali. Kenapa aku bisa mendengarnya dari jarak sejauh ini? Dosen wanita itu mengangguk lalu kembali berjalan menuju mejanya. Sama halnya dengan gadis nerd itu. Dia berjalan ke arah belakang lalu duduk di depan mejaku. Wangi bunga edelweis langsung memabukkan pikiranku. Gadis ini harum sekali. Apa dia memakai mandi parfum?

"Dasar bodoh, dia memang harum alami dari tubuhnya bukan dari parfum. Itu tanda kalau dia benar-benar pasangan kita." ucap Luc lagi menjelaskan. Cih, sejak bertemu dengan Mate, dia jadi cerewet.

"Aku tidak peduli, aku akan me-rejectnya sebagai Mate-ku." balasku. Aku mendengar Luc tertawa di sana.

"Silahkan saja kalau kau bisa." katanya. Menantangku hah? Oke, aku tinggal mengatakan kalau aku menolak dia sebagai Mate-ku kan? Nanti aku katakan itu, lihat saja.

Tidak terasa mata kuliah dosen wanita itu berakhir. Gadis nerd di depanku belum beranjak pergi, dia sibuk membereskan buku-buku tebalnya itu. Entah kenapa, menatap punggungnya saja membuatku nyaman. Ah tidak tidak, itu tidak mungkin. Aku tidak mungkin menyukai gadis kutu buku seperti itu. Aku mencari pasangan secantik Mama. Bukan juga memilah-milih wanita, hanya saja aku ingin mencari sosok yang ciri khasnya mendekati Mamaku. Jangan bilang aku mengidap mother complex.

Tiba-tiba gadis nerd itu berdiri dan berjalan ke luar kelas sambil menundukkan kepalanya. Bisakah dia tidak selalu menundukkan kepalanya seperti itu? Berjalanlah yang tegap, dasar Nerd! Kenapa aku jadi begitu rewel dengan penampilannya? Aku tidak peduli, berhentilah bertindak bodoh, Kelv!

Mata kuliahku hari ini sudah habis, tetapi Dei dan Melvin masih berada di dalam kelas mereka. Inilah susahnya kalau kami naik mobil bertiga. Mama pasti marah kalau kami pulang ke rumah tidak utuh, maksudku kami harus pulang bersama. Jangan ada yang mendahului atau pulang telat. Menyusahkan saja. Apalagi sekarang giliran Melvin yang bawa mobil. Kalau giliranku, pasti ku tinggal mereka. Hahaha.

Aku kembali berjalan kaki menuju cafe di samping kampus. Selagi menunggu kedua adikku itu, aku akan menunggu di cafe. Memesan satu espresso sambil nonton anime di laptop, sudah cukup. Saat memasuki cafe itu, maid-maid cafe langsung melihatku dengan tatapan memuja mereka. Lalu aku duduk di sudut cafe dekat jendela, tidak terlalu terang karena jendela cafe ini agak gelap.

"Mau pesan apa?" sapa Maid cafe itu. Dia tersenyum malu-malu sambil memegang buku catatan untuk mencatat menu para pelanggan. Brr, apa semua gadis seperti itu saat melihatku!?

"Satu porsi espresso dan tiramisu," kataku. Maid cafe itu segera mencatat pesananku pergi dengan tersenyum malu di wajahnya. Ada-ada saja. Setelah itu, aku membuka laptopku untuk menghilangkan rasa bosan.

"Flo, satu espresso."

"Baiklah."

Telingaku tuli atau apa? Aku tadi mendengar seseorang memanggil nama Flo. Mataku mengelilingi seluruh penjuru cafe dan aku terbelalak saat mataku menangkap sosok gadis berkacamata yang sedang di depan mesin kopi.

Dia si gadis nerd! Gadis itu barista cafe ini. Satu kejutan lagi buatku. Aku tidak menyangka dia bekerja di sini. Dan aku tidak percaya kenapa jantungku berdetak sangat kencang sekarang. Sial!

"Akuilah, kau juga tertarik dengannya, Kelv."

"TIDAK!" Aku berteriak pada Luc, wolf-ku. Luc terkekeh dan kembali diam. Sshh, menyebalkan!

"Ini pesanannya, Tuan. Selamat menikmati." ucap Maid itu setelah membawakan pesananku. Bau harum espresso langsung menusuk hidungku. Khas bau kopi hitam kesukaanku. Aku meneguk espresso panas itu pelan-pelan.

Oh! nikmat sekali. Espresso ini rasanya khas dan sangat pas di lidahku. Aku melirik kembali ke arah gadis nerd itu. Dia masih membuat kopi untuk pelanggan cafe lainnya. Tangan lentiknya membuat kopi sangat telaten dan hati-hati. Dia cantik dalam artian berbeda.

Apa! Tidak tidak, tadi aku tidak mengatakan dia cantik, kan? Astaga, otakku sekarang sudah gila! Aku harus fokus dengan anime Gintama di depanku ini.

"Flo, satu Cappuccino ya."

Kembali mataku melirik gadis nerd itu. Menganggu penglihatan saja sih. Ckc.

"Flo, Cafe Latte."

Mataku! Please fokus! Jangan melihatnya lagi, ku mohon. Itu semakin membuatku gila! Aku tidak suka dengannya!

"Flo, satu Americano."

Shit, shit! Aku segera menutup laptopku dan memasukkannya ke dalam tas ranselku. Aku berjalan menuju gadis yang selalu mengganggu pikiranku ini. Menarik tangannya cepat sampai membuat dia terkejut setengah mati.

"Ikut aku!" kataku. Gadis nerd itu hanya membuka mulutnya terkejut. Tidak bedanya dengan semua pelanggan di cafe ini, menatap kami bingung. Tak kupedulikan tatapan mereka, aku segera menarik tangan si gadis nerd ini sampai ke samping cafe yang lumayan sepi.

"Kenapa kau selalu menggangguku hah!?" teriakku.

"Hah?"

Tbc

Bagaimana? Wkw

DAMN!? my mate is a NERD!! (KELVIN D. FRANKLIN)Where stories live. Discover now