Part 6

262K 15.3K 544
                                    

Flo's POV

I don't believe this!

Kelvin tersenyum padaku! Astaga, tersenyum! Baru kali ini aku melihat senyuman dari wajah super flat-nya itu. Dan aku tak percaya jika senyumannya itu memberikan efek luar biasa tuk kesehatan jantungku.

"Kenapa? Apa kau baru pertama kali melihatku tersenyum?" tanya Kelvin tiba-tiba. Aku menggeleng spontan. Kemudian aku mendengar Kelvin terkekeh pelan sampai-sampai membuat Deira menoleh ke belakang.

"Kak Kelvin terkekeh? Perkembangan pesat! Aku tak pernah mendengar itu sebelumnya," kata Deira melihat ke arah Kelvin dengan memicingkan matanya. Kelvin mendengus kesal lalu kembali melihat ke arah jalanan kota.

Yang benar saja?! Aku tidak menyangka kalau Kelvin benar-benar pria es! Dengan keluarganya saja dia irit ekspresi.

"Kak Flo, apa kau tidak nyaman tanganmu digenggam terus oleh kak Kelvin begitu?"

Seketika itu juga Kelvin melepaskan tanganku dan melipat kedua tangannya seperti tidak terjadi apa-apa. Aku dan Deira hanya melihat satu sama lain dengan pandangan yang sulit ku artikan. Setelah itu Deira kembali menghadap ke depan sambil cengigisan tak jelas. Tuan Sean juga begitu. Ternyata, keluarga Franklin ini sama saja dengan keluarga yang lainnya.

Aku kembali iseng-iseng menolehkan kepalaku ke belakang untuk melihat keadaan Melvin. Keringat yang keluar dari dahinya semakin hebat saja. Awalnya dia memejamkan matanya rapat-rapat tetapi setelah itu dia membuka matanya spontan sampai membuatku sedikit menjerit.

Demi apapun aku tak percaya ini! Mata Melvin berubah menjadi merah!

"Anu.. Tuan Sean.. Maaf, Melvin.." ucapku ketakutan. Sungguh, tubuhku bergetar karena baru kali pertama aku melihat mata berkobar seperti darah itu. Aku juga heran, kenapa kami tak sampai-sampai juga? Apakah sejauh itu rumah keluarga Franklin? Dan ini perasaanku saja atau memang kenyataan kalau kami semakin jauh saja dari pusat kota?

Tuan Sean melihatku dari kaca mobilnya setelah itu dia menghembuskan nafas berat. Kelvin juga menoleh ke belakang dan setelah itu dia menggeleng-gelengkan kepalanya. Kenapa?

"Pa, menepi dulu. Kelvin rasa dia sudah mencapai batasnya. Hampir setengah tahun dia tidak meminum obatnya," kata Kelvin membuatku bingung setengah mati. Melvin sakit apa?

"Astaga anak itu benar-benar memaksakan diri," ucap Tuan Sean itu sambil menepikan mobilnya ke pinggir jalanan sepi. Setelah itu tanpa dikomando lagi, Kelvin menarik pergelangan tanganku dan membawaku keluar dari mobil. Sedangkan Deira, Melvin dan Tuan Sean masih di dalam.

Kami sudah berada di jalan menuju perbatasan antara kota dan hutan yang menyeramkan itu. Aku bingung, kami mau kemana? Setahuku, tidak ada yang berani masuk ke dalam hutan itu sebelumnya. Apalagi hari sudah mau gelap. Astaga, aku takut. Mau dibawa kemana aku sebenarnya?

Aku menoleh ke arah Kelvin yang masih setia mengenggam tanganku. Tetapi dia mengalihkan kepalanya ke arah yang lain. Kami dalam posisi dekat tapi tidak saling berbicara, apakah ini yang dinamakan canggung moment?

"Kelvin," panggilku pelan. Dia pun akhirnya menolehkan kepalanya padaku. Walaupun ekspresinya sama saja. Datar!

"Melvin sakit apa?" tunjukku ke arah mobil yang bergeming di belakang kami. Aku tidak bisa melihat apapun dengan jelas yang terjadi di dalam sana, karena kaca mobil Tuan Sean itu terlalu gelap.

"Epilepsi," jawab Kelvin tak acuh.

Hah?! Epilepsi? Penyakit yang kejang-kejang terus mengeluarkan busa dari mulut itu?

"Serius?"

Kelvin mengangguk, "Kau tak percaya?" tanya Kelvin membuatku sontak terdiam. Aku baru sadar kalau jarak sedekat ini ketampanan Kelvin bertambah berkali-kali lipat. Pantas saja dia jadi idaman wanita dan pria most wanted di kampus.

DAMN!? my mate is a NERD!! (KELVIN D. FRANKLIN)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon