.Part 2

358K 16.8K 776
                                    

Hai :) cast utk Flo aku pilih Saoirse Ronan, gak tau mau cast apa ;( mau bayangin yg lain jg gak apa2 kok :D happy reading^^

****

"Kenapa kau selalu menggangguku hah?" teriakku. Aku baru sadar kalau matanya itu sangat indah. Berwarna turquoise terang. Wow, ada juga sesuatu yang menarik di dalam tubuh gadis nerd ini.

"Hah?" Mulutnya menganga. Dia terlihat bingung melihatku. Aku baru sadar kalau sedari tadi tanganku belum terlepas dari pergelangan tangannya. Secepat kilat, aku melepaskan tanganku daripada bersentuhan dengan gadis nerd ini membuat tubuhku seperti tersengat listrik.

"Aku bertanya padamu, kenapa kau selalu mengangguku!?" tanyaku kesal. Gadis nerd itu semakin mengerutkan dahinya. Menyebalkan, apa dia pura-pura bodoh atau apa huh!?

"Saya tidak pernah mengganggu anda, maaf." katanya sangat pelan. Dia bicara sambil menundukkan kepalanya. Lama-lama aku geram melihat tingkah gadis nerd di depanku ini. Bisa tidak dia melihat lawan bicaranya? Itu tidak sopan kalau terus menunduk seperti itu!!!

Refleks aku mendongakkan wajahnya dengan kedua tanganku, "Kalau sedang bicara dengan seseorang, tatap matanya! Dasar gadis Nerd!" ucapku. Aku pun pergi meninggalkan dia karena terdengar klakson mobil tak jauh dari kami berdiri. Entah bagaimana reaksi wajahnya saat aku bilang Nerd tadi. Aku tidak peduli, biarkan saja. Lagipula ini adalah pertemuan terakhir aku dengannya. Aku jamin.

"Siapa tadi kak? Kau memarahinya ya?" tanya Dei saat aku masuk ke dalam mobil lewat pintu depan. Melvin juga sibuk memperhatikan kami daritadi, sedangkan aku, aku hanya melihat si gadis nerd itu masih terpaku karena ucapanku tadi. Itulah akibatnya, jangan menggangguku!

"Bukan siapa-siapa, hanya seseorang yang menggangguku tiap hari." kataku asal.

"Alasan." kata Luc. Aku berdecih tidak menghiraukannya.

"Tapi sepertinya, kau yang mengganggu gadis itu Kelv." kata Melvin menimpali.

Deira mengangguk, "Ya ya, Dei setuju dengan Kak Melvin!!" serunya.

"Diamlah, ayo pulang!" kataku kesal. Kedua adikku itu menaikkan bahunya lalu kembali sibuk dengan urusan masing-masing. Melvin sibuk melajukan mobilnya sambil bernyanyi mengikuti suara musik, sedangkan Deira dia sibuk bermain game di handphone-nya. Bahkan Deira sudah berbaring di belakang. Kebiasaan.

Sesampainya di kawasan rumahku yang terpisah dari pemukiman warga karena jalanan menuju rumah kami semuanya hutan lebat. Heran juga, kenapa Papa mendirikan rumah sebesar itu di tengah-tengah hutan? Aneh kan!? Pasti banyak orang tidak sadar kalau di dalam hutan ini ada rumah yang begitu mewah.

Melvin segera memarkirkan mobilnya masuk ke dalam garasi. Setelah mematikan mesin mobil, kami bertiga serempak keluar. Papa belum kembali dari kantornya, sedangkan Mama lagi asyik nonton televisi sambil memakan cemilan. Kasihan juga Mama, beliau ingin bekerja tapi tidak diperbolehkan Papa. Jadi menganggur saja, full jadi ibu rumah tangga. Tapi waktu itu Papa bilang ingin mendirikan usaha butik khusus untuk Mama, ku doakan semoga Papa benar-benar membuktikan omongannya.

"Mama!!" seru kedua adikku itu langsung menghampiri Mama di sofa. Melvin memeluk lengan Mama sebelah kanan sedangkan Deira di sebelah kirinya. Kalau aku hanya duduk di single sofa di sebelah mereka duduk. Sofa ruang keluarga ini berbentuk L. Satu sisinya pendek dan satu sisinya panjang.

"Bagaimana kuliah kalian hari ini?" tanya Mama seperti biasa. Seandainya si gadis Nerd itu secantik Mama, pasti aku mau. Kalau bisa wajahnya persis seperti Mama. Ohh, No! Jangan-jangan aku mengidap mother complex?!

"Begitu-begitu aja, Ma. Gak seru. Dosennya nyebelin, masa' Melvin tidur di marahi sih." jawab Melvin masih bergumul di lengan Mama. Sejujurnya aku tidak mengerti maksud ucapannya itu. Soalnya di antara kami bertiga, Melvin lah yang paling jago bahasa Indonesia.

DAMN!? my mate is a NERD!! (KELVIN D. FRANKLIN)Onde histórias criam vida. Descubra agora