Popcorn《 hmh 》pt. 1

91 8 0
                                    

Notice:

If you are going to watch this movie, don't forget to bring your plus one, fellas!!!

**

note: used to be a story from my another book. Happy reading!!

**

Hwang Minhyun menutup pintu mobilnya tergesa, hari ini salju turun, tidak deras tapi cukup membuat sekujur tubuhnya menggigil meskipun ada dua lapis jaket dan shawl yang meilitnya.

Netranya sibuk mencari keberadaan seseorang setelah tubuhnya ia bawa masuk ke dalam sebuah cafe dipinggiran kota.

"Minhyun!"

Sebuah suara mengintrupsi. Dibawa langkah panjangnya itu menghampiri si pemilik suara.

"Maaf membuatmu menunggu lama, sir!"

Tanpa basa-basi Minhyun mendudukkan dirinya sementara si lawan bicara menanggapi dengan kibasan tangan, "tidak lama kok, cukup untukku membuat satu lagu tadi."

Seulgi terkekeh mendengar jawaban Hwang Minhyun, si genius musik yang tidak sengaja ia kenal saat penerimaan mahasiswa baru.

"Jadi?" Minhyun bertanya setelah kembali dari counter minuman.

Tumben sekali kakak tingkatnya ini mengajaknya bertemu.

Seulgi menutup laptopnya dan tampak berpikir meskipun masih menutup mulutnya rapat-rapat.

Sementara Minhyun diseberangnya masih duduk tenang, berbalik dengan Seulgi yang agak ragu meskipun hanya untuk bergumam.

"Anu, Hyun..."

Seulgi membenarkan duduknya, sedikit tegap dan condong ke depan.

"Jadi aku ada sedikit masalah."

Seulgi akhirnya membuka suaranya, meskipun amat pelan dan berhati-hati.

Matanya menelisik ke kanan dan ke kiri memastikan tidak ada yang mendengar pembicaraanya.

Minhyun yang mengamati gelagat itu tanpa mengikuti apa yang dilakukan Seulgi.

"Masalah apa?" Minhyun berucap mengikuti nada bicara Seulgi yang agak berbisik.

Kakak tingkatnya itu masih tampak ragu untuk melanjutkan, Minhyun jadi berpikir apa mungkin Seulgi ingin meminjam uangnya? Atau parahnya mungkin Seulgi saat ini sedang jadi buronan?

"Malam ini ada acara?"

Minhyun nampak berpikir sebelum akhirnya menggeleng.

Dipikirannya masih mengingat berapa jumlah uang direkeningnya.

Seulgi mengangguk.

Masih mengingat-ingat, Minhyun mendekat ke arah Seulgi dan berbisik, "aku masih punya simpanan satu juta won, Kak, memang butuh berapa?"

"Hah?"

"Kenapa?"

"Apa?"

"Apanya?"

Seulgi terkekeh menyandarkan punggunya, "yang benar saja, aku kemari bukan ingin meminjam uang."

"Lalu?"

"Pokoknya malam ini datang ke-kemana ya-" Seulgi menggaruk kepalanya pura-pura, "pokoknya datang nanti aku kirimkan alamatnya."

Belum sempat Minhyun menjawab, Seulgi terlebih dulu berlalu melambaikan tangannya dan sebelum membuka pintu cafe, Minhyun membaca gerak kakak tingkatnya itu mengakatan untuk menghubungi secepatnya.

Tanpa berpikir panjang, Minhyun ikut berlalu setelah menghabiskan minumnya, hari ini harusnya ia bertemu dengan Seongwu untuk mengerjakan tugas tapi Minhyun yakin sobatnya itu masih tidur.

Minhyun menuju perpustakaan dengan langkah ringan.

Setibanya ia memilih duduk disisa kursi kosong yang masih terjangkau pandangnya, mendudukkan diri dan mulai mengerjakan tugasnya.

Tak lama sebuah pesan baru masuk.

Dari Kang Seulgi.

Minhyun malah semakin heran sebenarnya kakak tingkatnya itu sedang ada masalah apa.

From Kak Seulgi

Nice to see u again, Hyun! I like ur shawl, looks good on u.








🎬🎬🎬🎬

Kang Seulgi's FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang