Milk Tea 《 jjk 》

378 64 3
                                    

"Siapa lawanmu kemarin?"

Jungkook menundukkan kepalanya dalam, bermain dengan kukunya dan hanya bisa memandang sesekali Seulgi yang bersidekap tangan menatapnya tajam.

Tidak berani membantah ataupun sekedar membela diri.

Saat seperti ini solusi terbaik adalah diam.

"Kim Jungkook."

Dari seberang tempat duduknya, Min Yoongi memutar gelas kopinya yang masih separuh isinya, menjawab pertanyaan Seulgi yang belum sempat diperhatikan Jungkook.

"Jungkook? Kenapa namanya sama?" Seulgi bergumam sebelum menggelengkan kepalanya sadar, "tidak penting, tapi kenapa bisa sampai memar semua begini?"

Kini giliran tangan Seulgi menahan dagu Jungkook dengan jari yang sibuk menelusuri luka membiru dibagian sisi pipi kanan Jungkook, meringis tak sadar seakan lukanya adalah miliknya sendiri.

"Jeon Jungkook dasar ya, kau kan sudah berjanji tidak ikut tanding satu semester ini. Kenapa bandel sekali, sih?"

Jungkook masih menunduk, sedang Min Yoongi yang sudah beranjak dari tempat duduknya menuju counter cafe hanya menahan senyumnya sedari tadi.

Ini memang bukan sekali dua kali Seulgi mengomel soal Jungkook yang diam-diam masih ikut tanding tinju di arena.

Sebelumnya sih tidak pernah ketahuan, hanya malam ini saja kurang hati-hati, jadi Seulgi menyadari bekas biru yang meskipun sudah agak memudar itu.

"Kenapa diam saja?" tanya Seulgi yang masih setiap menatap Jungkook galak.

"Takut dimarahi?"

"Takut dimarahi kenapa malah ikut tanding? Yang benar saja." Seulgi menaikkan nada bicara satu oktaf  tanpa sadar yang membuat Jungkook menyilangkan kedua tangannya takut-takut ia mendapatkan pukulan.

"Pusing sekali pacaran denganmu." Seulgi mendengus pelan, memilih membuka buku menu asal.

Kini giliran Jungkook mendekat, berpindah ke kursi sebelah Seulgi yang tergantung tas besarnya disana.

"Jangan minta putus, ya?"

"Siapa juga yang mau minta putus."

Lagi.

Jungkook memundurkan tubuhnya masih takut jika Seulgi mengeluarkan jurus pukulan saktinya.

Tidak keras, sih. Tapi lumayan membuat nyeri.

Jungkook bahkan lebih trauma dengan cubitan Seulgi di lengannya daripada pukulan bar-bar dari lawannya di ring tinju.

Dasarnya budak cinta ya mau bagaimana lagi.

Masih meminta ampun dengan tatapannya, Jungkook akhirnya bersuara, "sendiku akhir-akhir ini kaku, jadi butuh bergerak."

"Teori darimana?"

Jungkook menggeleng menyentuh lengan Seulgi dengan telunjuknya, "ma'af ya, sayang? Ya?"

Seulgi menepis tangan Jungkook yang semakin gencar menganggu refleks gelinya.

Seulgi berdiri menyahut tasnya yang tak jauh dari Jungkook, sebelum beranjak kembali, Seulgi menyentil dahi Jungkook, "jangan pesan yang ada kopinya nanti tidak bisa tidur, harus istarahat. Aku masih marah, okay?"

Jungkook melambaikan tangannya, "dahdah sayangku, hati-hati di jalan, LOVE YOU MY GIRL!"

Lihat, bahkan sekiranya Seulgi masih marah tetap saja luluh dengan kekasih manisnya itu.

Done.

Kang Seulgi's FanfictionOù les histoires vivent. Découvrez maintenant