Beef Rice Box 《 kth 》

521 68 1
                                    

Taehyung mendongak, meneliti angka di atas kursi kereta yang akan membawanya ke Boston hari ini.

Setelah memastikan nomer yang tertera ditiketnya sama, laki-laki itu duduk meskipun agak kerepotan dengan properti lukis, tas, paper bag dan ditambah kacamata yang dipakainya itu ikut-ikut melorot saat ia menunduk.

Taehyung melirik sekitar tempat duduknya yang cukup lengang, hanya kursi di hadapannya yang mungkin sudah ditempati, karena ada dua tas besar dan sebuah jurnal di atasnya. Sebelum kembali bersandar, Taehyung mencoba membaca jurnal yang terbuka itu, kali-kali ada tertulis rahasia resep krabby patty atau semacamnya.

Kepalanya ia dongakkan kembali, tidak peduli karena tulisan dijurnal itu hanya berisi rumus-rumus yang mana sungguh malas Taehyung mengerti. Ia menyandarkan penuh kepalanya berharap pegal dilehernya itu agak terasa ringan karena ia tidak mungkin bertemu professor dalam keadaan lesu.

Kereta yang ditumpanginya ini termasuk kereta cepat jadi Taehyung berharap ia sampai rumah professornya tidak terlalu malam, ia harus menuntaskan tugasnya dan segera lulus.

Dikira sedikit lapar, Taehyung teringat paper bag yang diberi petugas kereta saat hendak naik tadi.

Ia tidak terlalu memperhatikan apa yang dikatakan si petugas, tapi jika tidak salah dengar, hari ini ada penumpang yang sedang merayakan hari jadi dengan kekasihnya dan membagikan makanan gratis untuk penumpang lain.

Lagi, Taehyung tidak mengerti kenapa hal seperti itu harus dirayakan dan terlebih-membagikan makanan di kereta? Yang benar saja.

Tapi Taehyung tidak peduli, selama gratis dan tidak diberi racun, bagi mahasiswa perantauan macam Taehyung ya senang-senang saja.

Selembar kartu ucapan terselip diantara bungkusan itu, tertulis dengan tulisan tangan yang rapi disana-

Wish u enjoy this simple lunch, have a good day and please pray for my relationship with my boyfriend:)

Taehyung tertawa remeh, "ck! Kekanak-kanakan."

Saat dirinya sibuk membuka paper bag yang ternyata adalah sekotak nasi dengan toping daging, seseorang duduk dihadapannya.

Meskipun tidak peduli, Taehyung tetap memperhatikan orang itu.

Mulutnya masih sibuk mengunyah suapan nasi dengan iris yang tak sengaja mengikuti perempuan dihadapannya.

Matanya agak sembam dan hidung merah yang sangat kentara.

Taehyung berdecak kagum melihatnya, bukan karena kemungkinan perempuan itu habis menangis, tapi kenyataan bahwa ia bertemu dengan seseorang satu negara.

Perempuan itu masih sibuk menyeka hidungnya dan sedikit sadar laki-laki dihadapannya itu memperhatikan sedari tadi.

Sedang Taehyung berusaha membuang mukanya, tapi dengan tatapan penuh selidik dengan kemungkinan-kemungkinan yang berputar di kepalanya.

Dengan tatapan menerawang dibalik jendela, Taehyung tersenyum.

Tatapannya kembali menghadap si perempuan dan kembali lagi menatap ke luar jendela.

Ia bingung harus bersimpati atau malah senang.

Berpikir untuk diam saja opsi yang terbaik, maka Taehyung memutuskan kembali melahap makannya yang entah sejak kapan hanya tersisa bawang bombay dan sedikit daging disela karton yang membungkus makanan itu.

Taehyung terus berdiam- atau berusaha diam karena mulutnya ini gatal sekali ingin bicara.

Setelah timbang-menimbang cukup lama, Taehyung malah semakin tidak sadar jika stasiun tujuannya hanya berdurasi lima menit lagi.

Ia harus bersiap-siap turun.

Tangannya sibuk merapikan barang bawannya.

"Noon-nim?"

Panggil Taehyung dengan suaranya yang tidak sengaja pecah karena saking gugupnya.

Perempuan dihadapannya mendongak menatap Taehyung dengan mata yang sedikit berair.

Antara bingung dan kaget, perempuan itu masih menunggu laki-laki itu membuka suaranya lagi.

Si perempuan cukup pusing memikirkan bagaimana orang asing yang duduk kerepotan dengan barang bawaan itu menyapa dengan bahasa ibunya.

"Aku menikmati rice box-nya, dan aku juga akan berdo'a untukmu, entah kau kembali dengannya atau menemukan yang baru."

Taehyung memberi jeda pada kalimatnya dan memilih menatap si perempuan patah hati yang memberikan tatapan bingung ke arahnya, Taehyung terkekeh kembali dan menyelesaikan kalimatnya, "duluan ya kak Seulgi, semoga harimu juga menyenangkan!"

Lebih dari sepuluh menit semenjak laki-laki tadi menepuk pundaknya, Seulgi masih mencerna dan semakin bingung dengan ucapan laki-laki tadi.

Ia mungkin maklum orang tadi berbicara fasih dengan bahasa Korea.

Tapi bagaimana ia tahu yang membagikan rice box adalah Seulgi?

Seulgi masih tidak mengerti, rasanya ingin menangis saja lagi, kepalanya terlanjur pusing.

Sampai sebuah pesan baru masuk di ponselnya.

Nomer tidak terdaftar dikontaknya.

From: xxxxxxxxxxx

Kak Seulgi jangan berdo'a bertemu aku lagi ya, takutnya nanti aku yang jadi orang baru untukmu.

Seulgi semakin tidak mengerti.

Hari ini aneh sekali.

Apa tidak cukup dia diputuskan kekasihnya?

Di hari yang sama dengan hari jadi mereka yang ke empat.

Dan terlebih semua makanan yang sudah disiapkan untuk dibawa pergi piknik dengan kekasihnya itu.

Oops, atau mungkin mulai sekarang Seulgi harus memanggilnya mantan kekasih.

Tuh kan Seulgi jadi menangis lagi.

Seulgi masih meraung menahan tangisnya tanpa sadar pesan baru masuk.

From: xxxxxxxxxxx

Aku tidak menyangka bertemu denganmu setelah dua jam yang lalu kak Yoongi mengirimku pesan jika ia harus kembali ke Korea dan harus putus denganmu

From: xxxxxxxxxxx

Aku tidak yakin kamu masih mengingatku, aku Taehyung, Kim Taehyung, adik tingkatmu dan teman satu studio di Daegu kak Yoongi

From: xxxxxxxxxxx

Kusarankan berhenti menangis karena kakak masih di kereta, jangan merepotkan teman kakak untuk menjemput jika kakak sendiri yang teledor sampai kelewatan stasiun.

From: xxxxxxxxxxx

Kumohon berhenti menangis dan ya pokoknya jangan berdo'a bertemu aku lagi, hehe.

Done.

Kang Seulgi's FanfictionWhere stories live. Discover now