Baby's bread《 kth 》

746 89 1
                                    

"Sejak kapan kamu merokok?"

Taehyung mendongak, ia tahu pertanyaan itu ditujukan untuknya. Alih-alih menjawab, ia tersenyum kemudian beranjak dari tempat duduknya, berlalu mematikan bara diujung putung rokoknya sebelum membuang gulungan tembakau-yang panjangnya tinggal lima senti itu asal.

"Hello, girl."

Tak mengindahkan pertanyaan gadis yang baru disapanya itu, Taehyung lebih memilih memantik korek, sedang di antara celah bibirnya, satu gulungan tembakau tersemat begitu apik yang ia apit dengan jari telunjuk dan jari tengahnya.

Seulgi, gadis itu mengibas-ibaskan tangannya ke udara, kala Taehyung berhasil meniupkan kebulan asap pertamanya. Ia menatap jengkel Taehyung yang masih asik dengan putung rokonya.

Tak ingin ambil pusing karena Taehyung masih terus mengabaikannya. Gadis bersurai legam itu memilih duduk di tepian ranjang milik Taehyung, tentunya setelah memungut sisa rokok yang sempat dibuang asal Taehyung tidak ada dua menit yang lalu itu.

Seulgi mendengus kesal, niat awalnya untuk berkunjung ke flat milik adiknya itu berubah menjengkelkan tiba-tiba entah mengapa.

Entah beberapa kali, netra milik Seulgi melirik Taehyung yang masih bersandar di pinggiran balkon kamarnya.

Sepuluh menit berlalu, dan selama itu pula pandangannya teracak, mengarah ke layar ponselnya, ke arah Taehyung, ke ponselnya lagi, dan begitu seterusnya sampai ia menyadari Taehyung banyak berubah, tapi tetap saja menawan.

Inilah yang Seulgi benci, ia tak begitu paham bagaimana ia masih saja mengagumi sosok seorang Kim Taehyung yang jelas-jelas sekarang berstatus menjadi adiknya.

Ia membenci bagaimana sedari tadi ia mengamati Taehyung yang pipinya semakin tirus, rambut merah menyalanya yang sangar, headband hitam yang terlilit hampir sempurna sampai jaket jeans putih yang seingat
Seulgi adalah pemberian darinya tiga tahun yang lalu.

Seulgi ingat betul, dua minggu yang lalu ia bertemu dengan Kim Taehyung-yang rambutnya masih bewarna hitam yang sedang berkencan dengan wanita ber-heels tujuh senti dan makeup tebal tiga lapis yang sialnya berhasil membuat mood Seulgi kacau hampir tiga hari tiga malam itu.

Sementara Taehyung, laki-laki itu masih betah di balkon, berusaha menikmati setiap kepulan asap yang ia ciptakan sendiri.

Atensinya terganggu sejak kehadiran gadis yang tengah mengenakan sweater abu-abu bergambar beruang dengan rok tenis di atas lutut bewarna senada. Dan benar saja, kepala Taehyung berputar kala Seulgi mengeluarkan suaranya.

"Ya?"

Meski saling menatap satu sama lain, tapi Taehyung cukup mengerti jika gadis itu sedang berbicara dengan seseorang disambungan ponselnya.

"Dirumah Taehyung."

Taehyung mendecih pelan.

Ia lalu membuang mukanya, meski telinganya masih ia arahkan tepat disetiap perkataan Seulgi sampai gadis itu memutuskan berdiri berlalu menghampiri Taehyung yang entah mengapa semakin menghembuskan asap rokoknya kasar.

Taehyung membuang mukanya jauh ke arah jalan aspal yang tak begitu ramai.

Ia bisa mendengar tangan Seulgi merogoh ke dalam tasnya. Membuat suara rusuh yang membuat Taehyung dengan repot melihat apa yang tengah gadis itu cari. Penasaran.

Tak lama ia merasakan sesuatu mendarat di atas perutnya.

"Aku pulang dulu, makan itu, murah sih, tapi lebih enak daripada benda sialan dimulutmu itu, Tae."

Seulgi berbalik setelah menyelesaikan kalimatnya dalam sekali tarikan nafas, namun terhenti kala suara bariton milik Taehyung menggema,

"Terimakasih atas perhatianmu, mantan kekasih."

dan sesaat mengisi sesuatu yang hampa di poros hatinya yang tak terlihat.

Sementara ditempatnya, Taehyung lebih memilih untuk membuka bungkusan roti bayi kesukaan kakak tirinya itu.

Done.

Kang Seulgi's FanfictionWhere stories live. Discover now