Gigolo Biseks Simpanan Mama (2)

6K 15 0
                                    

Ilustrasi: Leo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ilustrasi: Leo


Dasar nakal banget adik perempuanku itu. Dia bahkan bercerita sempat iseng mengambil penggaris dan mengukur kontol Leo saking demennya sama kontol tuh gigolo! Memang maniak tuh si Erica! Tetapi, aku sayang banget sama dia. Kami bertiga semua memang dekat satu sama lain. Kami juga terbiasa memanggil nama langsung tanpa embel-embel ‘Mas’ atau ‘Mbak’ agar hubungan kami makin dekat dan santai. Begitu juga antara aku dan Evan.

Mendengar cerita si Erica tentang kontolnya si Leo sebenarnya membuatku penasaran juga. Eits, jangan salah sangka dulu, men! Aku bukan gay, ya! Jelas-jelas aku cowok straight. Hanya saja, mendengar ukuran kontol orang sampai 28 cm kan jelas bikin aku yang sama-sama cowok penasaran. Jangankan aku, semua cowok juga akan penasaran, kan? Gila aja kontol bisa segede itu!

Selama ini kupikir kontolku udah paling gede. Panjangnya sekitar 20 cm. Harusnya susah lho cari kontol sepanjang punyaku ini di Indonesia. Ternyata, punya si Leo malah lebih gila! Sampai 28 cm, men! Selisihnya 8 cm dari punyaku. Ambil penggaris deh! Liat dari titik 0 sampai 28 cm! Panjang banget kan ukuran segitu! Meski penasaran, enggak mungkin kan aku permisi ke dia buat liat kontolnya. Gila aja! Enggak usah, ya! Mau di mana mukaku ditaruh nanti? Leo pasti mikir aku aneh dong! Pernah sih kepikiran buatku untuk ngintip dia saat ngentot dengan Mamaku atau si Erica. Tapi, males ah! Ngapain juga ngeliat saudara kandung sendiri ngentot. Enggak ada seru-serunya! Entar aku jadi incestlagi. Bikin berabe aja!

Namun, yang namanya rezeki emang enggak kemana. Waktu itu malam hari, hampir subuh malah. Aku baru pulang. Biasa lah, aku baru pulang dari klub setelah menghabis-habisin duit Mama. Semua orang udah tidur kayaknya. Kerongkonganku rasanya kering banget. Karena haus, aku langsung ke dapur, ingin mengambil minuman dari lemari es. Pas aku sampai di dapur, aku terkesima. Kulihat Mama sedang berbaring telentang di atas meja makan kami! Pakaian atasannya terbuka, memamerkan buah dadanya yang masih kencang dan mulus. Sementara bagian bawah tubuhnya tak mengenakan penutup apa-apa. Sekitar memek Mama yang penuh jembut lebat kulihat belepotan cairan putih kental sampai ke perutnya. Banyak banget! Mama tak sadar dengan kehadiranku karena saat itu dia sedang memejamkan matanya sambil mendesah-desah. 

“Ahhh…. Enak banget, Leo…” katanya dengan suara mendesis. 

 

 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Rupanya, dia baru aja dientot sama si Leo di atas meja makan malam itu. Aku segera mengalihkan tatapanku dari tubuh Mamaku yang mengangkang itu. Aku tidak mau jadi awkward kalau Mama tahu aku baru melihat tubuhnya terlentang manja penuh pejuh setelah dientot sama gigolo muda piaraannya itu. Bisa berabe nih! Pandanganku segera aku alihkan ke lemari es. Saat menatap ke arah sana, aku kembali kaget. Di sana berdiri si Leo. Dia tak mengenakan pakaian apapun menutupi tubuhnya. Badannya yang tinggi dan kekar berotot itu polos tanpa sehelai benang pun! Dia sedang menenggak coca-cola dari botol yang baru saja dia ambil dari lemari es. Mataku langsung menatap ke arah kontolnya… Gila, men... Si Erica sama sekali enggak bohong… Di selangkangannya, kulihat sebatang kontol dengan ukuran luar biasa besar sedang mengacung tegak ke atas, mengkilap karena belepotan spermanya sendiri kayaknya. Batangnya bukan hanya panjang, tetapi juga gemuk! Segemuk botol coca-cola yang sedang dipegangnya mungkin! Panjang banget deh! Kepala kontolnya yang kemerahan seperti jamur pun melewati pusarnya. Batang gemuk itu penuh urat-urat. Aku sampai melotot melihatnya. Kupandangi kontol itu dengan teliti. Ckckck… Sadis…

“Baru pulang, Than?” kata Leo menegurku.

Dia sudah menyadari kehadiranku rupanya. Aku segera menolehkan pandanganku dari kontolnya. Gawat kalau dia tahu aku sedang serius mengamati detil kontolnya itu!

“He eh… Iya,” sahutku sambil mengangguk grogi. 

Untung saja lampu di dapur itu bernyala redup. Kalau terang benderang, pasti Leo bisa mengetahui kalau wajahku sedang bersemu merah saat itu. Malu bukan main deh aku... Mamaku yang sedang berbaring lemas diatas meja makan tiba-tiba melompat bangun. Dia sibuk mencari-cari roknya untuk menutupi bagian bawah tubuhnya yang terbuka. 

“Eh, Ethan...” kata Mama dengan ekspresi malu. “Udah lama kamu datang?”

“Baru aja, Ma…” sahutku datar agar suasana tidak makin awkward. 

Aku beraksi seperti tidak terjadi apa-apa di situ. Segera kuambil minuman dingin dari lemari es. Tubuh Leo yang berkeringat tepat di sampingku. Meski berkeringat, tubuh tingginya yang berotot dan berkulit putih mulus itu tetap wangi karena bau parfum mahal yang dia kenakan tiap hari. Saat mataku melirik ke arah dalam lemari es untuk mencari minuman, kusempatkan untuk melirik sekali lagi ke arah batang kontol Leo. Kali ini, aku bisa melihatnya lebih jelas karena ada bantuan penerangan dari lampu lemari es. Gila! Bagus banget bentuk kontolnya, pikirku…

Setelah mendapatkan minuman dingin, aku segera meninggalkan dapur. Tinggal lah Mamaku dan Leo di sana. Aku tak tahu apakah mereka masih melanjutkan lagi permainan cabul mereka atau tidak. Yang pasti, sepanjang jalan menuju kamarku, pikiranku dipenuhi dengan kontol si Leo yang luar biasa itu.

“Gila! Gila! Gila” rutukku dalam hati. 

Kok aku bisa mikirin kontol punya cowok lain sih? Ada apa denganku ini? Akhirnya, malam itu aku susah untuk tidur. Setelah membalik-balikkan badan beratus-ratus kali di atas ranjangku yang empuk, baru lah aku bisa tertidur. Itu pun setelah jarum jam menunjukkan pukul empat pagi. Sebentar lagi pagi menjelang.


[ … ]

KUMPULAN CERITA PANAS by Roberto GonzalesWhere stories live. Discover now