3

172 17 1
                                    

Kehidupan Elena di sekolah pun tak seindah itu. Fisiknya yang lemah menjadikannya kerap dirundung oleh siapa pun.

Mengidap penyakit asma, tidak bisa melawan. Lengkap sudah.

Sekarang Elena juga mengerti kenapa ia bukan anak kandung kedua orang tuanya. Sebab, ia mengidap asma sedangkan tidak ada siapa pun di keluarganya yang mengidap asma. Lucu sekali.

Lucu, kan?

"Elena."

Gadis itu menoleh ke belakang, terlihat Samuel berjalan ke arahnya hingga membuat Elena tidak mampu bergerak. Tidak, tidak, tidak. Bayangan singkat tentang hari itu membuatnya takut, padahal sudah satu minggu berlalu. Ditambah, Sang Ayah juga melakukan hal yang sama padanya di malam kelam itu.

"Elena." Samuel sudah berdiri di hadapannya.

"Kerjain tugas gue, nih." Samuel menyerahkan sebuah buku padanya.

Daripada pacar, Samuel terlihat lebih menganggap Elena seperti kacungnya. Tapi, dulu Elena memang mencintai Samuel hingga entah bagaimana cintanya terbalas. Sampai suatu hari segala hal membuatnya sadar bahwa Samuel sebenarnya tidak waras.

Samuel itu ... lebih dari gila.

Samuel berdecak dan melempar buku itu pada Elena karena gadis itu tak kunjung mengambil bukunya. "Pokoknya kerjain, siang ini dikumpulin."

Sesaat, Samuel memperhatikan tingkah laku Elena yang terus menunduk dalam lalu bertanya dengan suara kecil, "Eh, lo gak hamil, kan?"

Elena meremat buku milik Samuel di tangannya dan menggeleng kaku. "Bagus, deh." Dengan itu, Samuel menyingkir dari hadapannya.

Gadis itu beralih meremat dadanya yang sesak. Ia nyaris kehilangan napas jika tidak segera mengambil inhaler dari dalam tasnya. Namun, kedatangan perundungnya membuat risiko kehilangan napas mungkin saja terjadi karena inhaler yang belum sempat ia pakai itu direbut dan dioper-oper seperti mainan oleh gadis-gadis itu.

Dengan napas tersendat dan susah payah, Elena berusaha menggapai inhaler-nya yang sedang dibuat mainan itu. "Balikin," ucapnya sambil mengulurkan tangan.

"Nih ambil, nih!"
"Coba ambil aja kalo bisa, hahaha!"

Elena duduk bersimpuh, ia memohon pada gadis-gadis itu sambil menyatukan kedua tangannya. "Aku mohon, balikin ...."

Beruntung, seorang guru yang melintas membubarkan gadis-gadis itu dan membiarkan Elena mengambil dan memakai inhaler-nya.

"Kamu gak apa-apa, Elena?"

Elena mengangguk. "Ini buku kamu, bukan?"

Gawat ... buku Samuel rusak ....

if the world is cryingWhere stories live. Discover now