005 - Memikirkan Dia

565 76 10
                                    

- - -

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

- - -

Kerajaan sains mendapatkan balon udara. Ada tiga orang yang bisa naik ke balon udara pertama di dunia batu itu. Senku dan Ryusui sudah pasti karena mereka berdua lah yang paling mengerti tentang hal angin dan teknisi. Sedangkan satu orang lagi, adalah Chrome. Yang berlari selama dua hari demi bisa naik ke balon udara, dimana untuk pertama kalinya dia melihat manusia bisa terbang ke atas.

Pagi-pagi buta itu adalah angin yang sangat cocok untuk mereka naik. Jadi semua orang berkumpul disana dengan rasa penasaran mereka.

"Gen" Senku menghentikan langkah Gen. "Tolong awasi mereka" ucap Senku dan menepuk pundak mentalis itu.

"Kenapa aku?"

"Kau yang cocok di tugas ini mentalis. Bukankah kerjamu selalu menempeli orang-orang?" Seringai tipis menggambarkan wajah Senku.

Gen menutup matanya sambil terkekeh miris "menempeli? Kata-katamu buruk sekali Senku-chan" ujarnya.

Tiga orang itu sudah bersiap. Api balon udara sudah dinyalakan.

Perlahan benda itu naik ke atas.

"Kita...KITA MELAYANG...HEBAT!!"

Senku dan Ryusui tersenyum melihat Chrome yang begitu bangga dengan sains yang bisa menyakinkan manusia bahwa bumi itu bulat. Senku mengenang bagaimana dulu dia di dunia modren terbang bebas dengan benda yang bernama pesawat. Bahkan Ryusui memiliki helikopter pribadi untuk kesenangannya.

Ah benar, Senku teringat jika dia pergi. Yang menjadi pemimpin orang-orang di lokasi Goa Tsukasa adalah Gen. Senku melihat ke bawah, disana Gen masih setia memandang balon udara mereka. Wajah mentalis itu terlihat santai, yah itu sangat biasa.

Dan mata mereka bertemu.

Gen tersenyum dan melambai padanya.

Senku merunduk.

Sial jantung lagi!

Lagi lagi dia merasa aneh.

"Ada apa Senku? Emosional?" Tanya Chrome.

"Tidak" nada suaranya lemah dan bergetar "hanya debu masuk saja" ujarnya. Dia kembali berdiri dan menggosok matanya seolah itu benar.

Balon udara itu semakin menjauh dari lokasi awal mereka. Senku menghela nafasnya, dia kembali menikmati angin dan sebentar lagi akan sederajat dengan arus burung terbang.

Tapi belakangnya terasa merinding.

Mungkin hanya perasaanya saja.

[✓] Alexithymia - SenGenWhere stories live. Discover now