02

264 18 0
                                    

.
.
.
Happy reading

Seminggu telah berlalu dari kedatangan Carel keindonesia. Dan selama itu pula Leon mencoba untuk dekat dengan Carel namun tak membuahkan hasil.

Yang ada Carel tetap cuek dan dingin. Tak ada tanggapan jika dia sedang berbicara dengan abangnya. Jangankan tanggapan, dia menoleh ke Leon saja tidak.

Fokusnya itu hanya pada layar laptop. Dan selama seminggu tinggal disini juga Carel disibukan dengan berkas dan laptop, mitting dll. Sejenis pekerjaan kantor, begitulah terus terulang.

Tak ada waktu baginya hanya sekedar menanggapi rengekan dan obrolan unfaedah dari Leon. Tak hanya Leon, adik-adik nya yang lain juga ingin mendekatkan dirinya kepada Carel dan itu sama sekali tak berhasil.

Malah yang ada mereka terlalu takut untuk mendekatkan diri dan berinteraksi dengan abang pertama mereka. Karena jujur, auranya itu tak bisa dibohongi. Pasti jika mereka berdekatan mereka akan merasakan sesak, bukan bukan karena mereka mempunyai penyakit sesak nafas. Tapi karena wajah dan aura dari sang abang.

Ayunda saja yang teman bermain nya sewaktu kecil tak berani, apalagi mereka yang mempunyai mental kerupuk.canda.

Lavas saja yang dingin dan seram masih tak berani kepada abang pertamanya. Dah lah yang enak mah abang nya yang memulai duluan. Tapi sampai sekarang tak ada pergerakan dari pemuda dingin itu.

Dan saat ini terjadi keheningan diruangan keluarga Adipta. Dengan berkumpul dan kesibukan masing-masing. Ada yang bekerja, belajar, menonton, dan bermain game.

Mereka disibukan dengan kegiatan masing-masing sampai lupa mereka berada dimana dan lupa waktu.

"Carel duluan." Suara bariton milik Carel menggema di ruang keluarga yangs sunyi itu.

Serentak mereka menoleh semua dan ada satu orang yang memiliki tubuh mungil diantara yang lainnya. "Abang... Leon ikutt" rengek Leon kepada abangnya.

"Gak." Jawab Carel dan pergi menuju kamarnya menggunakan lift.

"Sabar sayang, kamu harus terus berusaha supaya abang kamu luluh hm?" Ucap Lea menenangkan.

"Iya bunda." Balas Leon.

"Adek mau tidur sama abang gak?" Tawar Calvin kepada adik bungsunya.

"Emmm... Mauuu!" Sorak Leon semangat, melupakan kesedihannya.

"Yaudah ayo." Ajak Calvin.

"Gendong~" ucapnya dan merentangkan kedua tangan mungilnya.

"Utu utu manjanya" ucap Calvin kegemasan.

"Abang ikut ya dek?" Tanya Caviel.

"Ayoo" balas Leon.

Dan akhirnya mereka memutuskan tidur dikamar Calvin, dengan Leon ditengah dan disisi kiri Calvin sedangkan disisi kanan Caviel.

Paginya semua berjalan dengan lancar. Mereka pergi ke tujuan masing-masing. Carel pun sama dia menuju kantor nya karena ada meeting di jam 8 nanti.

Setelah menyelesaikan meeting nya Carel keruangan miliknya untuk mengecek berkas, mendatangani, dll. Saat sedang sibuk dengan acara mendatangani tiba-tiba handphone nya berbunyi tanda jika ada panggilan masuk.

ABANG SEASING ITUKAH? (Tidak Dilanjutkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang