09

113 7 0
                                    

.
.
.
Happy reading


Di sebuah bangunan lama yang masih kokoh berdiri di tengah hutan lebat. Berdiri tegak pemuda dengan mata tajam nya dan tubuh tegap kekar milik pemuda itu.

Berdiri dengan tatapan datar oleh mata tajamnya. Serta hawa dingin dan mencekam yang berasal dari dirinya yang kini tengah menyeringai kejam dengan sabit digenggaman tangan kanannya.

"Takdir, mempertemukan kita dalam keadaan yang berbeda sayang... Apa kau masih mencintai ku hmm?" Ujar nya dengan tatapan sendu tapi dengan nada yang mengerikan bagi yang mendengarnya.

"Selamat datang di dunia ku yang sekarang. Uuhh... betapa beruntungnya kau bisa masuk lagi kedalam hidup ku, hidup yang dengan penuh siksaan haha..." Kekehan kejam berhasil lolos lagi dari bilah tipis seksi itu.

"Apa kau mau bersenang-senang dengan ku?" Ucap nya menggoda.

Bawahan yang dia tugaskan diruangan itu kini tengah bergidik ngeri melihat tingkah sang majikan. "Wujud malaikat berjiwa iblis.." batin salah satu dari mereka.

"M-mau apa kau brengsek? Jangan menyentuh ku dengan tangan kotor mu itu!" Tekan orang yang kini tengah bergetar ketakutan oleh sosok dihadapannya saat ini.

Mereka adalah sepasang kekasih dulu. Dan kini hanya musuh dengan status yang mereka hiraukan. Dulu, mereka adalah sepasang kekasih dengan hubungan yang sangat membuat iri para kaum jomblo.

Sepasang pria, yah pria. Mereka ini sepasang pria dengan keharmonisan nya dulu. Dan setelah kejadian itu dimana pemuda pemilik mata tajam itu harus kecewa dengan kekasihnya yang mana membuat dia tenggelam dengan trauma seorang diri, yah hanya seorang diri.

"Mari kita mulai~"

***

Di ruang tamu megah dan mewah milik keluarga Adipta, kini tengah ramai keluarga yang berkumpul dengan lengkap. Para cucu dan putra-putri nya.

Kini ramai dengan canda tawa dari mereka. Cerita, dan berbagi pengalaman. Seru, ramai, hangat itu yang terjadi saat ini. Tak ada raut dingin, datar, serta ketengan yang tercipta. Hanya ada kebahagiaan dimansion mewah Adipta saat ini.

Saat sedang asik asik nya berbahagia dan bercanda tawa, kini keadaan hening dan tegang. Lenyap seketika kebahagiaan mereka.

"Abang akan kembali ke Amrik." Ya, itu Carel yang berucap dan menghasilkan ketegangan kembali pada keluarga Adipta.

"Bang?" Lirih Caviel tak mengerti.

"Abang, abang becanda kan?" Tanya Leon yang sudah berkaca-kaca.

"Abang serius, dan malam ini abang akan terbang ke Amrik." Balasnya dan mengelus rambut Leon dengab sayang.

"Kenapa?" Tanyanya lagi.

"Ada pengkhianat di perusahaan abang disana." Balas Carel dengan penekanan disetiap katanya.

Leon tertegun, dia sudah lama tak mendengar suara dingin abangnya. Dan kini dia kembali mendengar nya. Leon takut, sungguh. Dia seperti dejavu oleh keadaan.

Masalalu yang sama, ya awal dari perubahan nya. "Abang jangan pergi.." lirih Luna yang memeluk Carel posesif.

"Ada pengkhianat? Siapa dia? Berani sekali dia mengusik keluarga Adipta." Ujar Derick.

Carel menyeringai dalam diam. "Hm, aku harus segera kembali. Mereka membutuhkan ku disana." Balas nya santai.

"Apa Rion boleh ikut?" Ucap adik ketiganya yang sudah agak akrab dengan Carel.

"Tidak, kau harus menyelesaikan pendidikan mu terlebih dahulu Rion." Ujar Carel dengan penegasan.

"Tapi bang, Leon juga pengen ikut.." lirihnya yang sudah berhamburan kepelukan sang abang.

"Kita tidur ya? Besok adek sekolah." Dan berlalu dari sana setelah berpamitan kepada semuanya.

Mereka hanya diam, seolah enggan untuk menanya dan mencegat Carel.

"Abang-" belum sempat Leon berucap, kini sudah diserobot oleh Carel.

"Mau tidur bareng abang?" Tawarnya sebelum adiknya berkata lain-lain.

"He'em" balasnya pasrah. Dan tentu saja dia menyetujui ajakan sang abang agar dia bisa mencegah nya untuk tak pergi lagi meninggalkan nya.

Saat sudah dikamar Leon, kini Carel berbaring dengan Leon dipelukan nya yang sama sekali tak melepaskan pelukannya, malah semakin erat saja.

"Udah, tidur dek. Abang disini.."

Dan akhirnya Leon tidur yang masih memeluk Carel erat.

'permainan akan segera dimulai'

***

Malam harinya Carel benar-benar pergi dan menyisakan Leon dengan kesepian dan rasa sakit yang dulu menimpanya dan sekarang mungkin akan seperti dulu lagi.

Dia menghela nafas nya panjang. Apa yang harus dia lakukan lagi untuk hidupnya sedangkan apa yang menjadi kebahagiaan nya malah memilih pergi lagi.

Mari kita berpindah ke belahan dunia lainnya yang merupakan Carel yang tengah bertelepon nan dengan seseorang disebrang sana. Dia sudah membulatkan keputusan nya.

Bahwa dia akan menetap di Amrik dan memantau adik-adik nya dari kejauhan. Jujur dia juga merasa tak tega dan berat untuk meninggalkan mereka, tapi ini demi kebaikan semuanya.

Dia ingin cepat-cepat terbebas dari semua sandiwara dan permainan bodoh mereka. Dia sudah muak dan akan segera mengakhiri semuanya dan ya semuanya akan damai setelah mereka berakhir ditangannya.

"Akan ku pastikan mereka tersiksa dengan permainan mereka sendiri." Ucapnya dan menyeringai ngeri.

"Sampai waktu itu tiba, aku akan benar-benar bisa istirahat dengan tenang."

Balas dendam yang membutuhkan belasan tahun lamanya. Dendam yang sangat ingin dia tuntaskan dengan membantai habis mereka yang telah berani mengusik nya.

Dan setelah semuanya selesai, dia akan istirahat dengan tenang karena apa yang menjadi tujuan nya hidup telah dia tuntaskan.

Itulah sumpah dari Carelleo Alvirel Adipta ahhh atau Agara? Dia lah putra semata wayang dari Leston Agara.

Tbc

i'm back

Thanks gays untuk votenya itu sangat berarti buat author. Pokoknya makasih gays😆

Babay nanti kita ketemu di chapter selanjutnya.

ABANG SEASING ITUKAH? (Tidak Dilanjutkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang