Episode 6

30 7 2
                                    

Banyuwangi, Pukul 01:00 AM

Di Hotel bintang tiga dekat Pelabuhan Ketapang. Cody sedang duduk dipinggiran kasur dan di sisi lain ada Nindy yang sedang tertidur.

Tiba-tiba Nindy terbangun dan menanyakan sesuatu ke Cody. "Lory mana Dy?" Cody menjawab. "Lagi keluar cari nasi dan rokok," Nindy hanya bergumam. "Ohhh..."

Cody bertanya tentang kondisi Nindy. "Lo nggak papa kan Nin? Kalau parah mendingan kita balik," Nindy hanya menjawab. "Nggak usah Dy. Lagian gue dah biasa kok," Cody khawatir akan kondisi Nindy. "Kenapa lo nggak rutin check-up ke dokter?" Nindy hanya menjawab. "Cody, gue gapapa."

Saat Nindy mau beranjak dari tempat tidur Cody bertanya. "Mau kemana Nin?" Nindy hanya menjawab. "Ke teras. Sumpek di kamar,"

Di tempat lain Lory yang sedang merokok sambil menunggu nasi goreng matang.

Sedangkan di sisi Nindy sedang berjalan menuju luar hotel dengan jalan menuruni tangga karena kamar mereka ada di lantai dua.

Dan di sisi Cody pria itu sedang duduk termenung di tangga. Lory pun datang lalu duduk disamping Cody. Gadis itu membawa dua plastik kresek.

Lory bertanya ke Cody. "Ngapain lo?" Cody hanya terdiam saja. Lory bertanya kembali. "Hmmmmm.... Nindy mana?" Cody pun bertanya balik "Emangnya di depan nggak ada ya?" Lory hanya terdiam saja sambil menatap Cody. Cody pun kaget. "Seriusan lo Lor!" Lory pun panik sampai-sampai ia meninggalkan kresek belanjaannya berserta Cody.

Lory pun berjalan menuju depan hotel. Ia melihat Nindy sedang duduk-duduk sambil melihat sesuatu.

Lory pun menghampiri Nindy dan duduk di samping kanan gadis bercardigan krem itu. Nindy berucap ke Lory. "Enak ya. Sunyi." Lory bertanya. "Lo ndak takut Nin?" Nindy hanya menggelengkan kepalanya. "Nggak," Lory berucap kembali. "Kok-" Namun Nindy memotong ucapan Lory. "Gue yakin lo pasti bakal nyamperin gue," Nindy dan Lory melihat langit bersama. Cody pun melihat mereka berdua lalu menghampirinya. Cody pun bertanya. "Lagi pada ngapain sih kalian?" Lory pun mengkode Cody. "Stttt...." Lory menyuruh Cody untuk melihat langit malam yang penuh bintang.

Mereka bertiga pun memandangi bintang di langit bersama-sama.

*****

Keesokan paginya Nindy sedang duduk dipinggiran kasur sambil memegangi leher untuk mengecek suhu tubuh. Sedangkan Lory sedang memakai baju.

Nindy merebahkan tubuhnya lalu Lory menghampiri gadis berdress putih itu. Nindy pun berucap dengan lirih. "Lor, badan gue lemas banget nih. Nyebrang kapalnya ntaran aja ya." Lory merespons Nindy sambil memegang kepala gadis itu yang panas. "Gue pesenin susu hangat ya," Lory melepaskan kacamata Oakley Flak milik Nindy. Lalu ia menelpon resepsionis.

"Halo mbak,"

"...."

"Pesan susu hangat ya,"

"...."

"Kamar 212, makasih."

Setelah mengambil susu hangat untuk Nindy. Lory pun memanggil Cody yang baru saja selesai merokok. Cody melihat kepala Nindy yang udah dikasih Bye Bye Fever oleh Lory. Lory kembali menelpon resepsionis.

"Mbak kita nggak jadi check-out ya,"

"...."

"Kamar 212,"

"...."

"Oke, Makasih banyak,"

Nindy berucap ke Lory dan Cody. "Gue gapapa kok," Cody merespons Nindy. "Lo selalu aja ngomong gitu,"

Lory tiduran dibelakang Nindy lalu mengelus-elus bahu gadis itu. Nindy pun melanjutkan bicaranya. "Gue cuma pengen tiduran doang bentar Lor." Nindy menyuruh Lory dan Cody. "Kalian jalan-jalan aja dulu. Dekat sini ada pantai kan," Lory menjawab. "Kalau ke pantai bisa besok-besok," Nindy merespons Lory. "Beneran Lor, gue cuma mau istirahat aja," Lory pun menurut. "Iya deh, kita nungguin lo bobo,"

Cody menunggu Lory mengeloni Nindy tidur.

*****

Lory dan Cody jalan-jalan ke sebuah pantai di dekat Pelabuhan Ketapang.

Lory dan Cody memandangi sunset di pantai. Cody pun bertanya ke Lory. "Cuacanya anget ya Lor?" Lory menjawab. "Kalo lo mau dingin ke gunung,"

Lory memandangi lautan dan baru ada satu kapal nelayan yang berlayar. Gadis itu pun berucap. "Sepi ya Dy," Cody merespons Lory. "Kalau mau rame di Trans Studio," Lory berucap lagi. "Stopan Kircon juga rame," Cody bermain kata dengan Lory. "Mandalika," Lory menjawab. "Rame," Cody menyebutkan nama tempat lagi. "Raja Ampat," Lory menjawab. "Ada KKB,"

Lory pun menopangkan kepalanya ke bahu Cody dan kembali melanjutkan bicaranya. "Kalau nggak ada Nindy ndak seru ya," Cody menjawab gadis itu. "Dia di hotel bukan di luar negeri,"

Lory pun mengajak Cody. "Balik yuk Dy," Cody pun menjawab. "Gaskeun atuh," Lory melanjutkan bicaranya. "Maksud gue ke Bandung ege," Cody merespons Lory. "Janjinya sampai ujung selatan Pulau Dewata," Lory membalas ucapan Cody. "Gue nggak bilang sampai ujung Bali. Gue bilang sampai capek," Cody pun kaget. "Capek!" Lory menjelaskan ke Cody. "Bukan gue. Tapi Nindy yang ngomong. Gue khawatir banget sama dia," Cody pun sehati dengan Lory. "Gue juga sama Lor. Dan gue nggak yakin tuh bocah bakalan mau. Semua trip ini kan usulnya dia,"

Mereka berdua flashback saat di kampus. Lory dan Nindy sedang berada di lapangan tenis melihat Cody sedang melaksanakan kegiatan UKM.

Lory bertanya ke Nindy. "Bentar lagi lo kan sweet nineteen nih. Lo mau kado apa?" Nindy menghela nafasnya lalu menjawab. "Katanya sih setelah umur sembilan belas tahun bakal banyak banget perubahan yang kita alami. Dari anak kecil menuju ke usia dewasa. Bisa jadi tahun depan kita nggak bareng-bareng lagi," Lory merespons Nindy. "Apaan sih maksud lo? Jangan aneh-aneh deh,"

Cody pun mengambil tas lalu memasukkan raket tenis-nya ke tas. Cody melihat Nindy dan Lory sedang bercakap lalu menghampiri mereka.

Di sisi Lory dan Nindy. Mereka berdua masih melanjutkan bicaranya. Nindy berucap ke Lory dan Cody."Gue pengen sesuatu yang beda aja," Cody bertanya ke Nindy. "Apa tuh Nin?"

Nindy menunjukkan gambar sebuah pantai yang jalan masuknya harus menuruni bukit dan lokasinya ada di pulau dewata ke Lory dan Cody. "Nih,"

Lory dan Cody pun hanya melongo. Lory pun berucap. "Cocok nih buat liburan UAS ya nggak Nin,"

Lalu Lory dan Nindy tertawa sedangkan Cody masih melongo. Cody melihat gambar tersebut dan berucap. "Jauh amat! Ntar gempor gimana?" Lory menjawab. "Biarin," Nindy pun tertawa lalu Lory hanya mengikuti gadis itu tertawa juga. Cody merespons mereka berdua. "Aneh lo pada,"

Flashback berakhir dengan Lory menyalakan rokok esse change-nya.

Gadis itu berucap ke Cody. "Gue pikir-pikir aneh juga perjalanan ini keluar dari mulutnya Nindy." Cody bertanya sambil menyalakan rokoknya juga. "Kenapa Lor?" Lory menjelaskan ke Cody. "Dia kan bukan tipe orang yang suka travelling, apalagi tanpa persiapan yang matang, terus dengan kondisinya yang sangatlah lemah-" Cody bertanya kembali. "Iya, Kenapa Lory?" Lory melanjutkan bicaranya. "Cuma dia dan tuhan doang yang tau," Cody menatap Lory dan merespons. "Emangnya lo nggak nanya apa?" Lory menjawab. "Gue cuma tanya kemana tujuannya," Cody kembali berucap. "Terus Lor?" Lory menjawab. "Dia cuma bilang nggak penting kemana tujuannya yang penting perjalanannya,"

Cody pun mengangguk paham. Mereka berdua pun menghisap rokok bersama-sama sampai sisa setengah batang.

Cody pun mematikan rokoknya lalu menyenderkan kepalanya ke bahu Lory. "Emang nggak enak kalo nggak ada Nindy," Lory menjawab sambil mematikan rokoknya yang tinggal seperempat batang. "Iya Dy, sama."

Lory dan Cody pun melihat sunset dipantai berdua sebelum balik ke hotel.

Di sisi Nindy. Gadis itu sedang melihat langit-langit kamar hotel dengan tangan di belakang kepala sambil menunggu Lory dan Cody pulang dari pantai.

*To Be Continued*

The Fireflies Kde žijí příběhy. Začni objevovat