Bag 18. The small grows

1.8K 247 56
                                    

Sembari menikmati hamparan angin pagi yang sejuk, lelaki berparas tampan ini tengah menikmati secangkir kopi hitam di atas balkon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sembari menikmati hamparan angin pagi yang sejuk, lelaki berparas tampan ini tengah menikmati secangkir kopi hitam di atas balkon. Memandang gedung pencakar langit yang menjulang tinggi, yang Haruto sesali sebab apartemen ini tak punya pemandangan asri. Ia lebih senang tinggal di kostnya, sebab di belakang gedung ada sebuah taman beserta danau buatannya.

Tapi, tak apa. Semua ia lakukan demi keselamatan Danielle meski penguntit gila itu akhirnya tahu di mana mereka tinggal.

Mendengar suara yang berisik, lantas ia memalingkan wajahnya dan mendapati seorang Danielle yang lunglai di ruang tamu. Sangat berantakan sampai Haruto hampir tak mengenali gadis ini. Lantas ia mengulas senyumnya, lalu melangkahkan kaki menghampiri Danielle sembari membawa cangkir kopinya.

"Gue telat ngampus, ya?" tanya Danielle dengan handuk putih yang menggantung di pundaknya.

"Weekend," jawab Haruto.

Danielle menghela napas panjangnya, minuman jahat itu telah merenggut ingatannya. Ia benar-benar lupa dengan segala kejadian yang terjadi tadi malam. Ingatan terakhirnya hanya menunjukkan kekalahan Danielle bermain permainan, dan berakhir mengonsumsi miras hingga tak terkendali.

Danielle menggaruk kepalanya, tatkala terlintas sebuah ingatan yang cukup memalukan. Ketika sedang tak sadarkan diri, secara diam-diam ia menyimpan alat kontrasepsi yang dibawa oleh Michelin.

"Tadi malem kita nggak ngapa-ngapain, kan ya?" tanya Danielle memastikan.

"Lo lupa?" Haruto menyeringai sejenak. "Padahal seru banget," lanjutnya.

Lantas Danielle menurunkan tangannya menatap lelaki ini sangat tajam. Ketika gadis ini bicara lupa, maka jawabannya benar. Ia melupakan segala kejadian tadi malam, tak ingat perkataannya atau bahkan tindakannya. Tapi, bukan berarti Danielle menyangkal jika ia sedikit gila dengan tindakan impulsifnya.

"We kiss ... Very hot and burning together, kita telanjang-"

"Jangan bohong!" seru Danielle setelah memotong ucapan lelaki ini. Pupilnya masih terbeliak mengintimidasi Haruto dengan ucapannya yang terdengar menyebalkan.

"Bagian telanjangnya emang salah, tapi kita ciuman." Haruto terkekeh pelan. Lalu, melangkahkan kaki menuju dapur, setelah mengusap rambut Danielle.

Sontak saja amarah Danielle langsung meredam dengan sendirinya. Ia tersipu malu setelah usapan kecil itu. Memang hatinya ini terlalu lemah pada Haruto yang sangat ia sukai. Tak ingin tindakannya terlihat jelas, ia masuk ke dalam kamar mandi.

Di wastafel dapur sembari mencuci cangkir bekas kopi, Haruto menarik senyumnya ketika menyadari sesuatu yang aneh. Menyimpan kembali cangkir ini, Haruto termenung di depan wastafel ini. Memikirkan ucapan yang tak sejalan dengan perbuatannya. Tiba-tiba saja ia mendapat serangan jantung yang berdebar lebih cepat.

Best Mistake: Girl Need Boy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang