Bag 21. Delayed honesty

1.6K 241 42
                                    

Haruto menutup pintu kamarnya setelah mengantarkan Danielle ke dalam kamar tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haruto menutup pintu kamarnya setelah mengantarkan Danielle ke dalam kamar tidurnya. Sembari meletakkan ransel di atas meja belajar, ia menerima sebuah panggilan dari sang adik. Tak seperti biasanya. Lantas ia duduk dengan kepala yang menyandar pada sandaran kasur. Menghela napasnya terlebih dahulu, ia menerima panggilan tersebut.

"Kenapa, Dek?" tanyanya setelah berdehem pelan.

"Abang gimana kabarnya?" tanya Daisy di seberang sana.

"Baik. Tumben banget nelepon Abang. Ujiannya lancar?" balas Haruto.

"Lancar, Bang. Adek juara dua," balas Daisy sembari terkekeh pelan. "Abang ... Bunda minta tolong sama Adek untuk ngabarin ke Abang."

"Kenapa?" balas Haruto mulai terdengar ketus.

"Minggu ini Bunda mau tunangan sama pacarnya, Abang ke rumah ya? Ajak Kak Danielle juga."

Memejamkan mata, Haruto menghela napas beratnya. Setelah enam bulan lamanya, akhirnya ia dihadapkan pada situasi ini. Di mana sang bunda memulai kehidupan baru untuk kedua kalinya. Tak menghiraukan perkataan sang adik, ia menutup panggilan tersebut secara sepihak.

Memandang langit-langit kamar, ia mengeluh panjang pada kenyataan ini. Memang menyedihkan, tetapi apa yang bisa ia lakukan selain menerima keputusan itu. Karena Haruto hanya seorang anak yang tak berhak ikut campur dengan urusan orang tua. Kian terasa menyedihkan, ketika ia tak bisa mengunjungi ayahnya di kampung halamannya.

Merenung sejenak. Haruto menghitung hari tersisa yang akan ia lalui bersama Danielle sebelum satu bulan berakhir. Tak sadar hampir tiga minggu lamanya mereka lalui bersama, tersisa sepuluh hari lagi. Ia pun mengulas senyum manisnya, sebab waktu berlalu begitu cepat bersama Danielle.

Aneh. Ia kembali mengulas senyum manisnya. Teringat kembali pertemuan pertamanya dengan Danielle yang sedikit gila. Begitupun dengan sekarang, sebab gadis itu masih sama. Memikirkannya kembali, membuat Haruto tak sadar jika gadis yang ia pikirkan sudah berdiri di depan pintu kamarnya.

"Niel! Lain kali ketuk pintu, dong!" seru Haruto sembari berdiri dari duduknya.

Tanpa rasa bersalah, gadis ini tak mempedulikan kaget Haruto. Ia terus melangkahkan kaki menghampiri lelaki ini, lalu memeluknya erat. Sontak saja membuat pupil Haruto terbeliak sempurna.

"Lo kapan suka sama gue, sih?" tanya Danielle. "Kita udah sering ciuman, kenapa sukanya lama banget?"

"Dalam perjanjian pacar bayaran, boyrent dilarang jatuh cinta sama klien," balas Haruto.

Best Mistake: Girl Need Boy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang