Bag 23. Heat bring disaster

1.7K 257 70
                                    

Tepatnya pukul tujuh malam, dua insan ini kembali mengunjungi kediaman megah Haruto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepatnya pukul tujuh malam, dua insan ini kembali mengunjungi kediaman megah Haruto. Bukan tanpa alasan, sebab bundanya mengadakan acara dan menginginkan putra sulungnya berkunjung. Susah membujuk Haruto, kecuali paksaan sang adik yang lebih ingin bertemu dengan Danielle daripada dirinya.

Mengingat acara tersebut cukup intim, Danielle memakai gaun pendeknya. Sedangkan Haruto, hanya menggunakan kardigan coklat dan celana kulot. Kesalahan Danielle adalah melupakan fakta bahwa mereka pergi menggunakan Vespa. Sehingga selama perjalanan malam, gadis ini tak berhenti menahan hawa dingin yang menusuk kulitnya. Salahnya sendiri, sebab Haruto sudah melarang.

Setelah perjalanan satu jam lebih, akhirnya motor ini sampai di pelataran kediaman megah Haruto. Terlihat pula beberapa tamu dan awak media sudah berdatangan. Mereka semua berkumpul di halaman rumah yang dihias sedemikian rupa. Meliput sebuah berita dari artis senior kenamaan yang melejit di dunia perartisan.

"Udah baikan sama temen-temen lu belom?" tanya Haruto sembari melangkahkan kaki menuju halaman rumahnya.

"Udah. Berkat bantuan lo, gue berani untuk mengakui kesalahan dan mereka semua maafin gue," balas Danielle.

"Bagus, deh." Haruto mengulas senyum manisnya.

Semakin dekat kaki mereka dengan titik acara, semakin terlihat pula para awak media yang memandangnya. Namun, atas kesepakatan bersama gadis ini terhindar dari jepretan media ketika Haruto secara terang-terangan berada di sebelahnya. Sejak lahir lelaki ini memang tak pernah terekspos media, hanya Daisy hingga sekarang ini.

"Kak Danielle!" teriak seorang gadis dengan girangnya. Bukan menyapa Haruto, gadis belia ini lebih senang menyapa calon kakak iparnya, begitulah yang sering ia sebut.

"Hai, Daisy!" balas Danielle sembari memeluk gadis ini penuh antusias.

"Kakak cantik banget." Daisy tersenyum manis tatkala memuji sembari melepas pelukan ini.

"Makasih ya, Daisy," balasnya dengan senyum manis yang sangat ramah.

Sedangkan Haruto tak begitu peduli dan melangkahkan kaki memasuki rumah. Bertepatan dengan itu, sang bunda melihat kepergian Haruto. Ia pun menyudahi obrolannya bersama tamu, lalu menghampiri putra sulungnya.

"Kak, ayo kita coba makanannya dulu," ajak Daisy.

Danielle tak berhenti mengulas senyum manisnya, menuruti permintaan gadis ini. Mereka jalan bergandengan tangan menuju kumpulan makanan yang tersedia. Untuk mahasiswa yang tinggal dengan uang pas-pasan, melihat berbagai makanan ini adalah surga dunia. Pupil Danielle sampai tak berkedip dengan saliva yang susah payah ia telan.

Sementara itu di tempat yang berbeda, Haruto memilih bersantai di dalam kamarnya setelah sekian lama. Kamar dengan cat berwarna hitam dan hiasan poster dari musisi favorit, serta printilan alat musik masih terpajang rapih di dalam kamarnya. Sedikit mengobati rindu Haruto pada semua koleksinya.

Best Mistake: Girl Need Boy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang