chp 2

1.8K 172 1
                                    

Pagi ini haechan telah sampai didepan rumah renjun, sebagai pacar yang 'baik' dia tentu harus menjemput pacarnya.

"renjun!" kata haechan sedikit berteriak di depan pintu.

"owh! Haechan, ayo masuk dulu lagipula ini masih sangat pagi kita tidak akan terlambat jika sarapan sebentar"renjun membuka pintu sambil tersenyum

"apa kau yang membuatnya sayang?"

"mn! Untung saja kau datang lebih awal, kita jadi bisa sarapan bersama kalau seperti ini"

"ngomong-ngomong ren, apa kau sendirian disini? Orang tua kamu kemana? Terus nggak ada pembantu ya?"

Haechan selalu ingin bertanya soal ini, sebagai pacar yang baik tentu dia sering berkunjung ke rumah renjun tapi setiap kali dia kemari selain renjun tidak ada siapa-siapa.

"aku sendirian, ayahku sibuk dengan pekerjaannya, sedangkan untuk pembantu aku tidak membutuhkannya aku lebih suka melakukan semuanya sendiri lagipula aku sudah terbiasa" jawab renjun masih dengan senyum manisnya, kadang haechan cemburu pada renjun yang bisa selalu tersenyum seperti itu haechan pikir renjun pasti tidak punya masalah apapun, renjun sangat tenang, kadang terlalu tenang.

Ini juga merupakan salah satu alasan haechan sampai tega mempermainkan renjun, maksudnya, renjun sangat manis, baik, mandiri, dan sangat masuk akal, bahkan mungkin renjun bisa memaafkannya dan mereka bisa jadi teman?

Entahlah darimana pikiran bodoh itu berasal, yang jelas itu sangat bodoh. Karena seseorang itu selalu tersenyum, tidak pernah marah, dan selalu memaafkan orang-orang yang berbuat jahat padanya bukan berarti kau bisa menyakitinya begitu saja.

"haechan... Haechan?"

"hah apa?"

"kau melamun, ayo cepat habiskan sarapanmu"

"owh oke"

.
.
.
.
.
.
.

Sampai di parkiran, renjun dengan cepat turun dari motor besar haechan dia ingin ke kelas secepatnya.

"sudah mau ke kelas ren?" tanya haechan

"iya, badanku pegal duduk di atas motormu yang besar itu huh! Aku ingin cepat-cepat bersandar di bangku ku"

"hahaha maaf, lain kali aku akan bawa mobil saja bagaimana?" haechan merapikan rambut renjun yang sedikit berantakan, dia menatap renjun dalam-dalam entah apa yang dipikirnya.

"jangan menatapku seperti itu lee haechan, kita masih di parkiran" ucap renjun memerah, dia tidak tahan ditatap seserius itu.

"aduhh pacarku sangat lucu, maaf-maaf, mau ke kelas kan? Ayo aku antar" haechan mengambil tangan renjun dan menggandengnya.

"hey lihat ka haechan dan ka renjun mereka sangat manis!"

"iya! Mereka sangat cocok, ka renjun yang cantik dan ka haechan yang posesif itu sangat lucu!"

"owh apa kau ingat saat ka haechan masih mengejar ka renjun, sial aku sangat iri!"

"ya ya ya, jangan lupa dengan hadiah ulang tahun yang ka haechan persiapkan untuk ka renjun! Ahhh aku tidak kuat, sangat maniss!"

Sepanjang jalan menuju kelas renjun, semua orang membicarakan mereka berdua, faktanya mereka adalah pasangan kesukaan semua orang. Haechan tidak pernah mengejar seseorang sebelumnya sehingga orang-orang ini pikir bahwa renjun istimewa bagi seorang lee haechan, dan renjun juga tidak pernah luluh pada siapapun sebelumnya hanya pada lee haechan.

"sana masuklah, semangat belajarnya oke?" haechan mengusap kepala renjun, membuat rambutnya sedikit berantakan.

"aaa rambutku lee haechan! Kan jadi berantakan" ucap renjun cemberut

"ahahha lucunya pacarku, aku ke kelas dulu ya jangan nakal"

"siapa juga yang nakal, kamu kali yang nakal"

"hehh, disemangatin dong pacarnya sayang"

"lee haechan pacarnya renjun semangat!" renjun mengecup pipi haechan lalu langsung duduk di bangkunya sambil menutup wajahnya, renjun malu oke?

"lucu"

ck sadar lee haechan, jangan jatuh ke anak itu.

Saat ini renjun duduk dengan tenang di bangkunya, dia bersikap biasa saja seolah pipinya yang memerah tadi hanya ilusi.

"hey ren, boleh kupinjam bukumu lagi? Aku ingin menyalinnya, aku ambil ya!" ucap teman sekelas renjun

"maaf tapi tidak bisa, kau selalu menghilangkan buku ku, sangat lelah menulisnya ulang maaf"

"maaf karena tidak bisa meminjamkannya padamu aku benar-benar menyesal" ucap renjun sedih

"huang renjun kenapa kau sangat pelit?! Bukankah itu hanya sebuah buku? Aku bisa mengganti buku yang kuhilangkan!" teman sekelas itu menatap renjun dengan marah, berani sekali renjun menolaknya! Itu kan hanya buku.

"maaf, aku tidak bermaksud seperti itu" teman sekelas yang lain bisa melihat kalau tubuh renjun gemetar, sepertinya dia takut.

"ck apa kau tidak tahu malu? Kami semua melihat kau meletakan buku renjun dengan sembarangan, kau itu sangat tidak bertanggung jawab itulah kenapa tidak ada yang ingin meminjamkan bukunya padamu, hanya renjun yang baik dan selalu membantumu sekarang kau memarahinya seperti ini, apa kau pikir dia akan membantumu lagi nanti? Dasar bodoh"

"sudah biarkan saja dia mengurus dirinya sendiri, renjun sampai gemetar ketakutan seperti ini karenanya, dasar tidak punya hati!"

"kau tak apa ren? Jika dia ingin meminjam lagi tidak usah kau berikan"

"ya lebih baik tidak usah kau berikan, jelas-jelas kau sudah membantunya dia malah marah-marah tidak jelas, memalukan"

"ak aku tidak seperti itu! Aku hanya ingin meminjam bukunya itu saja! Ren.. Renjun maafkan aku, aku sungguh tidak bermaksud seperti itu"

"jangan ren, tidak usah hiraukan dia"

"oke, terimakasih semua" suara renjun bergetar, semua orang percaya dan mendukungnya begitu saja, rasanya menyenangkan juga

RevengeWhere stories live. Discover now