chp 8

1K 118 0
                                    

Renjun dan haechan sekarang berada di rumah renjun, haechan masih merasa bersalah pada renjun karena telah menipunya demi perempuan licik seperti ji yuan.

"ren" panggil haechan dengan lembut"

"kenapa" jawab renjun asal, dia sedang fokus menonton film.

"apa ayahmu memperlakukanmu dengan baik?"

"kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu" renjun terkejut tapi dengan cepat kembali tenang.

"aku hanya berpikir bagaimana bisa tuan ji mempunyai anak lain yang umurnya sama denganmu, apakah ayahmu adil pada kalian berdua? Atau dia bias pada salah satunya? Lalu bagaimana keluarga huang yang lain, keluarga dari sebelah saudari kakekmu, apa mereka baik?"

"pelan-pelan haechan, kenapa kau menjadi sangat penasaran? Dulunya tidak begini"

"aku hanya tidak ingin kau ditindas bahkan oleh keluargamu sendiri" jawab haechan dengan sedikit rasa bersalah, bagaimanapun dia awalnya tidak peduli pada renjun jadi dia sangat acuh.

"yah sebenarnya tidak seburuk itu"

"ayahku tidak pernah menyukaiku, seberapa sering aku melompat di depannya dia masih tidak pernah melirikku, lalu kupikir mungkin itu karena aku kurang baik mungkin usahaku kurang cukup sehingga dia tidak pernah puas tapi sebenarnya itu karena kasih sayangnya sudah habis pada ji yuan"

"ibuku juga sama, dia tidak pernah puas denganku dia pikir bahkan dengan aku sebagai seorang 'anak' yang harusnya bisa menyatukan orangtuanya perubahan suaminya tetap tidak bisa ditahan"

"maksudmu tuan ji berubah setelah dia menikahi ibumu?"

"ya, setelah mereka menikah tidak lama dari situ ibuku memilikiku diperutnya, jadi ibuku berpikir itu semua karena ayahku tidak cukup puas denganku makanya dia berubah"

"tapi ibumu masih peduli padamu kan, setidaknya dia pasti mengurusmu"

"tidak, aku di urus oleh pengasuh yang orang tuaku sewa. Ibuku sibuk berhadapan dengan kekasih ayahku jadi dia tidak punya waktu" jujur saja renjun tidak punya kasih sayang yang mendalam pada ibunya ini, ibunya selalu pergi dan kembali larut malam dengan keadaan mabuk dia hanya tinggal lama bersama ibunya saat ibunya sakit.

"kalau begitu bagaimana dengan pengasuhmu apa dia baik?" haechan sangat kesal tapi dia tidak punya hak untuk marah, dipikirannya renjun adalah anak tunggal keluarga kaya yang pintar dan berbakat dalam melukis, dia selalu dikelilingi tidak kurang dari tiga orang dia tidak pernah kekurangan teman, dia cantik dan baik, dia kesayangan para guru dan dia selalu tersenyum. Dia tidak tahu kalau pacarnya yang sempurna harus merasakan pengabaian dari orangtua kandungnya sendiri.

"Mungkin dia sedikit baik, selain mengurungku di ruang bawah tanah seharian dia tidak melakukan apapun"

"seharian? Apa dia tidak memberimu makan?"

"owh tidak apa-apa dia hanya melakukannya sesekali" sebenarnya dia melakukannya lebih sering dari itu, untungnya dia masih membiarkan renjun minum. Renjun yang saat itu masih anak-anak harus menahan lapar di siang hari akibat perbuatan pengasuhnya dan menjadi tempat pelampiasan setiap kali ibunya marah dalam keadaan mabuk saat dia pulang larut malam. Setiap kali ibunya pulang bahkan jika waktunya sudah sangat larut ibunya akan menyeretnya keluar dari kamar dan memukulnya.

"lalu kenapa tidak memberitahu orangtuamu?"

"aku ingin mereka tahu dengan sendirinya, mungkin setelah tahu mereka akan menyesal lalu karena rasa bersalah mereka mungkin akan sedikit perhatian"

Renjun sangat kejam pada dirinya sendiri, dia hanya anak berumur 7 atau 8 tahun saat itu, tapi demi balas dendam pada orangtuanya dia menahannya sendirian. Dia ingin mereka merasa bersalah karena sudah mengabaikannya, dia ingin mereka malu karena telah menjadi orang tua yang tidak kompeten tapi ini semua hanya pemikirannya karena orangtuanya tidak pernah tahu.

Ibunya mengalami masalah kejiwaan dia sudah seperti orang gila berteriak memanggil-manggil suaminya saat inilah renjun dan ibunya pindah ke vila keluarga huang yang berada jauh dari kota. Renjun yang masih sangat kecil mengurus ibunya yang sakit jiwa dan dirinya sendiri, pemikirannya tidak sesuai dengan umurnya dia dipaksa tumbuh oleh keadaan tapi walau seperti itu dia masih jatuh pada perhatian pura-pura haechan.

"maaf"

"kenapa meminta maaf haechan?"

"aku hanya sedih untukmu"

Renjun tidak percaya haechan akan benar-benar merasa sedih untuknya.

"tidak apa-apa semuanya masa lalu sekarang aku punya pacarku yang tampan ini, aku percaya pacarku tidak akan menyakitiku seperti yang mereka lakukan"

Haechan merasa hatinya sangat sakit, orang di depannya sangat lembut tapi dia mempermainkannya, haechan menyesal sampai mati. Siapa yang tahu apa yang dialami renjun selama mengurus ibunya, bisa saja dia terluka, sangat bahaya mengurus pasien yang mentalnya bermasalah seperti itu, haechan sudah melihat tubuh renjun, selain luka bakar di pundaknya ada beberapa luka kecil di lengan dan pinggangnya dia cukup yakin kalau luka itu renjun dapat saat mengurus ibunya.

RevengeOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz