chp 15 (end)

1.5K 136 1
                                    

Sudah beberapa hari terlewat sejak kasus keluarga huang tidak ada lagi reporter yang menunggu di depan rumah renjun.

Haechan memberanikan diri untuk datang menemui renjun hari ini, dia harap renjun akan memberikannya satu kesempatan lagi.

Haechan memencet bel tapi tidak ada yang menjawab, dia juga mengetuk pintu rumah renjun berulang kali tapi tidak kunjung ada jawaban dari si penghuni rumah.

"ren..."

"aku tahu aku salah, maaf"

Haechan bersandar di sisi luar pintu, tangannya tidak berhenti mengetuk.

"biarku jelaskan semuanya oke?"

"perasaanku padamu bukan kebohongan"

"kumohon buka pintunya"

"satu kesempatan, hanya satu kesempatan ren"

"aku tahu kau mendengarku jadi kumohon beri aku satu kesempatan lagi huang renjun"

Haechan menatap pintu rumah renjun dengan sendu, harusnya dia langsung meninggalkan ji yuan di belakang saat dia tahu dia telah jatuh pada pemuda itu.

"aku akan datang lagi besok mengerti?" lalu dia berbalik, kembali dengan hati yang gelisah, renjun akan memaafkannya kan?

Sementara itu renjun yang mendengar semuanya tidak tahu harus menjawab apa, haechannya datang tapi tangannya tidak sanggup membukakan pintu untuk pemuda itu.

Lidahnya kelu, dia marah dan kecewa tapi terlalu lelah untuk bereaksi. Semua yang berbuat jahat telah mendapatkan balasannya tapi setelah dipikir lagi apa yang renjun dapat?

Ketenangan? Harusnya orang-orang itu tahu diri sejak awal dan tidak membuat keributan.

Perhatian? Itu hanya rasa kasihan dari orang yang lewat tidak bisa disamakan.

Haechan? Kenapa pemuda itu bisa pantas untuk renjun?

Renjun bisa dibilang orang yang pengecut, dia pergi menjauhi orang-orang itu tanpa mengeluh karena takut terluka, dan sekarang renjun akan kabur lagi...

Kabur dari haechan yang menyakitinya.

.

Tok...

Tok...

Ketukan pintu terdengar berasal dari pemuda tampan itu, dirinya pikir dia harus menunggu dan mengetuk lebih lama tapi ternyata pintu yang sedari awal tertutup akhirnya memberikan celah.

"ren- kau siapa?" haechan menatap sengit pada pria di depannya, bagaimana bisa orang ini ada dirumah renjunnya?

"haechan kan? Ayo berbicara di dalam" ajak pria itu.

"renjun dia..."

"ini permintaan renjun" mendengar hal itu haechan tidak lagi ragu.

Mereka duduk dan saling berhadapan, pria itu mendorong sebuah kotak kayu kecil yang indah kehadapan haechan.

"apa ini?" haechan mengusap permukaan kotak kayu itu perlahan, entah mengapa dia jadi gelisah.

"renjun berpesan agar aku memberikan ini padamu"

"apa isinya"

"kenapa tidak kau buka dan lihat sendiri?"

Haechan menatap kotak kayu itu dengan gugup, dibukanya perlahan dan tampaklah sebelah anting indah yang sangat dia kenali.

Dugaan demi dugaan lewat di pikirannya, anting ji yuan... Apakah anting ini milik renjun?

Pantas saja gaya anting itu tidak terlalu feminim dan terlihat tidak cocok pada ji yuan, ternyata itu memang bukan miliknya.

Haechan tidak mengerti apa maksud renjun memberitahunya sekarang? Apa dia akan dimaafkan?

Jadi dengan penuh harapan haechan mengambil telfonnya dan memanggil renjun yang entah berada dimana.

Telfonnya di angkat, akhirnya setelah berhari-hari telfonnya diangkat.

"ren..."

"sudah lihat hadiahnya?"

"selama ini kau tahu?"

"aku tahu, niatnya aku ingin memberitahumu saat kompetisi lukisnya selesai ternyata kita sudah lebih dulu usai"

"maaf, kau tahukan kalau aku hanya membayar ji yuan kembali? Aku bahkan ditipu ren, aku harus merelakanmu hanya demi kebohongan ini. Maafkan aku oke? Kita akan baik-baik saja aku janji"

"kalau aku bukan pemilik anting sebenarnya apa kau masih akan menyakitiku? Kau egois lee haechan, jika perasaanmu itu benar-benar tulus kau tidak akan pernah merelakanku. Kau sebenarnya hanya peduli pada harga dirimu kan? Kau tidak ingin ji yuan mengatakan pada banyak orang kalau kau itu ingkar janji dan tidak bisa dipercaya"

"tidak renjun kumohon! Setiap orang layak untuk kesempatan kedua kan? Aku janji akan menjadi lebih baik untukmu"

"kesempatan kedua? Kau bercanda ya?"

"aku memberimu satu kesempatan saat tahu kalau hubungan kita hanyalah sebuah kobohongan, lalu aku memberimu kesempatan lainnya saat kau meminta putus tepat di saat-saat kompetesi, aku bahkan memohon padamu ingat? Tapi kau pergi... Kau pergi lee haechan, demi harga dirimu, demi kesombonganmu kau menutup mata tentang perasaanmu. Aku memberimu dua kesempatan... Dua sudah terlalu banyak lee haechan, jika aku memberimu satu lagi kesempatan aku akan terlihat murahan benar?"

"tidak renjun, aku tidak ingin kau pergi"

"kau ingin aku meminta maaf seperti apa? Aku akan melakukannya! Jangan jauhi aku... Aku tahu, aku sadar aku egois aku berpikir kekuasan bisa membuatmu puas aku, aku berpikir demi cintamu kau akan berlari kembali padaku yang kau anggap tempat untuk pulang, maaf aku mengecewakanmu ren... Tapi bukankah ini tidak adil? Kita harusnya jatuh cinta, kita punya kesempatan bahagia, tapi semesta enggan memberikannya"

"semesta tidak salah haechan, dia selalu memberi sebelum mengambil, kitalah yang tidak layak untuk cinta atau belum layak. Bahkan semesta tidak setuju, kita hanya ditakdirkan untuk bertemu, ditakdirkan untuk saling terjatuh, tapi tidak untuk bersatu"

"lee haechan aku mencintaimu tapi aku tidak mau bersamamu lagi, ayo sudahi disini. Aku pergi, jangan cari aku dan jangan menggangguku. Matahariku yang hangat... Aku harap kau bahagia"

Renjun adalah seseorang yang bisa memberikan kepercayaannya dengan mudah tapi dia hanya akan memberikan satu kepercayaan pada setiap orang, jika ada yang mengkhianatinya dia akan menjauhi orang itu sesegera mungkin.

Haechan adalah orang pertama yang dia percayai, mataharinya yang paling berharga, matahari yang sama yang ikut membakarnya.

Renjun tidak pernah percaya pada keluarganya, renjun juga tidak punya teman dekat yang patut dipercaya, bahkan yuta hanyalah orang yang bekerja di bawahnya. Tapi haechan beda, dia spesial, seperti semanggi berdaun empat atau seperti ice cream dengan topping terbanyak.

Tapi haechannya yang spesial ternyata tidak jauh berbeda dengan orang-orang itu. Menipunya, menertawainya, menyakitinya, itulah kenapa renjun tidak bisa memberikan kesempatan lain pada pemuda itu.

Renjun juga punya harga diri, dia punya aturan, dia melanggar aturannya sendiri demi haechan padahal dia sadar kalau haechan sebenarnya tidak pantas untuk perlakuan spesialnya.

RevengeWhere stories live. Discover now