Part 2

1.3K 100 2
                                    

Matahari mulai menampakan diri di langit, tanda bahwa seluruh aktifitas harus segera dimulai. Begitu pula dengan Taeyeon, perempuan dengan umur yang sudah tidak lagi muda namun tetap terlihat cantik. Ia duduk di atas kursi kebesaran khusus dirinya, didalam ruangan bertuliskan CEO yang terpajang di pintu.

Ia duduk dengan anggun, menatap lurus ke arah pintu masuk—menunggu kedatangan seseorang. Tak lama, pintu terketuk dan seseorang dengan pakaian hitam masuk kedalam dengan map coklat digenggaman.

"Ini yang nyonya minta."

Map coklat itu tergeletak di atas meja tepat di depan Taeyeon. Wanita itu menariknya dengan anggun, lalu mengeluarkan isinya. Ia sedikit terkejut menatap isi dalam map tersebut.

"Kau yakin ini adalah informasi tentangnya?" tanyanya ragu akan apa yang ia lihat.

Orang itu mengangguk, "menurut data yang kami dapatkan, ini adalah hasil yang paling bisa dipercaya. Ia di paksa, menurut keterangan saksi—beberapa pelacur yang saya tanyai—Haechan sudah cukup tersiksa."

Taeyeon terdiam. Ia tidak habis pikir dengan orang tua yang berlaku sesuka hati pada anak mereka. Bagaimana mungkin hanya karena sebuah hutang yang di lakukan oleh ayahnya malah sang anak yang dijadikan tumbal, "lakukan operasi lanjutan. Bagaimanapun kita harus menyelamatkanya!" ucapnya memberikan perintah pada orang itu.

Orang itu mengangguk sekali, lalu bergi undur diri untuk melakukan tugasnya. Sedangkan Taeyeon bangun dari duduknya dan berjalan untuk menghampiri putranya di lantai yang tepat berada di bawahnya.

Sedangkan di lantai bawah, Mark menatap ke arah luar jendela dengan tangan yang di masukan ke dalam saku celana. Pikirannya melayang pada pemuda yang ia temui tadi malam, wajah manisnya, tutur katanya yang halus dan sopan, dan senyumnya yang membuat dirinya salah tingkah.

"Apa yang kau pikirkan?"

Ia tersentak sesaat, lalu menoleh ke belakang. Mendapati sang ibu yang sudah duduk di sofa panjang yang ada diruangannya. Ia menghela nafas, lalu bergi menghampiri sang ibu.

"Kalau Ibu masih tetap pada pendirian ibu untuk menikahkanku dengan Yeri, aku benar-benar akan menghilang."

Sang ibu terkekeh. Ia sudah tidak menginginkan Yeri setelah melihat pemuda yang menolongnya kemarin, "tidak. Ibu ingin memperkenalkan dirimu pada seseorang, tapi nanti. Tidak sekarang," jawabnya santai.

Tok Tok Tok

"Ya, masuk!" serunya.

"Bu, ayolah! Aku sudah besar. Ibu tidak lagi harus mempersiapkan seseorang untuk menjadi pasanganku," ucapnya saat bawahannya sudah meninggalkan ruangan setelah menaruh dua cangkir kopi dan satu camilan yang di pesan oleh Taeyeon.

Wanita itu sedikit maju ke depan, ia menyesap kopinya sesaat dan memakan roti yang ia pesan sebelumnya, "kali ini ibu akan membiarkanmu untuk memilih. Tapi, tolong jangan menolak. Hanya berkenalan, toh bukan saat ini kau berkenalan dengannya!" ucap Taeyeon.

Mark menghela nafasnya pelan, lalu menganggukan kepalanya dengan malas. Ia tidak punya pilihan selain mengiyakan, ibunya tidak akan berhenti mengganggunya.

***

Hari demi hari berlalu. Sudah satu bulan sejak Mark bertemu dengan Haechan dan sudah satu bulan juga Taeyeon tetap berusaha mencari cela, karena sooyoung tidak ingin melepaskan Haechan begitu saja.

Dan kini pemuda berparas tampan itu tengah sedikit sibuk menemani sepupu sekaligus skretaris pribadinya. Jeno, akan melangsungkan pertunangan dengan pemuda yang ia pilih. Pemuda yang ia temui saat berada di Busan.

Persiapan pertunangan keduanya sudah seratus persen. Di lakukan di ballroom hotel terkenal, tempat para selebriti melakukan pernikahan. Agak berlebihan, tapi ini keinginan dari ibu Jeno—bibinya sendiri.

At The End||MARKHYUCKWhere stories live. Discover now