37 - PERCERAIAN

6.7K 369 7
                                    

"Kenapa Anda menembak tersangka?"

"Menyelamatkan seseorang, apakah Anda akan diam saja saat melihat di depan mata, ada wanita malang yang ingin tersangka lecehkan?"

"Kenapa Anda memiliki senjata tajam?"

"Untuk antisipasi seperti kejadian hari ini,"

"Baik, terima kasih untuk kerja samanya, Bu Starlee."

Starlee tersenyum tipis, "Sama-sama. Saya harap, tersangka bisa mendapatkan hukuman yang setimpal."

Di rumah sakit, Jaergen berusaha keras agar tidak meninju habis Rayden setelah berhasil menyakiti Adiknya. Kata Mamah Athena, biarkan hukum yang membawa keadilan untuk Zoey. Jaergen tidak perlu ikut campur, karena Mamah Athena yakin, bukan Rayden yang sepenuhnya salah, Zoey pun turut menjadi penyebab.

"Mam? Bagaimana ini?"

"Tidak, apa. Ini hukuman terbaik untuk Zoey," Mamah Athena mengusap bahu anak laki-lakinya.

Tadi, Dokter menyarankan agar Zoey di rawat di rumah sakit jiwa karena diagnosa yang diluar medis kesehatan fisik, mentalnya yang terganggu. Tanpa pikir panjang, Mamah Athena setuju, dia akan menunggu informasi dari anak buahnya yang tengah menyelidiki. Apa yang sebenarnya terjadi, karena Mamah Athena yakin, Zoey ikut bersalah dalam kasus ini.

Benar saja, beberapa jam kemudian, anak buahnya datang dan membawa sebuah kabar. "Nona memiliki hubungan gelap dengan Tuan Rayden sejak setahun lalu, bahkan lima tahun lalu, Nona Zoey pernah melahirkan anak Tuan Rayden diam-diam."

Kecewa? Jelas! Mamah Athena semakin yakin, inilah hukuman terbaik untuk Zoey yang bisa dengan tega, bermain api bersama suami orang. Parahnya, pria itu adalah suami dari mantan Kakak iparnya. Di mana hati nurani anak perempuannya itu? Mamah Athena tidak habis pikir mengenai Zoey yang mampu menyimpan rapat tentang anaknya.

"Saya terlalu kecewa padanya, biarkan anaknya di rawat di panti asuhan atau berikan pada yang menginginkan."

Jaergen pikir, Mamahnya sudah keterlaluan karena ikut membenci anak yang tidak bersalah. Tapi keputusan Mamah Athena tidak bisa di ganggu gugat, Jaergen tidak ada wewenang untuk memberi pendapat lagi. Semoga ini menjadi keputusan yang terbaik, "Mam. Aku akan menemui Star, aku ingin meminta maaf padanya atas nama Zoey."

"Baiklah, titipkan salam dan maaf dari Mamah untuknya."

Di taman, Jaergen menghampiri Starlee yang tengah memerhatikan anak-anaknya bermain. "Aku boleh gabung?"

Starlee menoleh, "Tentu saja."

"Star, kamu... Baik-baik saja?"

Starlee paham maksud Jaergen, dia pun terkekeh. "Tentu, aku merasa sangat baik setelah kebusukannya terbongkar."

"Kamu enggak sakit hati atau sedih?"

"Gimana ya? Sakit hati sih pasti iya, karena kami tinggal bersama bertahun-tahun. Tapi sekarang, aku ngerasa biasa aja. Karena sebelum hari ini terjadi, aku memang sempat mencurigai dia. Saat di mana dia pulang dengan tubuh berbau parfum perempuan," Jawab Starlee sembari terus memerhatikan anak-anaknya berbeda dengan Jaergen yang terus memandanginya.

"Star, atas nama Zoey, aku meminta maaf padamu. Aku minta maaf atas kesalahan fatal yang sudah Zoey lakukan," Jaergen berbicara dengan ketulusan yang tidak main-main.

"Aku maafkan, ini semua bukan sepenuhnya salah Zoey. Aku juga salah, salah karena telah menaruh kepercayaan padanya."

"Star,"

"Jae, harusnya aku yang bilang terima kasih sama kamu. Apa yang kamu katakan dulu, sekarang terjadi."

"Aku? Apa yang pernah aku katakan?"

Kelahiran Kembali Sang BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang