48 - GRACE DAN DANAU

4.3K 320 128
                                    

Jaergen kelimpungan mencari Starlee yang saat ini tengah duduk di sebuah mobil mewah, Zayn akan membawanya ke mansion pria itu, katanya, untuk memperkenalkan Starlee dengan calon istrinya. Starlee tidak masalah, bahkan dia juga mengajak Suri. Karena gadis kecil itu, merengek ingin ikut sedangkan Kakak-Kakaknya, enggan keluar vila.

"Paman, apa Paman akan menikah?" Mendengar obrolan Ibu dan Pamannya, Suri bisa menyimpulkan jika Zayn akan menikah. Pria itu tidak akan bisa menjadi Ayahnya, begitu penjelasan Starlee.

"Benar, Suri senang?"

Dengan polosnya, Suri menggeleng. Menyandarkan kepalanya di depan dada bidang Zayn, "Sui akan kembali melihat Mommy belsedih, Sui sedih."

Mata Starlee memandang anaknya dengan sendu, wanita itu membuang pandangannya ke sembarang arah. Merutuki dirinya yang tidak becus menjadi Ibu untuk anak-anaknya yang malang. Maafkan Mommy, Nak. Kalian tidak seharusnya lahir dari wanita seperti Mommy, maafkan, Mommy.

"Tapi Sui senang, melihat Paman senang. Semoga bahagia ya, Paman." Wajahnya yang sempat mendung, kini langsung cerah. Gadis kecil itu seakan menutupi luka di hati kecilnya dengan wajah bahagia.

Di banding Grace yang akan menunjukkan kebencian atau kekesalannya secara langsung, Suri lebih memilih menutupi. Gadis kecil itu lebih senang, melihat semua orang memandangnya selalu bahagia, padahal di lubuk hatinya yang terdalam, gadis kecil itu memiliki lukanya sendiri yang selalu dia tutupi dengan segala jenis keceriaan.

Sesampainya di mansion, pelayan langsung menyambut kedatangan Tuannya dengan seorang wanita juga anak kecil perempuan di gendongan Zayn. Mereka membungkuk hormat, membuat Suri mengabaikan mereka semua dengan wajah cerianya. Gadis kecil itu menatap semua orang satu persatu, meneliti wajah mereka dengan seksama.

"Paman, Sui tidak suka di sini. Banyak penipu,"

Tubuh para pelayan menegang, mendengar ucapan polos dari seorang bocah perempuan. "Sui, tidak boleh bicara sembarangan, sayang."

Suri mengangkat bahunya tak acuh, gadis kecil itu menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Zayn. Dia berbisik pelan, "Sui ingin pulang."

Entah apa yang membuat gadis kecil ini tidak nyaman sampai menginginkan pulang padahal mereka baru saja tiba. Suri sendiri, sama seperti Zayn, tidak tahu kenapa perasaannya mendadak tidak enak dan ingin sekali pulang sekarang juga. Melihat wajah memelas Suri, Zayn tidak tega, dia pun menggandeng Starlee, membawa keduanya, kembali keluar dari mansion.

"Al, ada apa?"

"Kita bicara nanti,"

***

Di vila, Cazz menemani Grace main. Gadis kecil itu tampak banyak melamun setelah tidak sengaja mencuri dengar, "Apa yang kau pikirkan, Grace? Katakan padaku,"

Grace hanya menggeleng, mengembuskan napasnya kasar lalu membaringkan tubuhnya di atas kursi besi panjang dengan kepala yang berbantal kan paha Cazz. Keduanya tengah duduk di halaman depan, memandang langit cerah di langit. "Kau menginginkan Daddy?" Tanya Cazz sembari mengusap lembut rambut Adiknya.

"Tidak, biarkan dia bahagia dengan pilihannya. Mirisnya, pilihan dia bukanlah kita."

Cazz bisa ikut merasakan, rasa sedih yang Grace alami. Gadis kecil itu menginginkan figur Ayah yang sebenarnya, yang sempat mereka dapatkan namun hanya sebentar lalu di gantikan dengan kekecewaan yang mendalam. "Kamu dengar, hidup kita sudah sangat kacau tanpa Ayah. Jangan sampai hancur karena tidak ada Mommy, jangan pernah menyinggung masalah Daddy di depan Mommy, jangan buat Mommy sakit hati lalu bersedih."

"Aku tidak pernah menyinggung tentang Daddy, bahkan aku muak membicarakan tentangnya. Dia, benar-benar Ayah yang tidak berguna."

"Grace!" Nyx baru datang dengan nampan berisi 3 gelas cokelat dingin, anak laki-laki itu menatap datar kembarannya. "Dia Ayahmu, tanpanya, kau tidak akan ada."

Gadis kecil itu terkekeh, "Lebih baik aku tidak ada daripada ada tapi di anggap bagai bayangan. Dia hanya memprioritaskan keluarganya yang sungguh harmonis itu, tanpa tau, jika ada anak-anaknya sendiri yang harus menanggung luka!"

"Grace tutup mulutmu!"

"KAU YANG HARUSNYA MENUTUP MULUT, NYX!"

Grace bangkit dari tidurnya, gadis kecil itu berlari kencang meninggalkan vila, membuat Cazz langsung mengejarnya, begitu pula dengan Nyx yang melempar asal nampan. Membuat gelas pecah berhamburan, dia pun berlari, mengejar Cazz dan Grace. Dia merasa bersalah, sudah tidak sengaja membentak Grace meski suaranya tidak terlalu meninggi.

"GRACE! PLEASE BERHENTI BERLARI!" Cazz panik, Grace berlari ke arah jalanan yang di penuhi semak belukar. Vila ini berada di pedalaman, jauh dari pemukiman warga atau pun jalan besar. Cazz tidak khawatir Grace tertabrak mobil atau motor, dia hanya khawatir, takut Grace tertusuk kayu yang tajam atau terjatuh lalu membentur batu besar.

Grace, gadis kecil itu mengabaikan Cazz yang terus meneriakinya, dia hanya ingin berlari, menumpahkan tangisnya tanpa ada yang tahu satu orang pun. "TUHAN! GRACE INGIN PERGI JAUH!"

"GRACE!"

Byur!

Mata Cazz terbelalak, anak laki-laki itu berlari secepat kilat, ikut menceburkan diri ke dalam danau yang sungguh dalam untuk menyelamatkan Adiknya. Dalam hati dia terus merapal kan doa, semoga Grace bertahan sampai Cazz menemukannya.

Di dalam mobil, Suri menekan dadanya yang tiba-tiba saja sesak. Gadis kecil itu kesulitan bernapas, membuat Zayn dan Starlee panik bukan main, "Sayang! Hei! Dengar, Mommy! Sui atur napasmu, sayang. Sui!"

Kejadian serupa di alami Nyx yang tadinya berlari, kini membungkuk dengan kedua tangan bertumpu pada masing-masing lututnya. Pria kecil itu menahan sesak di dada, dia kesulitan bernapas sampai akhirnya, jatuh pingsan bersamaan dengan kedua kembarannya. Grace yang kehilangan kesadaran masih dalam posisi tenggelam, dan Suri di dalam dekapan Zayn.

Cazz sungguh kesulitan menemukan Grace di dalam danau yang gelap dan dalam, Tuhan, tolong selamatkan Adikku. Ku mohon, batinnya sembari terus mencari di mana Adiknya.

***

"Shit!"

Di saat baru menemukan di mana tempat anak-anaknya berada, Jaergen malah harus mendapat kabar jika anak-anaknya hilang setelah di cari pelayan ke seluruh vila tapi hasilnya nihil. Dengan penuh amarah juga kekhawatiran, Jaergen memerintahkan anak buahnya untuk mencari anak-anaknya.

"Tuan! Tuan muda Nyx pingsan dan di dalam danau, ada Tuan muda Cazz!"

"Sialan!" Jaergen begitu murka, memerintahkan tangan kanannya untuk membawa Nyx ke rumah sakit sedangkan dirinya, langsung menceburkan diri, membawa Cazz ke tepian tapi anehnya, bocah itu memberontak.

"LEPAS, DAD! AKU HARUS MENOLONG GRACE!"

Mata tajam Jaergen semakin berkilat, pria itu memberikan Cazz pada anak buahnya yang juga ikut menceburkan diri agar dirinya bisa mencari Grace. Tanpa membutuhkan waktu lama, Jaergen menemukan anaknya yang telah membiru. Dengan terburu-buru, Jaergen naik ke tepian, dia melakukan pertolongan pertama untuk mengembalikan napas Grace yang sangat lemah.

"Bangun, sayang. Jangan tinggalkan, Daddy. Tolong bangun, sayang."

Ini seperti tamparan keras untuk Jaergen, melihat anaknya seperti ini, ingin rasanya dia menghancurkan seisi bumi. "Sayang, please."

***

100 koment untuk next.

Kelahiran Kembali Sang BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang