Chapter 1

343 65 16
                                    

Kelas terlihat sepi ketika seorang lelaki bersurai hitam legam terlelap dengan kedua lengan yang menopang kepala nya diatas meja. Nafasnya yang teratur terlihat begitu damai seolah tidak merasa terusik, namun rasa kantuknya yang berkurang membuat kedua matanya terbuka.

Menatap langit yang telah berubah warna, bergegas bangkit dari bangku dengan satu lengan yang meraih tas miliknya.

"Tidur dikelas lagi, Baswara ?"

Tubuhnya berputar setelah menutup pintu kelas begitu mendapati suara halus menyapanya, seorang gadis bersurai blonde dengan tangan yang penuh tumpukan buku berada tepat di belakang tubuhnya.

"Hm."

"Kamu kalau malam kerja ?"

"Kerja ?"

"Iya, soalnya kamu kelihatan capek."

Tiasa memandanginya dalam diam, tidak berniat untuk menjawab sama sekali. Mereka teman satu kelas tanpa interaksi, ini kali pertama mereka terlibat sebuah obrolan. Tiasa tidak merasa memiliki alasan yang cukup untuk terlibat dengannya, tidak juga begitu memperhatikan isi kelasnya.

Keheningan ada diantara mereka, dan gadis itu masih setia memperhatikan seolah ia menunggu.. namun teriakan yang cukup keras membuat perhatian mereka teralihkan.

"Tiasa!"

"Kenapa sih, Rit ? Dikejar setan ?"

"Kepala lo setan."

Barit mengatur nafasnya setelah berlari sepanjang koridor, menaruh satu tangannya pada pundak Tiasa.

"Lo demen banget tidur di kelas."

"Ngantuk."

"Kebiasaan ba- loh disini ternyata ?"

"Hai, Barit."

"Hai, btw lo dicariin sama Aista dari tadi."

"Aista ? Astaga, aku lupa. Aku duluan, permisi."

Tiasa memperhatikan punggungnya dalam diam, langkah yang terkesan buru-buru dan sedikit ceroboh.

"Yang satu suka tidur dikelas, satu lagi betah di perpus."

"Siapa ?"

"Lo sama Regal."

"Jadi namanya Regal ? Lo kenal ?"

"Temennya Aista, cuma gue emang udah kenal dari kelas satu. Bisa gitu kalian satu kelas dan lo ngga tau namanya."

"Regal... namanya lucu."

"Iya mirip nama biskuit- maksud lo lucu ?"

Barit sontak menoleh, menatap Tiasa yang tersenyum begitu samar. Aneh, seolah kalimat itu begitu haram di ucapkan sahabatnya.

"Ya lucu aja."

Mengindahkan tingkah sahabatnya, Tiasa berjalan meninggalkan Barit yang masih memproses ucapannya.

Keduanya berjalan menuju parkiran, dan hal yang Barit lakukan adalah mendekati Aista. Gadis yang sudah menjadi pacarnya setahun ini.

"Ini kenapa dah pada belum pulang ?"

"Gelang- gelang aku hilang."

"Gelang ?"

"Gelangnya Regal, kayaknya lepas waktu dia buru-buru tadi."

"Gimana bentuknya ?"

"Gelang aku ada tupainya, Barit."

"Dicari besok aja kenapa ?"

FragranzaWhere stories live. Discover now