Chapter 6

156 40 20
                                    

"Oit, ada yang nyariin."

"Siapa ?"

"Tiasa, sepupu lo."

Satya memundurkan kursinya, satu alisnya pun terangkat. Aneh melihat Tiasa yang tidak pernah mau terlibat interaksi dengannya sudah menunggu di depan pintu kelas.

"Apaan ?"

"Gue ada perlu, pulang sekolah."

"Ngomong langsung aja kenapa ?"

"Ngga bisa, gue tunggu di atap sekolah ntar."

"Oke. Itu doang ?"

"Ya."

Satya menatap punggung Tiasa dengan raut wajah yang mengeras, dia jelas tidak menyukai sepupunya itu sejak lama. Menurutnya, Tiasa itu terlalu sok berkuasa. Seenaknya sendiri, melihat bagaimana Tiasa menyuruhnya tanpa basa basi dan berlalu pergi begitu saja.

Sedangkan Tiasa dengan mudah berpaling setelah menyampaikan apa yang Sadam minta, tidak peduli pada beberapa pasang mata yang menatap dirinya heran. Anak kelas dua, ada urusan apa ke lantai tiga khusus kelas anak tingkat akhir berada. Tiasa lebih fokus pada Regal yang berada tidak jauh darinya, dengan tumpukan buku di kedua tangannya.

"Re, mau kemana ?"

"Eh ? Oh, Tiasa. Mau kumpulin tugas, di suruh ketua kelas."

"Sini gue aja yang bawa."

"Loh, ngga usah. Ini kan aku yang di suruh."

"Tau, tapi berat. Siniin aja."

Tiasa mengambil alih semua yang Regal bawa, lumayan juga sampai ia merutuki si ketua kelas yang justru melimpahkan tugasnya begitu saja.

"Oh iya, tadi ngapain di lantai atas ?"

"Ada urusan sedikit."

Regal mengangguk kecil, dia tidak mau tau lebih banyak. Terlalu hening sampai tidak sadar kalau sudah ada di depan pintu ruang guru.

"Tunggu sini, gue yang kumpulin."

"Iya, makasih."

Sudah hampir 10 menit, entah apa yang Tiasa lakukan di dalam sana. Ia lebih memilih untuk duduk sembari menunggu Tiasa keluar, beruntung kelas sedang kosong juga.

"Hai."

Seseorang duduk di samping, lelaki dengan senyum ramahnya serta lambaian tangan yang terlihat ringan.

"Aduh, sok akrab banget ya gue. Maaf loh, dek."

"Eh ? Ngga- tapi.."

"Kenalin deh nama gue Satya, anak kelas tiga."

"Oh, ada perlu apa ya kak ?"

"Ngga ada apa-apa, cuma mau kenal aja. Ngga boleh ?"

"B-Boleh kak."

"Jadi, siapa namanya dek ?"

"Regal, Regal Kalawista."

Regal membalas uluran tangannya dengan senyum kaku, dia merasa canggung dengan obrolan terlalu mendadak itu.

"Oh ya, ngapain disini ?"

"Disuruh ngumpulin tugas kak, tapi ada temenku mau bantu. Dia ada di dalam."

"Oh gitu.. btw, nanti mau ke kan-"

"Ngapain lo disini ?"

Pandangan keduanya mengarah pada Tiasa yang baru keluar dari ruang guru, berdiri di hadapan mereka dengan tatapan tidak suka yang ia layangkan pada Satya.

FragranzaUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum