Part 02

12.2K 734 72
                                    

"Gimana, Dev?" Cowo dengan rambut kecoklatan yang baru keluar dari kamar mandi menghampiri Candra yang tengah selonjoran di kasur sambil menatap layar HP-nya.

"Mampus si. Kayaknya sekarang seluruh preman sekolah lagi ngincer gue." Candra mengangkat wajahnya yang kusut dan lecet di sudut bibirnya.

"Ya lo si baru masuk sekolah udah bikin masalah aja." Ehan yang merupakan sepupunya itu geleng-geleng kepala.

"Merekanya aja yang baperan jing. Padahal gue nggak ngapa-ngapain." Candra menghela napas.

"Tapi lo nggak perlu juga ngehajar mereka nyet. Sekarang malah jadi berabe. Premanisme SMA Neoagra itu nggak main-main. Sekuat apa pun bela diri lo bisa habis kalau dikeroyok mereka."

"Hadeuh. Mau hidup tenang aja sudah banget anj. Terus gue harus gimana nih?" Candra sebenernya males banget berurusan sama yang kayak gini.

"Ikutan saran gue kemaren." Ehan menatapnya serius.

"Hah? Ogah." Candra menggeleng.

"Pikirin lagi Dev, cuma itu satu-satunya cara supaya lo bisa selamet dari mereka."

"Tapi lo tau kan gue nggak suka kekerasan? Malah suruh gue gabung sama geng motor. Najis gue maen geng-gengan, kayak bocil tau. Norak." Candra bergidik.

Masa si Ehan nyuruh dia buat gabung geng motor? Sekumpulan pemuda yang gemar tawuran sama balap liar itu? Eww, nggak bisa, Candra anak baik-baik.

"Candradeva, kesampingin dulu prinsip lo itu. Lagian, gabung geng motor bukan berarti lo harus ngelakuin kekerasan. Geng Sapphire itu geng motor paling gede di kota ini. Meski gitu mereka jarang kedengeran ngelakuin tindak kriminal. Mereka bahkan punya sirkuit legal buat balapan. Bekingan mereka pejabat cok. Coba lo pikir-pikir lagi deh. Mereka nggak kayak preman yang ada di pikiran lo." Ehan berusaha membujuknya.

Candra berkerut kening. Mulai tertarik. Geng motor elit nih.

"Dev, selain enam aturan anti bullying itu ada satu lagi peraturan tidak tertulis yang bisa hindarin lo dari bahaya, yaitu bergaul sama orang-orang kuat," tambah Ehan.

"Ya udah oke. Terus sama siapa gue harus daftar?" Akhirnya Candra setuju.

"Tenang aja, gue ada temen di Geng Sapphire. Gue kasih kontak lo ke dia."

***

"Serius nih tempatnya ini?" Candra menatap klub malam di depannya dengan ragu.

Temen Ehan yang merupakan anggota Geng Sapphire itu menyuruhnya datang ke klub ini kalau ingin mendaftar jadi anggota. Katanya mereka lagi nongkrong di sini sekarang.

Untung aja Candra udah punya KTP.

Di gate, dia diminta menunjukkan ID-nya oleh penjaga, lalu diminta membayar First Drink Charge sebesar 300 ribu.

"Tiga ratus ribu, Pak?" Candra terkejut. Dia nggak pernah ke club sebelumnya jadi nggak tau kalau masuk club harus bayar dulu.

"Tapi saya cuma ada goceng nih." Candra senyum masam saat melihat isi dompetnya yang kering kerontang.

"Aduh adek, mending beliin cilok aja sana." Penjaga club itu cuma senyum sambil geleng-geleng kepala.

Jelas sekali anak muda ini masih polos dan miskin, tapi udah berani mau clubbing.

"Candradeva sepupunya Ehan yah?" Tiba-tiba seseorang muncul dari dalam.

Destroy Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang