Part 09

8.8K 573 64
                                    

Hari ini, Candra bangun pagi-pagi buta.

Ya, setelah satu bulan gak sekolah akhirnya dia tobat juga. Sebenarnya bukan tobat-tobat banget sih, cuma karena Raiden udah ngelakuin negosiasi sama pihak Neoagra.

Mereka udah bikin kesepakatan yang gak Candra tahu. Raiden bilang, anak-anak Neoagra gak akan ganggu dia lagi sekarang.

Candra sih percaya gak percaya. Rasanya aneh cowok jahat itu ngelakuin kebaikan kayak gini. Bisa aja ini jebakan. Tiba di sekolah mungkin dia bakal tewas dikeroyok.

Tapi mamanya udah ngomel-ngomel. Jadi ya cari peruntungan aja. Tewas ya tewas.

"Bagus dong kalau kalian deket. Jadi lo bisa bales dendam ke dia," ujar Ehan. Kedua cowok itu sedang menyantap sarapan mereka sambil mengobrol.

"Bales dedam matamu. Kalau gue pukul, dia malah bales berkali lipat. Gak usah jauh-jauh bales dendam, gue bisa lepas dari dia aja udah syukur."

"Gimana sih modelan si Raiden ini? Kayaknya nyeremin banget."

"Lo bayangin aja setan, nah dia itu nenek moyangnya," celetuk Candra.

Ehan tertawa garing sampai batuk-batuk.

"Lo lagi sakit masih mau berangakat kuliah?" tanya Candra heran.

"Sakit apaan, gue gak sakit."

"Tapi wajah lo pucat tuh."

Ehan senyum masam. "Ini gara-gara gue ngimpi serem tadi malem. Masa gue mimpi miara tuyul coba? Mana tuyulnya gue tetein."

"Disusuin sampe seabad juga gak bakal gede-gede tuh tuyul."

.
.
.
.

Candra sampai di kelasnya dengan keadaan sehat walafiat. Ternyata gak dikeroyok. Begitu dia menginjakkan kaki di sekolah ini semuanya abai-abai saja.

Bahkan anak yang kemarin mengejar-ngejarnya cuma menatap dia sekilas saat berpapasan di gerbang.

Gak sedikit orang yang ngeliatin dia, tapi gak ada yang nyapa satu pun.

Beberapa dari mereka merungkut saat Candra balik menatapnya.

Aneh deh.

"Lo tau lo udah terkenal banget di sekolah ini," bisik Sukma yang dia temui di depan gerbang tadi.

"Tau. Preman-preman itu udah nyebarin foto gue sebagai buronan." Candra senyum pait.

"Maaf, itu gara-gara gue. Ta-tapi katanya lo bukan orang sembarangan sampe berani nantangin mereka. Banyak orang yang bilang lo ... em, anak mafia. Emang iya?"

Sukma menatap penasaran. Sementara yang ditanya langsung tersedak es cekek yang tengah diminumnya.

"Uhuk—! Mafia apaan jir?"

Sukma berkata dengan sedikit segan, "Gue denger yang backing lo Sapphire. Anak-anak yang kenal geng itu kan bukan orang sembarangan. Kenapa elit kaya lo mau sekolah di sini?"

Oke, Candra tersedak untuk kedua kalinya.

Hey, siapa yang nyebarin rumor kebangetan ini?

"Bapak lo mafia?" tanya Sukma lagi melihat Candra malah bengong. Dia makin mendongak menatap Candra yang tinggi itu.

"Bukan, bapak gue tukang gali kuburan."

Dan udah lama dikubur.

.
.

Destroy Me [Completed]Where stories live. Discover now