17. DEAR FOX

1.3K 232 30
                                    

Jeno menatap rumah sederhana berbahan kayu yang semalam ia datangi, rumah itu sangat sepi seperti tidak ada kehidupan di dalamnya. Jeno mencoba memberanikan diri untuk menginjakkan kaki ke rumah itu, belum mengetuk pintu itu sudah terbuka.

"Hallo Tante" Jeno menyapa canggung Winwin, karena pria cantik itu masih bersikap dingin padanya.

"Mau ketemu Renjun? " Tebak Winwin masih dengan wajah datarnya.

"Iya Tante"

"Renjun masih gak mau keluar kamar, kamu pulang saja" Setelah itu Winwin menutup pintunya, padahal niatnya tadi ingin ke pasar untuk berbelanja namun ia urungkan setelah bertemu Jeno.

Jeno kembali dengan kecewa, ia kembali menatap rumah itu berharap Renjun keluar dan memanggilnya namun rumah itu tetap tertutup rapat.

Kini Jeno tinggal di penginapan dekat rumah Renjun, ia tidak ingin pulang sebelum bisa berbicara berdua dengan Renjun menjelaskan semuanya.

Haechan pun tinggal bersama Jeno, ia tidak enak hati dengan keluarga Renjun. Ia juga belum pulang ke kota, Haechan harus mengucapkan permintaan maaf secara pribadi pada Renjun.

Sudah sebulan mereka tinggal di desa itu, namun mereka belum juga bisa bertemu Renjun. Winwin melarang keras mereka bertemu Renjun sendangkan Yuta sama sekali tidak ingin bertemu mereka. Nampaknya Yuta masih kecewa.

"Jen, lo mau kemana? " Haechan menghentikan langkah Jeno yang akan keluar penginapan. Bagaimana tidak? Jeno keluar membawa tasnya dan terlihat tergesa-gesa.

"Gue mau ke kota Chan, lo di sini aja hubungi gue kalau ada kabar tentang Renjun. Gue bakal balik secepatnya"

Belum Haechan bertanya Jeno sudah menghilang dari penglihatannya, Haechan masih tidak mengerti mengapa Jeno tergesa-gesa ingin ke kota? Apakah ada masalah di sana?

Jeno tidak ke kota tempatnya berkuliah, namun ia pergi ke kota tempat orang tuanya berada. Dan tentu tempat buah hatinya bertinggal untuk sementara.

Butuh waktu yang cukup lama untuk bisa sampai di rumah orang tuanya, sampai di sana Jeno membuat terkejut seisi rumah karena datang dengan tiba tiba.

"Kak? " Pemuda bertubuh tinggi menghampiri Jeno, dia adalah adik kembar Jeno. Sungchan.

"Chan, anak gue mana? " Tanya Jeno tidak ingin membuang buang waktunya.

"Lagi di bawa Mommy keluar, bentar lagi juga pulang"

"Bantu gue Chan ngemasi barang barang Sunoo" Jeno menarik pergelangan tangan Sungchan namun pemuda itu menahan diri hingga Jeno ikut terhenti.

"Emang lo udah nem-"

"Nanti gue jelasin Chan, gue harus buru buru bawa Sunoo"

Sungchan akhirnya mau membantu Jeno mengemasi barang Sunoo sebelum bayi itu kembali, di tengah kesibukan mereka mengemasi barang mereka mendengar seseorang baru saja pulang. Tanpa berlama-lama lagi, Jeno langsung menghampiri orang itu.

"Jeno? " Taeyong teramat terkejut melihat anak sulungnya di rumahnya, sejak kapan anaknya pulang?

"Sunoo" Mata Jeno sudah penuh dengan air mata. Ia begitu bahagia akhirnya ia tiba di hari yang ia tunggu tunggu, bertemu dengan sang putra yang begitu ia rindukan.

Taeyong menurunkan Sunoo dari gendongannya, bayi itu juga sama rindunya seperti Ayahnya.

Kaki mungilnya melangkah pelan dengan sedikit sempoyongan mendekati Jeno. Jeno terkejut melihatnya, sudah berapa banyak waktu yang terlewatkan untuk melihat pertumbuhan sang putra?

Jeno berlutut merentangkan tanganya, siap menerima sang putra yang terus berusaha mendekatinya sambil tersenyum lebar. Hingga tubuhnya sampai pada pelukan sang Ayah, mereka saling bertukar kehangatan melepas rindu yang selama ini mengebu.

"Papapa~" Ocehannya di dalam tubuh besar Jeno.

"Iya sayang, ini Papa" Jeno menangkup pipi gembul sang anak hingga dua gigi susunya terlihat sangat mengemaskan.

"Wahh Sunoo udah punya gigi kayak Papa"

"Gigigi~" Ucapnya meniru kata kata Jeno.

"Jeno, kamu sudah menemukan orang yang Mommy suruh? " Ucap Taeyong dengan nada tegas, sesuai perkataan mutlak Taeyong kemarin Jeno tidak boleh menemui Sunoo sebelum Jeno menemukan Ibu cucunya.

Jeno memberikan Sunoo pada Sungchan lalu meminta Sungchan membawa Sunoo sementara karena ada yang harus ia bicarakan pada Taeyong.

Mereka duduk dengan berhadapan di ruang tengah yang hanya terisi mereka berdua.

"Bagaimana kabar Daddy Mom? "

"Sudah mulai membaik, tapi Daddy harus tetap di rawat di rumah sakit"

"Daddy tau ini semua? " Ucap Jeno hati hati.

Taeyong mengangguk "Mommy sudah memberitahu Daddy pelan pelan, syukurlah Daddy mengerti walau sedikit drop tapi sekarang sudah baik baik saja. Daddy malah bangga sama kamu karena kamu mau bertanggung jawab. Daddy pengen ketemu Sunoo tapi Sunoo tidak bisa masuk rumah sakit jadi Mommy selalu mengabadikan momen Sunoo untuk di perlihatkan pada Daddy. Hobi baru Daddy selama di rumah sakit adalah nonton video Sunoo"

Jeno tersenyum senang, Jaehyun bisa menerima semua ini saja sudah lebih dari cukup. Ia senang keluarganya begitu mendukung semua keputusannya.

"Mommy, aku sudah mengetahui siapa Ibu Sunoo" Ucap Jeno serius.

"Beneran kamu? Siapa Ibu cucuku? " Taeyong bertanya mengebu hingga badannya agak mencodong ke arah anaknya.

"Renjun, Renjun ibu kandung Sunoo"

Taeyong menutup mulutnya, ia tidak menyangka pemuda yang merawat cucunya beberapa minggu yang lalu adalah Ibu cucunya.

"Bagaimana bisa Jen? "

"Ceritanya panjang Mom, aku bakal ceritain semua setelah masalah ini selesai. Sekarang ada masalah baru Mom, Renjun tidak mau di temui dan keluarganya ngelarang aku bertemu Renjun. Padahal aku mau menjelaskan semuanya sama Renjun, dia juga masih syok banget sama kejadian ini"

"Terus sekarang kita harus bagaimana?"

"Izinin aku bawa Sunoo ketemu keluarga Mamanya, Mom. Aku rasa ini jalan satu satunya supaya mereka bisa memberikan ruang untuk aku dan Renjun. Aku mohon Mom"

"GAK! " Taeyong dan Jeno tersentak menatap pemuda yang baru masuk kedalam rumah dengan kaki yang ia hentak hentakkan.

"Mommy, jangan kasih orang jelek ini bawa keponakan aku huwaaaaaaa" Beomgyu menangis sambil menghentak hentakkan kakinya meminta Taeyong agar tidak mengizinkan Jeno membawa Sunoo. Beomgyu terlanjur sayang pada bayi mungil itu.

Taeyong menarik tangan Beomgyu untuk duduk di sampingnya, mengusap bahu sang anak yang memasang wajah merajuk pada Ibu nya.

"Sayang, ini cuma buat semetara aja kok, setelah itu Sunoo bakal di bawa lagi kesini. Apa kamu gak seneng Sunoo ketemu Mamanya? "

Beomgyu tidak menjawab pertanyaan Taeyong, ia hanya menunduk lesu sibuk mengulung gulung ujung bajunya.

"Kakak janji bakal bawa Sunoo balik setelah Sunoo ketemu Mamanya, oke? "














Tbc


Udah berapa tahun aku ngilang? Setahun doang yakan? Ada yang kangen gak sih? Atau pada mikir aku dah metong?!

Mungkin butuh waktu buat aku up lagi, soalnya aku kehilangan beberapa chapter yang udah aku tulis karena terlalu lama di kacangin😭. Karma author suka ngilang.

Aku sebenarnya udah gak mood lagi lanjutin wattpad ini karena menurut aku cerita membosankan dan pasaran, yakan? Tapi setelah aku pikir pikir lagi walau membosankan bakal tetap aku lanjutin semampuku. Apalagi barusan aku liat ada author au di apk X yang punya folowers ribuan merekomendasikan wattpad ku, aku salting brutal xixixi.







DEAR FOXWhere stories live. Discover now