[12] Daylight

117 21 2
                                    


WARNING!

Halo, episode kali ini bakal mengandung kekerasan. Jadi aku harap bagi kalian yang ga nyaman, bisa skip ya. Thank you

....

'Bughh, bughh, bughh'

Terdengar jelas suara pukul memukul saling sahut menyahut. Itu antara Lucas dan Soobin. Mereka bertarung di gang sempit yang tak ada orang melewati.

"Cepat bilang kalo kamu pelakunya kan!"

"Pelaku apaan? Akh, lepasin cengkeramannya!"

Lucas dan Soobin masih melanjutkan kegiatan mereka. Tak ada yang melerai. Sekalipun ada, itu tidak akan berguna.

"Kenapa bisa saya yang dituduh hah? Gak ada bukti yang menuju ke saya!" kesal Soobin sambil melepas cengkraman kakaknya pada lehernya.

"Ada, saya ada buktinya!"

"Ketiga korban, semuanya punya hubungan sama kamu. Kamu juga jadi salah satu orang terakhir yang ketemu sama korban. Minnie juga bilang ke mantannya kalau dia mau pergi sama kamu!"

Soobin yang sudah kesulut emosinya, langsung menghempaskan Lucas ke dinding bangunan. Kaki panjangnya digunakan untuk menginjak dada kakaknya. "Kamu kira pengakuan dari orang orang seperti kamu bisa dipercaya sama pengadilan? Dan lagi, siapa Minnie?"

Lucas mengeluarkan ponselnya, menunjukan seseorang yang ia maksud. "Oh selingkuhan mu? Aduh kalo mau mengkambing hitamkan orang lain pintar sedikit apa. Yang ada bukannya saya jadi saksi pembunuhan saya malah jadi saksi perselingkuhan" balas Soobin saat melihat foto Minnie.

"Jaga mulut kamu! Nasib ibu kamu ada ditangan ayah saya!"

"Ibu saya sudah mati setelah ayah kamu ngucapin janji yang katanya itu suci, sekarang yang sedang tidur bersama ayah mu itu hanya raganya, hatinya sudah mati bersama perempuan yang pernah kamu hancurkan hidupnya"

Soobin mengungkit soal Yena.

"Kamu pikir saya bakal takut kamu ungkit ungkit soal si lumpuh? Gak ada yang-"

'Bughhh'

Satu tonjokan sudah mendarat diperut Lucas hingga ia jatuh tersungkur. "Sekali lagi kamu berani ngatain kakak saya kaya gitu, saya ga bakal mikir buat bikin kamu lumpuh!"

"Kan emang lum- AKHH"

Benar saja, Lucas yang sudah jatuh tersungkur itu tambah diberikan pelajaran oleh Soobin. Perutnya bolak balik di tendang hingga Lucas kehabisan napas. Dan yang terakhir, kepalanya ia injak untuk meninggalkan bekas sepatunya.

Ia berjongkok menyamakan tingginya dengan Lucas, "Kasihan ayahmu sudah bayarin mahal mahal buat anaknya sekolah, ternyata anaknya gak punya otak, yang saya injak tadi ternyata hanya tempurung saja"

Soobin berdiri, meninggalkan pemuda itu sendirian disana. Ia tak peduli jika malam itu adalah malam terakhir Lucas untuk melihat dunia.

.
.
.

Yeonjun's pov

'Tok tok tok'

Aku yang sedang menonton drama di televisi jadi terganggu. Tetapi itu Soobin ternyata. Ia pulang larut entah darimana. Oh My, aku terkejut saat melihat wajah dan badannya yang penuh lebam. Aku segera memintanya masuk.

Membantunya melepas jaket serta segala hal yang menghalangi. Dan disini lah Soobin, duduk dipinggir kasur dengan pakaian rumah yang nyaman. Aku mulai membersihkan luka Soobin perlahan, takut dia sakit.

"Bertemu dengan Lucas?" tanya ku yang dibalas anggukan.

"Dia nuduh aku di kasus kasus yang kemarin, aku ga peduli. Cuma dia ngatain kak Yena lagi" adunya.

Soobin sangat menyayangi Yena aku tau, satu satunya keluarga yang tak melukainya kecuali dihari kepergiannya.

Ia mengambil ponselnya, memotret bagian tubuh yang lebam. Mengirimnya pada seseorang. Aku sedikit mengintip, tapi dia malah menunjukan semuanya pada ku.

"Siapa Kang Daehyun?" tanya ku sambil menatapnya.

"Orang yang berurusan dengan Lucas, aku ingin dia menyelesaikan masalahnya sendiri"

"Aku baru tau, siapa dia?"

"Nanti aku akan memperkenalkannya setelah semua ini selesai, dia akan menjadi salah satu kesayangan mu nantinya" jawabnya sambil mengusap kepala ku.

"Kenapa begitu? Tau darimana?"

"Apa yang aku tidak tau tentang mu?"

Benar juga sih.

"Soobin, jangan luka luka lagi" pinta ku.

"Iyaa, kapan kapan"

...

Hi there! Makasi ya udah baca, jangan bosan bosan!

Best(killer)friendWhere stories live. Discover now