07. Rumah Baru

10 1 0
                                    

Happy Reading!
.

Dua bulan sudah terlewatkan, dan kini rumah yang seharusnya ditempati oleh gus Azzam dan Aleena setelah pernikahan mereka akhirnya selesai. Acara syukuran akan mereka adakan minggu depan, namun kini mereka sudah mulai mengemasi barang-barang untuk kepindahan mereka.

"Kita tidur di kamar utama, kamu atur bagaimana baiknya saja barang di dalam sana. Saya akan mengurus barang di gudang dulu" ujar gus Azzam dan dibalas anggukan setuju oleh Aleena.

Ya,, mereka selalu tidur bersama dalam satu kamar, tidak mungkin juga mereka tidur pisah kamar. Walau mereka tidak saling mencintai, namun mereka masih tau aturan bahwa tidak sebaiknya suami istri tidur terpisah kecuali saat sedang ada masalah besar, dan itupun maksimal hanya tiga hari.

Kamar utama rumah itu cukup luas, bangunannya hanya bertingkat dua dan kamar utama letaknya dilantai dua, namun rumah itu areanya cukup luas, baik dari segi bangunan maupun pekarangan depan belakangnya juga lumayan luas.

"Walk in closet nya lumayan luas, cukup lah kayanya buat barang gue sama gus Azzam, emm yaudah ini disini~" gumaman Aleena seraya mulai mengatur barang-barangnya dan barang milik suaminya didalam walk in closet kamar utama.

Kurang lebih dua jam mereka mengatur bagian kamar, gudang dan ruang keluarga. Kini gus Azzam dan Aleena nampak duduk santai di gazebo taman belakang.

"Kalau kita udah pindah kesini, gimana dengan sekolah aku. Aku masih kelas 11 gimana aku bisa ngurus rumah ini dan aku sibuk sama sekolah aku juga" celetuk Aleena menggunakan panggilan aku-kamu.

Panggilan itu sudah mulai ia biasakan sejak tinggal dikediaman keluarga Widhibrata.

"Kalau kamu mau kita bisa menyewa maid" balas gus Azzam menatap sekilas Aleena.

Aleena nampak cantik walau hanya menggunakan kaos putih sebahu dengan celana kulotnya. Padahal wajah Aleena tidak terhias make-up apapun, hanya lip balm peach tanpa bedak apapun mengingat baru beberapa saat lalu mereka berberes rumah, sehingga Aleena tidak sempat untuk memoles wajahnya dahulu.

"Yaudah aku setuju, kita sewa maid aja. Tapi maidnya kalau bisa gak usah sampai malem, sekadar bantu-bantu bersihin rumah aja pas pagi" pinta Aleena.

Bukannya apa, namun Aleena merasa kurang nyaman jika dirumahnya terdapat orang asing, Aleena kecil pernah merasakan dirawat oleh maid yang makan gaji buta soalnya. Aleena diabaikan bahkan sampai Aleena kelaparan selama seharian karena maid itu. Parahnya Aleena sampai dipukul menggunakan sapu karena terus merengek ingin makan, kalau ditanya dimana orang tua dan kedua Kakaknya, mereka berempat saat itu sedang mengunjungi sang nenek yang berada diluar kota. Dan posisinya Aleena tidak bisa ikut karena urusan sekolahnya.

Karena hal itu, keluarga Kalandra tidak pernah lagi membiarkan maid menginap di rumah mereka. Dan hingga dewasa, Aleena merasakan sedikit rasa tidak suka pada maid.

"Itu terserah kamu saja, lagi pula saya tidak perduli juga sebenarnya dengan adanya maid atau tidak" ujar gus Azzam.

Setelah berbincang sesaat, akhirnya mereka memutuskan untuk memasuki rumah, mengingat waktu yang sebentar lagi menjelang magrib.

~~~~

"Aku gak menyangka kamu mengingkari ucapan kamu, ya Allah, apakah kami memang tidak ditakdirkan untuk bersatu. Namun hati hamba menginginkan dia ya Allah, tolong beri jalan mu" gumam seorang gadis sembari menatap foto pria yang telah ia cetak dan tempatkan disebuah bingkai yang indah.

~~~~

Bentar lagi masuk konflik lohh

515 kata
04 july 2023

Sepasang TulipWhere stories live. Discover now