Di hari sabtu yang cerah ini, gracio dan shani sengaja tidak kemana-mana karena keduanya ingin menikmati hari libur berdua, kebetulan para asisten rumah tangga dan bodyguardnya sedang diberi cuti.
"Ge, bosen ga sih?" tanya shani.
"Banget, ngapain ya enaknya." ucap cio sambil berpikir.
"Mau jalan-jalan ga?" tanya shani.
"Panas ah, mending dirumah aja." ucap cio.
"Ngapain tapi ge, aku bosen banget kalo dirumah terus." keluh shani.
"Sharing aja gimana?" tanya cio.
"Boleh deh." jawab shani.
Shani yang awalnya duduk dengan memeluk gracio, kini mengubah duduknya menjadi tegap menghadap gracio.
"Gimana perasaan kamu setelah kita nikah?" tanya cio.
"Ih, pertanyaannya kolot banget." ucap shani.
"Btw aku udah pernah jawab ga sih yang itu?" tanya shani balik, gracio mengangguk.
"Tapi aku ga pernah bosen sama jawaban kamu, bahkan aku belum puas sama jawaban kamu shan." ucap cio.
"cepet jawab." ucap cio.
"Perasaan aku setelah nikah sama kamu kaya begitu." ucap shani.
"Gimana?" tanya cio.
"Lebih bahagia, terus aku ngerasa ga sendiri lagi, terus juga kamu lumayan peka kalo ada apa-apa tentang aku, apalagi pas aku hamil ara kamu tuh lebih protect banget sama aku dan aku suka banget."
"Aku juga ngerasa lebih beruntung karena kamu lebih bucin setelah nikah, sampe kemana-mana kadang kamu ngintilin aku."
"Aku paling suka part dimana kamu ikut ke butik dan bela-belain buat cuti dari kantor. Sebenarnya aku ga masalah soal itu, tapi aku jadi ga enak sama kamu dan karyawan kamu." jelas shani.
"Tapi kan aku bos, bebas dong kalo aku mau gimana aja." ucap cio.
"Iya tau, tapi ga seharusnya kamu seenaknya memanfaatkan jabatan kamu sayang." ucap shani.
"Okee, terus gimana lagi?" tanya cio.
"Aku juga suka pas setelah ara lahir, kamu pulangnya jadi ga terlalu larut dan lebih banyak ngabisin waktu bareng aku sama ara." ucap shani.
"Aku ngerasa lebih aman pas kamu sering ada dirumah waktu itu, ya walaupun akhirnya pas ara beranjak besar kamu jadi lebih sibuk." ucap shani dengan wajah sedihnya.
Cio mengusap pelan pundak istrinya.
"Aku ngerti kok mas, kamu ngelakuin itu buat aku dan ara, buat masa depan anak kita, tapi ga ngabisin waktu di kantor juga kan?" cio mengangguk dan tersenyum.
Ia baru mengerti perasaan shani sekarang, ternyata istrinya itu tidak suka jika ia terlalu sibuk dengan pekerjaan.
"Maafin aku ya, maaf kalo dulu aku terlalu sibuk bahkan mungkin sampai sekarang, sampai aku lupa waktu kita berdua." ucap cio.
"Aku bosen tau kalo kamu udah kerja keluar kota dan aku ga ada temen buat main atau ngobrol." ucap shani.
"Ga shopping? atau hangout bareng yang lain gitu? atau uang yang aku tf masih kurang?" tanya cio beruntun, shani menggeleng.
"Sama sekali ga kurang kok." ucap shani.
"Terus apa?" tanya cio.
"Aku mau kita ngasih adik buat ara." ucap shani.
Cio menatap heran shani, tumben sekali istrinya itu meminta anak.
"Beneran? ga akan nyesel?" tanya cio, shani menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
To the moon [chikara]
Fanfiction⚠️WARNING⚠️ - GXG AREA!! - no baper, cuma cerita!! - 17+ jangan bawa-bawa cerita ini ke member, ini cuma cerita karangan author. thanks.