FLSHBCK Y.Pagi itu, Ara yang tengah bersiap dikejutkan oleh suara bel yang berdenting dari luar, batinnya, kekasihnya itu cepat sekali sampai bahkan tanpa mengabarinya.
Ia segera menyelesaikan urusannya, --ia sedang make up tadi. Ara bangkit, keluar dari kamarnya lalu menghampiri pintu utama.
Cklek.
Pintu itu sudah tak terkunci."Say-- hm? cari siapa ya?"
"Lo bener Ara, bukan?"
Ara tak menjawab, ia hanya mengangguk.
"Ke kampus bareng?"
"Ah, anak kampus juga?"
Orang itu mengangguk.
"Sorry, tapi gue udah ada yang jemput nanti,"
"Hari ini aja, lo bareng gue" katanya, memaksa.
"Hmm, kayaknya ngga dulu deh, makasih ya"
Begitu Ara ingin berbalik, orang itu menahan lengannya.
"Oh iya, kenalin, gue Devan" ia mengulurkan tangannya, tepat didepan Ara.
Ara mengangguk acuh, "Bisa lepasin gue?"
"Jadi, lo gak mau pergi bareng gue, ke kampus?"
Ara menggeleng tegas.
"Ck, sok jual mahal banget lo, jadi cewek"
Ara mengangkat alisnya, pertanda ia sedang bingung.
Yang ditatap hanya mengeluarkan smirk nya.
"Maksud lo apa?"
"Gue gak kenal sama lo, dan tiba-tiba lo dateng kesini ngajak gue berangkat ke kampus bareng aja udah aneh,"
"Lo siapa?"
"Gue Devan(?) kan gue udah nyebut nama tadi,"
"Yayayaya terus tujuan lo kesini?"
"Mau ngajak ke kampus bareng,"
"Tiba-tiba?" orang itu hanya mengangguk.
"Ck, gak deh, mending lo pergi sekarang,"
Orang itu terdiam sebentar. Dan tak beranjak dari tempatnya.
"Lo pergi, atau gue panggil petugas??!" tegas Ara.
Devan mengambil hp nya dari saku, lalu menunjukkan sesuatu.
"Lo gak mau cewek lo kek gini kan?"
Devan menunjukkan tangan seseorang yang penuh dengan darah.
Ara tak tau tangan itu milik siapa, namun ancaman Devan cukup mengganggu pikirannya.
"Jawab sekarang, atau lo bakal telat, Ara."
"Jangan macem macem lo!"
"Iya, gue gak bakal macem macem kalo lo nurut sm gue kali ini"
"Gue gak percaya sama lo"
"Oh gitu??" Ara mengangguk ragu.
Devan terlihat menscroll layar hp nya, dan kembali menujukkan foto.
"Mungkin lo perlu bukti?" ia mengeluarkan smirknya.
Ara menutup mulutnya, kini ia melihat foto berisikan seseorang yg tengah menunggu di tempat yg ia yakini itu adalah rumah Chika.
