"Hmm, buktinya tadi ninggalin...." gumam Chika tapi masih didengar oleh Ara, gadis itu tak mampu menjawab apapun."Dah sayang, bobo aja yahh, jangan mikirin yang berat berat dulu, biar kamu cepet pulih,"
"Iya, gue ngantuk banget, yang,"
"Makanya, tidur yaa, aku disini kok,"
"Jangan tinggalin gue," pintanya.
"Engga sayang, aku nemenin kamu disini,"
.
Kathrin, hari ini ada latihan basket di sekolahnya.
Dengan ditemani oleh Ashel, seperti biasa, ia memulai latihannya dengan semangat.
Ditengah lapangan sana ada tim membentuk barisan melingkar, lalu memulai pemanasan.
Ashel, di tribun sana sangat merasa bosan, dari tadi ia hanya memainkan hpnya saja, hanya sesekali melirik pada Atin di lapangan sana. Terkadang juga ia mengambil video Atin saat pemanasan berlangsung. Mata kekasihnya itu tak mau lepas darinya, gadisnya itu terus menatapnya sambil tersenyum.
Keadaan tribun sekarang masih sepi, hanya beberapa penonton saja disana.
Beberapa menit kemudian, pertandingan pun dimulai, Atin pun mulai bermain dengan lihainya.
Seperti biasa, Atin bermain dengan hebat, tak diragukan lagi soal skill men-dribble nya itu.
Dari tribun, Ashel menatap kagum kekasihnya, tak henti-hentinya menampilkan senyum lebarnya. Juga, ia bersorak kegirangan ketika Atin memasukkan bola ke dalam ring.
"Nice shoot, babe!" pujinya, sedikit berteriak.
Waktu berselang, Ashel kembali bermain dengan hpnya, ia bosan lagi sekarang.
Tak lama, ia merasa ingin ke toilet.
Ia hanya membawa hpnya saja, tasnya ia tinggal dikursi lalu ia tutup dengan jaket, ia berharap itu akan aman.
Ashel pun ke toilet untuk sekedar mencuci mukanya, ia mengantuk karena tak berbuat apa-apa.
Selesai membersihkan tangannya juga, ia ingin kembali ke lapangan, namun seseorang menutupi jalan nya.
"Hi, Ashel, it's been a while," ucap seseorang itu.
"Oh hi, Jess," Ashel merespon sapaan dari Jessi.
Jessi merupakan teman dekat Ashel, namun semenjak Ashel menjalin hubungan dengan Kathrin, Jessi menciptakan jarak antara dirinya dan juga Ashel.
"Lo kangen gue gak?" tanya Jessi.
Tak menjawab, Ashel bergerak memeluk sahabatnya itu.
Jessi pun merasakan anggukan Ashel dipundaknya, artinya orang yang sedang memeluknya itu juga merindukannya.
"Jalan sama gue yuk? lo udah selesai kan?" pertanyaan itu diangguki oleh Ashel.
"Lo mau bawa gue kemana?" tanya Ashel.
"Uhm, tapi lo pasti lagi nemenin Atin latihan ya?"
"Iyaa,"
"Kalo gitu gak usah deh, next time aja, Shel,"
"Yakin next time? katanya kangen?" goda Ashel.
"Ya emang kangen, tapi kan lo lagi sama pacar lo,"
"Engga, buktinya gue berdiri di depan lo sendiri, gak ada Atin disini,"
"Ya bener sih, tapi kan gak gitu konsepnya,"
"Jadi, gimana dong?"
"Jangan macem macem lo, gue males ribut, cwk lo kan cemburuan,"
