Planning For The Descent

2.9K 236 18
                                    

"Father tidak ingin kamu terlalu larut dalam kesedihan, Istri kamu akan sedih jika melihat mu seperti ini terus"

Draco mengangkat salah satu alis nya, yang menandakan ia tidak mengerti sama sekali lagi kemana topik ini berasal

"Father tau ini terlalu terburu buru, tapi Father ingin kamu segera menikah lagi"

Draco kaget bukan main, ia tahu sekarang topik ini lagi mengarah kemana

"Astoria baru saja meninggal, dan father ingin aku menikah lagi?" Draco tidak dapat tenang, emosi nya tidak stabil sekarang

"Ya, Father tau. Tapi Astoria juga akan sedih jika kamu terlalu larut dalam kesedihan dan juga kecemasan, Father hannya ingin yang terbaik untukmu Draco."

Draco sedikit mendengus kesal, bisa bisa nya dia disuruh segera menikah kembali, padahal baru 1 minggu istri nya telah meninggal dunia.
Draco segera memundurkan bangku dan segera berdiri, namun Mother melarang Draco

"Duduk sebentar dulu Draco, Mother dan Father tidak ingin kamu terpuruk dalam kesedihan, lagi pula kami sudah menemukan calonnya"

"AKU TIDAK MAU." Entah kapan orang tua nya sudah merencanakan ini semua, bahkan orang tua nya sudah mencari calon yang baru, Draco jelas menolak.

Draco membanting sendok dan garpu, yang ia genggam sebelumnya dan membanting ke arah piring, sehingga membuat bunyi suara yang keras, Mother kaget hingga menyebabkan dia serangan jantung mendadak. Draco yang sudah mengarah ingin kembali ke kamar segera membantu Mother nya, walau dia kesal sekalipun Narcissa tetap Ibu nya.

──── ✦ ────

Setelah membantu Mother kembali ke kamar nya, Mother menangis sambil memegang dada nya seperti orang yang sangat sesak dan kesulitan bernafas, Mother menatap Draco dengan air mata yang berkaca kaca

"Kamu sudah besar sekarang, Mother ingin kamu berbahagia, temui lah kebahagiaan mu mulai sekarang, Father bahkan sudah menyiapi Calon mu, Kami sayang padamu Draco. Kami ingin kamu bahagia"

Mother mengucapkan kalimat tersebut sambil terengah engah, sedangkan Father sekarang sedang tidak bersama mereka, ia sedang membuat obat penawar agar Mother bisa sembuh untuk sementara waktu.

Mata Draco kini mulai berkaca kaca, ia sekarang tau orang tua nya hannya ingin dia berbahagia. dengan berat hati dia menerima tawaran itu untuk segera Menikah kembali, dan ketika Father memasuki kamar, Draco segera pamit untuk tidur dan berjalan menuju kamar nya

──── ✦ ────

Draco sudah kembali ke kamar dan segera membaring kan tubuhnya ke kasur, dia mulai menutup mata nya perlahan dan mulai tertidur

Sedangkan di kamar Orang tua Draco, Narcissa tertawa kecil. Teryata sedari tadi dia hannya berpura pura, dia tidak ada riwayat penyakit sama sekali. Bahkan ramuan yang dibikin oleh Lucius hannya ramuan biasa, mereka hannya sedang membuat Drama agar Draco setuju. Dan tentu saja cara Narcissa selalu berhasil, Draco bahkan menyetujui nya secara cuma cuma

Mereka saling tertawa karena rencana yang mereka buat sangat mulus dan berhasil dengan cepat, mereka segera membuat rencana untuk selanjutnya, Ramuan yang tadi dibikin asal oleh Lucius dibuang asal, ya memang itu Ramuan tidak berbahaya dan tidak berpengaruh apa apa, tidak ada yang nama nya obat penawar untuk sementara, apalagi masalah sakit yang ada pada tubuh Narcissa, itu semua hannya kebohongan agar Draco setuju dengan Perjodohan ini

──── ✦ ────

Pagi hari telah tiba, Draco terbangun pada pukul 8 pagi, ia berdiri dan segera membuka tirai jendela nya. Hari ini sangat terang benderang, suara burung terdengar seperti saling bersaut sautan saat jendela kamar terbuka. Setelah beberapa menit termenung Draco menutup kembali jendela nya dan segera menuju kekamar mandi

Shower terdengar dari luar pintu kamar mandi nya, ia berendam sebentar di bath tub sambil menenangkan pikiran. Tetapi yang ada dipikirannya adalah Astoria, Pikirannya penuh dengan Astoria

Setiap hari pasti Astoria berteriak untuk menyuruh nya menyelesaikan mandi nya dengan cepat dan tidak lama lama dikamar mandi, namun mungkin beberapa Tahun kedepan bukan Astoria lagi yang akan berkata seperti itu, namun orang yang tak ia kenali sama sekali yang akan menjadi pasangan baru dia.

──── ✦ ────

Draco segera keluar dari bath tub lalu mengeringkan rambut, setelah itu dia menghanduki beberapa bagian tubuh yang basah, saat keluar teryata Mother telah menyiapkan Baju yang akan dikenakan Draco hari ini, entah kapan Mother masuk ke kamar nya. Yang jelas ia segera memakai baju yang telah di siapkan Mother dan segera turun kebawah

"Mother, apa Mother yang menyiapkan baj-" Kata yang ingin di ucapkan berhenti begitu saja, ketika ia melihat keluarga selain keluarga nya

"Draco, kemarilah" Panggil Mother sambil tersenyum ke arah nya yang sekarang masih berada di tangga

Draco segera turun dari Tangga, dan bersalaman dengan keluarga yang ia sama sekali kenal

"Ya ampun, anak nya tampan sekali. Mirip sekali wajah nya dengan kamu"

Narcissa tersenyum dan mulai mengobrol, dan menyuruh Draco mengajak Harry ke kamar nya

"Nama kamu Harry? ayo ikut ke atas" Sambil Draco melihat penampilan Harry yang menurutnya 'Kampungan'

Dan Harry hannya mengangguk, dia berada di belakang Draco sambil melihat seisi rumah yang menurutnya sangat Elegant

"Rumah kamu bagus sekali Draco" Ucap Harry sedikit tertarik dengan Rumah Draco

'Norak sakali' Kata Draco dalam hati.

Saat sudah sampai di kamar Harry bahkan lebih takjub lagi, dalam kamar Draco sangat mewah. Harry ingin menyentuh salah satu barang yang bentuknya agak aneh, tapi Draco yang duluan melihat nya memukul tangan Harry

"Jangan memegang benda sembarangan Harry, aku tak mau benda yang dipegang Istri ku di pegang juga oleh mu." Ucap Draco sinis

Harry hannya menunduk, sejujur nya tangannya sakit saat terkena pukulan Draco.

'Apakah Cowo ini tidak punnya prasaan?' Ujar Harry dalam Hati.
Draco dan Harry sekarang berdiam diaman, Draco yang sibuk termenung memikirkan Astoria, dan Harry tang mencoba memikirkan Topik pembahasan

"Nama kamu siapa?" Tannya Harry memecahkan keheningan

"Draco, Draco Malfoy"

"Nama yang bagus" Harry tersenyum ke arah Draco

Beberapa pertannyaan Harry lontarkan agar tidak ada keheningan di antara mereka berdua, namun Draco malah risih atas pertannyaan - pertannyaan yang Harry tannya kepadanya

"Bisakah kau diam, Harry? Draco sekarang sangat kesal. Harry selalu bertannya terus menerus, entah dia yang bodoh atau kepo tentang diri nya, Harry lagi lagi hannya menunduk diam tak berkutik, dan hannya melontarkan kata "Maaf"

Ibu Harry memanggil untuk segera kebawah, Harry dengan cepat keluar dari Kamar Draco

──── ✦ ────

"Mum kesini hannya mampir Harry, ayo kita pulang lagi. Kita belum membicarakan dengan matang perjodohan ini"

Harry mengangguk dan segera berlari ke arah luar rumah, Harry sempat melihat Draco dari atas tangga dan melambaikan tangan sambil tersenyum dan melupakan kejadian sebelumnya.

'Padahal sudah dijahati tapi masih bisa senyum dan baik saja padaku, dia itu sungguh bodoh' Ucap Draco dalam hati sambil mendengus kesal, seperti dia sangat sangat membenci Harry

Setelah melihat Harry dan Ibu nya pergi Narcissa segera menutup Pintu nya kembali dan ke lantai atas. Tentu saja dia mengarah kekamar Draco

"Draco, Berbaik lah kepada Harry. Mother tau Harry anak baik baik"

Dan hannya dijawab anggukan oleh Draco sambil memutar mata nya beranggapan bahwa Harry memang pantas di jahati

Sorryy kalo makin rumit, but aku pusing mikir alur nya🙏

Love me | Drarry [END]Where stories live. Discover now