7. Tetangga Baru

47 2 0
                                    

Happy Reading 🌻

"Selamat dat-"

Mata Sarah terkunci, tidak bergeming beberapa saat, melihat kehadiran Alysa yang sudah dua hari tidak hadir di tengah-tengah mereka.

"Alysa? Akhirnya lo balik, sepi banget tau gak disini?"

Sarah berlari ke dalam pelukan Alysa, memeluk wanita itu dengan sekuat tenaganya. dirinya begitu merindukan Alysa. Mendapat pelukan mendadak membuat Alysa terkekeh geli dengan kelakuan sarah.

"Gue baru gak ada dua hari,"

"Dua hari tanpa lo sepi," Alysa memutar matanya sebagai balasan.

Pandu berkacak pinggang khas ibu-ibu melihat pemandangan pelukan hangat tersebut. Dirinya sejak tadi membereskan banyak hal, sedangkan Sarah sebaliknya.

"Lo mau jadi teletabis apa jaga kasir?" Protes Pandu kesal.

Alysa mengintip dari balik bahu Sarah, melihat Pandu yang kini menatap mereka garang"Sabar ndu, ntar lo ada kerutannya,"

Bibir Sarah mengerucut. "Sabar sama dia mah bikin otak gue makin panas,"

Alysa mengedarkan pandangannya keseluruh sisi, dua hari tidak menginjakkan kakinya di cafe membuatnya sedikit rindu suasana itu, wangi kopi, suara ketikan dan jangan lupakan musik yang menenangkan.

Pandangan Alysa seketika tertuju pada seseorang yang kini berjalan di depan cafenya, senyum di bibir Alysa perlahan memudar, Alysa merasa pria tersebut tampak familiar. Pria tersebut terlihat seperti Zidan. Untuk mengikis rasa penasarannya Alysa merasa harus memeriksanya sendiri.

Namun rasanya hal itu tidak mungkin, tidak mungkin pria tersebut kembali hadir disini. Alysa menggelengkan kepalanya, berusaha menjernihkan isi kepala.

Melihat perubah eskpresi Alysa membuat Pandu dan Sarah juga ikut kebingungan. "Kenapa Al?"

Alysa tersentak saat Sarah menyentuh bahunya. "Hah?"

"Lo kenapa?"

Kepala Alysa menggeleng dan tersenyum kikuk. "No, i'm okay,"

Alysa lansung berbalik dan berjalan ke arah ruangannya, semoga apa yang di lihat dan difikirkannya tadi itu tidak lah benar.

Setelah berada di cafe seharian, badan Alysa terasa remuk. Saat akan menuju ke kamarnya, sudut ruangan menunjukkan pemandangan yang membuatnya tidak nyaman, dimana sampah mulai berserakan. Alysa menghembuskan nafasnya, menggulung pergelangan bajunya hingga menyentuh siku.

Melangkahkan kakinya dan mengambil tumpukan sampah tersebut, membuangnya keluar.

Jantung Alysa nyaris bergeser dari tempatnya saat melihat ada seseorang yang tengah memakai sarung yang membungkus kepala hingga kakinya membuat seolah sarung tersebut tampak melayang.

Mata Alysa menyipit. Memastikan yang dilihatnya saat ini bukan makhluk halus. "Itu orang bukan sih?"

"Setan," Sarung terbuka, memperlihatkan wajah seseorang yang menatapnya tidak suka.

Langkah Alysa reflek mundur dua langkah, takut-takut yang dilihatnya adalah makhluk harus."Lo ngapain disitu?"

"Buang sampah,"

Tidak memerdulikan kehadiran Alysa, Rakha lansung melempar sampah tersebut dan berbalik masuk ke dalam rumahnya.

"Aneh,"

Akibat melihat seseorang yang seharusnya tidak dilihatnya di perkarangan rumahnya membuat Alysa berpikir keras sejak tadi.

"Tetangga gue perasaan pak purnomo deh? Kenapa ada dia?" Alysa terus bertanya tanya penasaran pada diri sendiri, kehadiran Rakha hari membuahkan tanda tanya yang besar.

Alysa (On Going)Where stories live. Discover now