Part 3🤍🏍️

99 2 0
                                    

-Happy Reading-

Wajah Atheya yang semula kesal, seketika berubah menjadi bahagia setelah melihat Pria yang berada di hadapannya.

"Pria tampan." ucap Atheya, tersenyum penuh arti.

"Namaku Ravvan." ucap Ravvan, menjulurkan tangannya kepada Atheya.

Dengan senang hati, Atheya menerima uluran tangan Ravvan, "Atheya." ucapnya.

Ravvan sedikit berjongkok, menyamakan tingginya dengan Atheya, "Seorang gadis kecil tidak baik pulang sendiri." ucapnya, mengelus kepala Atheya.

Astaga! jantungku jedag jedug. ~ batin Atheya.

Pipi Atheya bersemu merah, dirinya blushing karena Ravvan. But, wait! Ravvan memanggilnya apa tadi? Gadis kecil? Apa dia tidak salah dengar?

"Kau memanggilku gadis kecil?" tanya Atheya memastikan.

Ravvan menganggukkan kepala, "Iya, apa ada masalah?" ucapnya.

Atheya menepis tangan Ravvan yang menyentuh kepalanya, lalu berkacak pinggang, "Aku bukan gadis kecil, aku sudah dewasa." protesnya.

Ravvan terkekeh, sambil memperhatikan tubuh Atheya yang begitu mungil, "Lihatlah, bahkan tinggimu hanya sebatas bahuku saja." ucapnya, menunjuk tubuh Atheya.

Mendengar ucapan Ravvan yang seperti menghina dirinya, Atheya berdiri sambil berjinjit agar tingginya sama dengan Ravvan.

Kenapa gadis ini lucu sekali? ~ batin Ravvan.

Ravvan menyentuh bahu Atheya, "Kakimu akan sakit jika berjinjit terus." ucapnya.

Tiba-tiba terdengar suara yang membuat Atheya begitu malu, kenapa perutnya harus berbunyi di saat seperti ini. Yups, perut Atheya menuntut untuk segera di isi.

Ravvan menarik tangan Atheya, lalu memasangkan gadis itu helm, "Ayo, aku akan membawamu untuk makan di tempat yang paling enak." ucapnya.

Ravvan sudah naik di atas motornya, "Naiklah." titahnya, melihat Atheya yang hanya terdiam.

Atheya menuruti perintah Ravvan, tidak lupa untuk memeluk tubuh Ravvan dengan erat. Kesempatan jarang datang dua kali, pikirnya.

🏍️🏍️🏍️

Setelah 30 menit perjalanan, akhirnya mereka sampai ke tempat yang Ravvan katakan.

Atheya sedikit bingung, bangunan di hadapannya tidak seperti restoran, tapi lebih mirip seperti rumah. Gadis itu menatap Ravvan penuh tanda tanya.

"Ini rumahku." ucap Ravvan, yang seakan-akan mengerti maksud dari tatapan Atheya.

Atheya tampak cukup terkejut. Dengan cepat gadis itu berkaca di kaca spion motor Ravvan untuk merapikan make-up, dan merapikan rambutnya.

First time ketemu camer harus kelihatan cantik. ~ batin Atheya.

Secara tiba-tiba, Ravvan menggenggam tangan Atheya, dan menuntun gadis tersebut untuk masuk bersama.

Tidak hanya pipi Atheya yang memerah seperti kepiting rebus, bahkan telinganya juga ikut memerah karena blushing.

"Mama, Ravvan pulang!" ucap Ravvan sedikit berteriak.

Sintia keluar dari arah dapur, bersama satu orang yang ikut berjalan di belakangnya.

Seketika tubuh Atheya menjadi lemas, karena melihat orang yang berada di belakang Sintia.

"Tante Melani." ucap Atheya, dengan ekspresi terkejut.

Melani juga ikut terkejut melihat Atheya di sana, "Ngapain kesini?" tanya Melani.

GAVAL |New Generation| Where stories live. Discover now