14.

146 17 0
                                    

Happy reading!!!
.
.
.
🦋🦋🦋

Sedangkan di parkiran Aaron terus saja menarik vana menuju mobil nya, ia menghiraukan panggilan vana padanya dan terus melangkah.

Setelah sampai di mobil Aaron menyuruh vana masuk dan kemudian ia pun menyusul, mobil melaju menuju mansion dengan kecepatan sedang.

Hening. Tidak ada yang memulai pembicaraan, vana tidak biasa dengan keheningan saat bersama sang kakak pun mencoba berbicara.

"Kak?" Panggil vana dengan menoleh pada Aaron yang sedang fokus menyetir.

"Hm" balas deheman Aaron.

"Kenapa kita pulang? Padahal vana belum makan" tanya vana sedih sambil menundukkan kepala.

"Nanti juga kamu tau" seketika vana mendongak menatap sang kakak, ia kira kakak nya marah soal Carlos tapi ternyata tidak.

"Tau apa kak? Yang vana tau vana belum makan apa-apa" cemberut nya lucu.

Aaron terkekeh kecil kemudian mengusap singkat rambut vana tanpa mengalihkan pandangan nya ke depan, sesampai nya di mansion vana turun duluan lalu di susul Aaron.

Vana mengernyit menatap sebuah mobil yang teramat asing di pandangan nya, apakah ada tamu? Tapi tamu siapa? Karna rasa penasaran yang membuncah vana menatap Aaron yang juga menatap mobil itu.

"Kak ini mobil siapa?" Tanya nya bingung.

Aaron tidak menjawab melain kan menarik pelan vana masuk ke dalam mansion.

"Assalamualaikum" ucap salam vana.

"Wa'alaikumsalam" tunggu tunggu, selain ada suara mamah dan Abang nya ada satu suara lagi yang menjawab salam nya.

Suara yang sangat ia rindukan, karna tak ingin penasaran vana berlari menuju ruang keluarga dan ... Terlihat seorang pria berumur kepala 4 yang gagah dan berwibawa menggunakan tuxedo berwarna biru tua.

Melotot kan matanya tak percaya dan berkaca kaca melihat..

"PAPAH!!!!" Pekik vana yang langsung berlari memeluk pria itu. Yang tak lain dan tak bukan
DARIO MARK.

Dario menangkap putri kesayangan nya pada pelukan nya, rasanya sudah sangat lama ia tak merasakan pelukan putri kecil nya.

"Hiks papah kenapa engga ngabarin vana kalo mau pulang?!" Ucap Vana diiringi tangisan bahagia nya.

"Cup cup cup papah sengaja biar suprise" ucap Dario dengan mengelus punggung mungil vana yang berada di dekapan nya.

Vana makin menenggelamkan wajah nya pada dada bidang papah nya, ia merindukan pelukan hangat ini.

"Gamau di lepas dulu pelukan nya?" Tanya mamah vana terkekeh kecil.

Vana menggeleng dalam dekapan Dario yang membuat semuanya tersenyum bahagia, mereka tau diam diam vana sering bercerita sambil memandang foto Dario yang ada di kamar nya.

Saking rindu nya lihat lah sekarang sudah seperti lintah yang susah untuk di pisah kan, dan sudah di pastikan juga vana tidak akan mau berpisah terlalu lama dengan papah nya.

SHE'S VANAWhere stories live. Discover now