03

381 94 10
                                    

Memasuki jeda makan siang.

"Kai, sorry, kita tadi udah ambil konsum duluan, eh taunya yang buat peserta kurang, jadi konsum lo diambil."

Kaila tersenyum ketika Tina dari divisi konsumsi mengabarkan kabar buruk ini. "Nggak apa-apa, kok. Gue belum laper."

Memang salah Kaila sendiri terlalu ripuh dengan kamera dan seperangkatnya. Sudah tahu tidak ahli, tapi tetap masuk divisi ini, jadi ya risiko.

Untung saja, ia masih menyimpan sepotong kue, sisa snack punya Weda yang diberikan padanya tadi.

"Mau makan nggak?"

"Hah?"

"Di depan ada tukang soto ayam."

Kaila sedang berjongkok sambil menguyah kue ketika Weda datang berdiri di hadapan menyuguhkan sebuah tawaran yang sulit dicerna akal Kaila.

"Gue ke sana. Kalo lo mau, nyusul aja."

Weda melenggang saat Kaila masih sibuk menghabiskan kuenya.

"Buruan! Tiga puluh menit lagi acaranya mulai."

Berlarian Kaila menyusul laki-laki yang tau-tau sudah ada di ambang gerbang kampus.

Siang itu terik. Kaila berkeringat manakala sampai di depan gerobak soto ayam yang dimaksud Weda. Takut kalau-kalau Weda terganggu dengan aroma tak sedap dari tubuhnya, Kaila duduk agak jauhan.

Tapi siapa sangka, lengan atasnya digenggam, ditarik hingga tubuh merek berdua nyaris merapat.

Kaila pikir, Weda sungguh-sungguh ingin mereka duduk sedekat itu.

"Ada yang mau duduk. Lo jangan menuh-menuhin tempat!"

[]

METANOIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang