Nightmare?

505 42 5
                                    

Embun pagi yang menyejukkan, permulaan hari yang memberi harapan. Harapan untuk mendapatkan hari yang lebih baik dari kemarin.

"Mendung lagi?" manik delimanya memandangi langit tak berawan yang tampak belum ditemani mentari sepenuhnya. Ya, seharusnya jam segini sudah terang dan orang-orang mulai mondar-mandir untuk melakukan aktivitas harian.

Beberapa hari ini kembali terasa berbeda.

Helai demi helai daun kecoklatan mulai berjatuhan di atasnya. Pohon rindang yang jadi tempatnya bersandar memang terawat, tapi bukan berarti tidak akan gugur.

Kacamata visor yang ia letakkan disamping diambilnya, pikirannya tertuju pada kejadian kemarin. Rasanya waktu berlalu sangat cepat hingga dia sendiri tidak mampu memahaminya. Terlebih ucapan Reverse dan tindakan ambigu Meta-A. Ini hanya kebetulan atau memang ada sesuatu.

Apa mungkin mereka bekerjasama?

Tap.. tap.. tap

Derap langkah yang lumayan cepat terdengar samar-samar. Suara itu dari arah kedai Tok Aba. Tiga remaja berlari menghampiri seorang remaja yang sedang membersihkan meja kaunter.

"Ada korban lagi."

Eh? Aku tidak salah dengar 'kan? Apakah maksud Yaya, korban....

"Apa? Siapa?"

Dari balik pohon, Fang menyimak dan juga menunggu jawaban dari Yaya, namun gadis itu tak kunjung menjawabnya, dia malah mengajak Boboiboy bersama mereka untuk pergi ke suatu tempat untuk langsung melihatnya.

"Kau tidak akan percaya." itulah kalimat terakhir yang dikatakan Yaya sebelum akhirnya mereka berangkat.

°°°°°°°°

"Shadow In The Darkness"
Story by Lita_sama

Karakter milik Monsta sepenuhnya.
Saya hanya meminjamnya.
Tidak benar-benar terjadi di cerita aslinya.
Maaf bila terdapat beberapa typo.

~Happy reading~

°°°°°°°°

Ruangan yang didominasi warna putih, dengan sedikit line biru muda di dindingnya tampak sunyi. Koridor yang sepi dan nyaris tidak ada orang lain selain mereka. Serta beberapa alat medis disetiap ruangan yang berbeda.

Satu dari ruangan itu menjadi tujuan mereka. Ruangan itu dipenuhi ranjang dengan selimut putih, tapi ada satu ranjang tanpa selimut, dan terlihat jelas tubuh seseorang terbaring kaku ... dengan beberapa bagian tubuhnya yang tidak utuh.

Yaya langsung memeluk Ying dan enggan melihat sosok yang terbaring di hadapannya. Sementara Gopal mencoba menyadarkan Boboiboy yang tenggelam dalam pikirannya. Dia memperhatikan sosok berpakaian biru khas rumah sakit itu, wajahnya sangat pucat, suhu tubuhnya mendingin, mustahil jika masih bisa disebut tubuh yang hidup.

"Aku ... "

"Bohong." suara bariton yang bergetar itu menyela. Mereka melihat ke arah seseorang yang berdiri di dekat bingkai pintu. Datang dengan wajah datar andalannya.

"Dia bohong. Aku tidak percaya."

Dia menarik surai ungunya sedikit. Dengan kepala tertunduk, dia terus mengatakan hal yang sama berulang kali. Wajah sosok yang ia lihat barusan ... hanya halusinasi 'kan? Atau mungkin dia masih tidur dan bermimpi buruk?

Yang terbaring disana ... bukan kakakku, kan?

"Hentikan lelucon ini, aku sedang tidak ingin bercanda." suara dan tubuhnya sedikit bergetar, dan entah sejak kapan keringat dingin membasahi keningnya.

Shadow In The Darkness [Fang Fanfiction]Where stories live. Discover now