4. Menyukaimu

25 6 1
                                    

"Menyukaimu bukanlah suatu kesalahan, kesalahanku adalah meminta untuk memilikimu."

~Sanya Vandita~


Sanya berjalan sepanjang lorong itu untuk menuju kelasnya, tetapi disana ia melihat terdapat gerombolan cowok salah satu cowok itu ada yang ia sukai, yaitu Arel Steven Nugroho. Cowok itu sangat populer di sekolah SMA Berbudi membuat Sanya kagum karena Arel ikut basketball team sebagai leader itu juga membuat Arel banyak dikenal oleh siswa-siswi SMA Berbudi.


 Cowok itu sangat populer di sekolah SMA Berbudi membuat Sanya kagum karena Arel ikut basketball team sebagai leader itu juga membuat Arel banyak dikenal oleh siswa-siswi SMA Berbudi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah sampai di gerombolan cowok tersebut Sanya memberhentikan langkahnya sebentar untuk sekedar menyapa Arel. "Hai Arel," sapa Sanya, pada Arel yang sedang bersandar pada loker seraya memasukkan satu tangannya di saku celana.

Arel menjawab hanya dengan senyum tipis lalu menatap teman-temannya kembali.

"Eh ada si kuda poni lagi nyapa pangerannya," celetuk Aryan, sengaja menciptakan nama kuda poni untuk Sanya karena Sanya sering kali mengikat rambutnya seperti kuda poni saat berangkat sekolah.

Sanya tidak memperdulikan ucapan teman Arel, ia dengan pedenya dan tidak punya malu malah mencecar pertanyaan pada Arel yang pastinya teman Arel iku mendengar.

"Arel udah punya pacar belum? Kalau belum tipe Arel itu cewek yang kayak gimana sih?" ucap Sanya tanpa malu.

Bukan Arel yang menjawab melainkan malah Vano-teman Arel yang berdiri di samping kanan Arel.

"Kalau Arel udah punya pacar kenapa emangnya? Sadar woi! Arel itu cowok famous di sekolah ini, lo dengan pedenya pengen jadi pacarnya Arel? Hadeh, mau gue beliin kaca? Kali aja gak mampu beli." Vano menghina habis-habisan tanpa belas kasihan kepada Sanya.

"Keras Van! Alusin dikit ntar nangis nih cewek," ucap Irga memanasi keadaan.

"Mending lo cabut sekarang deh kuda poni, jangan sampai nangis disini, tisu toilet terlalu berharga buat mengelap air mata lo," ucap Aryan membuat Vano, dan juga Irga tertawa puas.

Sementara itu Arel hanya diam tak membela Sanya atupun ikut serta menghina Sanya, tidak, Arel hanya diam dan menyimak.

Hati Sanya sangat sakit di hina seperti ini rasanya ia tak punya harga diri jika tidak melawan mulut jahat milik cowok-cowok tersebut, apa ia salah menyukai cowok tampan nan populer di sekolah ini?

"Jahat banget mulut lo pada! Kayak ganteng aja. Padahal cuma numpang tenar sama Arel! Dasar cowok gak punya hati kalian!" Setelah mengatakan itu Sanya pergi meninggalkan mereka yang berhati jahat.

Dari perkumpulan pertemanan Arel, cowok yang bernama Aryan Erlando lah yang sangat Sanya benci. Karena apa? Karena Aryan lah yang pernah mencuri kertas di dalam tas Sanya berisikan curhatan Sanya jika ia menyukai Arel. Hal itu membuat Aryan langsung membeberkan kepada satu sekolah terutama satu angkatan jika Sanya menyukai cowok tampan nan populer di sekolah ini.

Ini juga kesalahan Sanya, mengapa ia harus curhat melalui kertas yang bisa kapanpun orang-orang bisa membacanya. Jika diingat, Sanya sangat menyesal sekaligus malu karena pernah menulis tentang orang yang ia kagumi selama MPLS sebelum duduk di bangku kelas sepuluh.

••••

Di kantin kini, Sanya dan temannya yang bernama Vira sedang memakan bakso yang baru saja mereka pesan dari kantin.

Vira adalah sahabat Sanya mereka seringkali bersama kemanapun itu termasuk satu bangku tentunya.

Saat Arel dan gerombolannya melewati Sanya dan juga Vira di kursi kantin sekilas Sanya melihat Arel tersenyum pada Vira dan saat melihat ke arah Vira Sanya juga melihat jika Vira membalas senyuman Arel. Hal itu membuat Sanya bertanya tanya tentunya. Apa sahabatnya itu ada hubungan dengan crush-nya?

"Lo ada hubungan apa sama si Arel, Vir?" tanya Sanya pada Vira ketika Arel sudah menjauh.

Vira gelagapan sendiri setelah diberi pertanyaan oleh Sanya. "Ehh, gak ada kok San. Perasaan lo aja itu," balas Vira.

"Tapi, tadi Arel kok senyum senyum gitu sih ke lo?!" ucap Sanya lebih mendalam mengorek keterangan ini.

Vira menggaruk kepalanya mencoba berpikir. "Ya mungkin biar kelihatan ramah aja, gue tau kok lo suka sama Arel. Dan gue gak mau nikung Arel dari lo, santai bestie."

Vira mendekati Sanya lalu di rangkulnya kedua pundak Sanya untuk di tenangkan. "Udah lo tenang aja, sekarang ayo lanjut makan," ucap Vira membujuk Sanya yang sedang banyak pikiran.

Bersambung....

Vote 🌟

Follow ig: @storyandinidiaak

Pradipta Perfect Brother Where stories live. Discover now