63

2.6K 419 132
                                    

──────────────
📍 Park's Reidence
──────────────

Sunghoon semakin stress sebab pengiriman furniture-nya selalu mendapat kritik karena sering mengalami keterlambatan. Lelaki tersebut mendapat kritik dari pelanggan, distributor dan para dewan eksekutif perusahaan.

Jasa ekspor barang yang sekarang bekerja sama dengan Sunghoon memang memiliki sistem dan hasil kerja yang tidak sebagus jasa ekspor milik Tuan Sejun.

Sunghoon tidak menyangka jika Seungwoo bisa mengganggu bisnisnya sampai di titik Park Corporate mendapat banyak kritikan dan hujatan. Bahkan karena sering mengalami keterlambatan lantas mendapat review buruk, skor halaman web Park Furniture Gallery mengalami penurunan tajam sampai ke rating 2.3 dari keseluruhan rating 5 point.

Saham Park Corporate sekarang sedang anjlok drastis karena sering mengalami keterlambatan dan juga karena kasus kebakaran yang belum selesai diurus. Sunghoon sampai harus mengeluarkan dana darurat guna menutupi kerugian besar yang sedang diderita perusahaannya.

Bahkan dana darurat tersebut masih kurang jika dalam beberapa bulan kedepan Park Furniture belum mendapat pendapatan pokok perusahaan.

Sunghoon kini di ruang kerjanya yang berada di rumah, lelaki tersebut sedang menerima telepon dari salah satu petinggi eksekutif. Lelaki tersebut menerima telepon sembari memijit pelipisnya yang terasa sangat pening.

"Tenang dulu Pak" ucap Sunghoon.

"Bagaimana saya bisa tenang?"

"Iya Pak nanti saya ...."

"Enggak ada customer yang suka kalau pesanannya datang terlambat" Potong sang eksekutif.

"Saya akan memberi peringatan lagi ke jasa ekspor kita"

"Bukan sekali dua kali lho Hoon kasus ini terjadi, sudah berulang-ulang kali!"

"Iya Pak nanti saya akan memberi peringatan ke jasa ekspor kita"

"Di sini para eksekutif enggak ada yang mau rugi, saya marah-marah juga karena mau yang terbaik untuk perusahaan ini"

"Baik Pak"

"Kita rugi besar sekarang, siapa yang mau tanggung jawab kalau bukan kita sendiri?"

"Iya Pak"

"Kalau bukan karena kasus perselingkuhanmu muncul di publik, kita enggak akan jadi serugi ini. Paham kamu?"

"Iya Pak"

"Kamu ini bikin masalah terus. Heran saya"

"Maaf Pak"

"Kalau maaf bisa menaikkan kembali harga saham perusahaan, saya terima maafmu"

"Pak ...."

"Kenyataannya enggak bisa, kan?"

"Saya akan ...."

Sunghoon tertegun ketika panggilannya terputus secara sepihak. Ia reflek melemparkan ponselnya ke meja kerja sampai benda pipih tersebut beradu nyaring dengan kaca meja.

"Bajingan!"

Sunghoon kini menyugar surai hitamnya lantaran rasa pening semakin menguasai dirinya. Lelaki tersebut reflek menatap ke pintu ketika ada seseorang yang mengetuk dari luar.

"Masuk" perintah Sunghoon.

Lelaki tersebut tanpa sadar menghela napas kasar karena ternyata sang istri yang masuk ke ruangan. Sejak Sunghoon tahu bahwa Hannah bukan putri kandungnya, ia jadi tidak suka bertemu tatap dan berinteraksi dengan sang istri.

INFERNO | SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang