26. Tak semudah kata

48 6 0
                                    

" Humor gue terlalu tinggi, sampai lupa gimana cara bahagia yang sebenarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Humor gue terlalu tinggi, sampai lupa gimana cara bahagia yang sebenarnya."-

***

Ungkapan terakhir Anneth kepadanya membuat dia gelisah, dia terus menerus dibuat gelisah bukan maksud Deven menyakitinya seperti itu.

Dia cuma.... entahlah tidak bisa dijelaskan karena tak ada deskripsi yang cocok untuk alasannya berbuat demikian. Dia hanya merasa perlu menjauh dari orang-orang sekalipun itu teman-temannya sendiri.

Dia jadi tidak fokus nyetir saat ini. Raut wajah kecewa Anneth terbayang terus bak kaset rusak yang tidak memperdulikan keadaan Deven sekarang sudah sekacau apa. Sudah begitu langit menuju malam yang disertai hujan semakin membuat warnanya menggelap.

Satu-satunya orang yang bisa diandalkan hanyalah anak Viermeer tapi tidak semudah bayangannya untuk meminta bantuan, jadi dia sampai perlu membawa perkara kalo Anneth kenapa-napa bagaimana.

Dan saat ponselnya berhasil dilacak Deven langsung mencarinya. sialnya, dia menemukan gadis itu dipinggir jembatan layang dalam keadaan basah kuyup. Juga parahnya nampak hendak mau naik ke dinding pembatasnya.

" Neth!" Sadar tidak sih kalo ini kali kedua Deven menyebut namanya?

Dan dikondisi yang tak jauh berbeda sejenis Anneth sedang kenapa-napa.

Gadis itu seakan tuli dan tidak menoleh sedikitpun seperti apa yang biasa cowok itu lakukan padanya.

" Bangsat! Kalo lagi emosi jangan lampiasin ke orang lain!"

" Gue nggak lampiasin ke orang lain"

" Tapi Lo bikin gue-"

" Gue nggak minta Lo cari gue" Ucap gadis itu semakin lirih." Bahkan disaat kayak gini gue masih dianggap salah, gue harus gimana Deven, biar dianggap bener? Seenggaknya sekali aja biar gue bisa ngerasain gimana rasanya dihargai"

Deven kehilangan kata-kata, dia hanya bisa menatap Anneth dengan tidak percaya.

Matanya merah sembab, dengan tampilan seberantakan itu bagaimana bisa Deven berpura-pura buta dan pergi seakan tak ada yang terjadi? Dia pasti bakal mengutuk dirinya brengsek selamanya jika besok dapat kabar kematian Anneth.

Deven menghela nafas pelan, tangannya mulai terulur kepundak Anneth." Gue nggak tau masalah Lo apa, tapi Lo pikir dengan cara ngakhiri hidup Lo juga bakal ngakhiri masalah Lo? Nggak gini caranya bodoh!"

" Gue tau lo cuma nggak mau ngerasa bersalah kalo gue kenapa-napa, bukan karena bener-bener peduli" Anneth tersenyum tipis, lalu menjauhkan tangan Deven darinya." Tenang aja, nama Lo nggak akan jadi kaitan sama gue kalo itu yang Lo takutin"

" Neth-"

" Lagipula gue hidup atau enggak bukan urusan Lo kan?" Ulang Anneth mempertegas perkataan Deven kala itu.

APA ITU RUMAH? [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang