46. Menunggu Tanpa Kepastian

45 7 0
                                    

Suara derap langkah kaki jenjang Deven menyita atensi beberapa orang yang diliputi rasa penasaran. Cowok berjaket hitam kulit itu terlihat memancarkan aura dingin yang pekat dan ekspresi datar seram seperti berniat menghancurkan gedung.

" Saya nggak bisa masuk karena kakak saya kemarin ganti kode flat. Saya telpon juga handphonenya mati" Kata Deven sebelum akhirnya memberitahu nomor apartemen.

" Boleh saya tau kode yang barunya?"

Sang resepsionis tersenyum ramah lalu mengotak-atik PC dengan teliti.

" 531973" Ujarnya.

Deven membalas senyumnya dengan singkat dan berterimakasih. Detik berikutnya berjalan menuju lift dan menekan tombol lantai apartemen Royce berada.

Persetan soal dia bohong kakaknya mengganti kode flat, bukan itu konteksnya dia datang kemari melainkan mencari tahu apapun perihal king Snake, termasuk tentang salah satu anggota yang nekat menampakkan diri kemarin malam. Apakah orang itu hanya pengelabu seperti sebelum-sebelumnya atau memang anggota king Snake yang bertugas untuk memberi tanda bahwa cepat atau lambat sesuatu akan terjadi dibawah kendali geng itu.

Sejurus kemudian, Deven masuk ke apartemen Royce tanpa ragu. Menatap datar sekeliling ruangan luas itu yang entah kenapa dibeli dengan jenis duplex padahal belum tentu akan dihuni pemuda itu mengingat Royce nyaris tak pernah pulang ke Indonesia.

Langkah kakinya kontan berhenti bertepatan dengan netra mengedar itu terkunci pada sosok sang sepupu yang tengah menyesap Macallan dibalkon juga menatapnya balik seraya menyandar dipagar pembatas dengan ekspresi familier yang menjengkelkan senyum seringainya.

" Welcome, love" Sahut Royce dengan kedua mata mengerling tajam." Tau Lo sepintar itu untuk masuk ke apartemen gue, dari dulu aja gue suruh Lo dateng kesini buat bersih-bersih"

Deven menelengkan kepala sampai dirasa sendi lehernya telah berbunyi menenangkan pikirannya yang sedang tidak bisa diajak kompromi. Serta tubuhnya yang menegang kaku karena tidak berharap akan keciduk secepat ini.

" Gue kira Lo lagi di CGH"

Royce menarik sudut bibirnya yang satu lagi hingga terulas senyum biasa yang tipis." Pengetahuan dasar untuk bertahan diri di tempat lawan bro, pertama jangan percaya siapapun. Kedua jangan ninggalin zona aman. Dan terakhir terlalu bodoh untuk gue bersenang-senang main Kasino disaat banyak tangan yang ngincer benda berharga dikediaman"

Berhubung Indonesia bukan lah teritori Vikings atau king Snake jadi Royce kadang kali ragu tentang keselamatan nyawanya jika keluar dari gedung apartemen barang selangkah saja.

Tangan Deven terulur pada botol Macallan untuk menuangkan alkohol itu ke gelasnya lalu menarik kursi guna menempatkan diri diletakan yang kemungkinan jauh dari serangan tiba-tiba.

" Pengetahuan dasar untuk cari informasi tanpa buang-buang waktu, pertama tanyain langsung ke informan. Kedua kalo nggak mau jawab tinggal diancam. Dan ketiga gue nggak yakin apa yang mau gue cari ada disini melihat Lo merespon mata-mata musuh dengan santai" Balasnya dingin.

" Lo sepupu gue, ada larangan buat Lo nggak bisa masuk kesini?"

" Oh mungkin Lo buta sampai nggak bisa lihat gue disini buat jalanin perintah"

Royce tertawa terpingkal-pingkal atas reaksi jutek Deven terhadapnya. Adik kecilnya itu tidak pernah terlihat tak menggemaskan dimatanya.

Lagipula, mau cowok itu datang ke apartemennya menggunakan jaket Blackveros atau menawannya pakai senjata sekalipun tetap tidak menghapus fakta bahwa mereka keluarga.

" Limme guess, tujuan Lo kesini pasti nyari apapun bukti yang bersangkutan sama king Snake, termasuk nyari tau tentang orang yang kemarin dilihat anggota Blackveros sebagai pasukan king Snake kan?"

APA ITU RUMAH? [END✓]Where stories live. Discover now