Fitnes

20 2 0
                                    

****ABRI POV****

Di dalam kelas....

Rasanya.....

Badanku agak kaku habis kena demam selama beberapa hari.

"kenapa bri?", tanya Gusti yang melihatku terus memutar - mutarkan pergelanganku.

"kaku nih gus, oh iya!, pulang sekolah nanti kau ada jadwal?", tanyaku.

"hummm, kayaknya tidak... Kenapa memang?"

"fitness yuk!", ajakku.

.

.

****FAHMI POV****

"mi!!!!!", Wandi tiba-tiba berlari masuk ke kelasku.

"apa sih teriak-teriak?!, kayak habis dapat kupon hadiah aja", ucapku risih.

"iya mi!, kemarin di Gym aku ikut di kasih kupon diskon untuk jadi member!, hehe kau mau join?"

Gym?

"hemmm...."

"ayolah!, kau tahu?, alasan Abri tidak mau menerimamu karena kau itu kurus..., sedangkan dia sudah..."

"jangan meledek wan!, aku juga tidak sekurus itu!, tubuhku saja yang terlalu tinggi"

"yang benar?, tinggian Rajab tuh..., akhhh sudah!!!!, jadi kau mau ikut atau tidak?!, aku ajak orang lain nih"

"iya iya aku ikut deh", akupun mengambil satu kupon yang Wandi bawa, "lagian Gym pake kupon..., kayak di toserba saja"

"soalnya baru di buka mi, itu namanya teknik marketing, oke!, pulang sekolah aku tunggu disana ya!"

.

.

Dan...

Pulang sekolah aku langsung berganti pakaian begitu tiba di rumah.

Aku yang sedang bertelanjang dada tanpa sengaja melintas di depan cermin...

Seketika aku memandangi pantulan diriku sendiri...

"hiks..., memang sekarang dari segi body aku kalah sama Abri!!!!", aku segera memakai kaos sebelum rasa insecure dalam diriku semakin tumbuh.

Oke...

Celana pendek...

Kaos oblong....

Jaket....

Tas sama baju ganti...

"wokeh siap..."

Aku bergegas mengambil motorku dan gas ke Gym yang Wandi maksud.

Jaraknya sih tidak terlalu jauh, cuma butuh waktu kurang dari 10 menit dan akupun sudah sampai.

Tempatnya memang baru, aku juga belum pernah kesini walaupun sering lewat. Kata Wandi sih alatnya lebih lengkap disini di banding Gym yang ada di dalam asrama militer yang sering aku datangi.

"Wandi sudah datang ya?", aku melihat motor Wandi terparkir, bukan cuma itu...

"itu...., bukannya motor Abri?"

Aku yakin itu, soalnya aku sudah sangat hafal nomor platnya, hehe.

"kalau kamu memang suka...., memang sayang sama Abri..., jangan gampang menyerah, kamu harus bisa buktiin keseriusan kamu sampai Abri percaya", aku jadi teringat pesan tante Betty beberapa hari yang lalu...

"hm, makasih sarannya tante..., aku pasti akan membuat Abri menerimaku!"

Dengan langkah penuh rasa percaya diri, akupun masuk kedalam.Gym...

Walau SejenakOù les histoires vivent. Découvrez maintenant