Takdir Kita [ 5 ]

114 94 9
                                    

Jangan jadi silent readers ya! Vote ayukk!!

HAPPY READING
ع˖⁺ ☁⋆ ୭ 🕊.⋆。⋆ ༶ ⋆˙⊹☁♡🦋

⋆。⋆ ༶ ⋆˙⊹☁♡🦋

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

19.00 KST

Aku, bunda dan ayah baru saja sampai di depan rumah Jaemin. Niatan kita ke sini memang akan mengantar keluarga Jaemin ke Masjid Agung, di sana nanti kita akan bertemu salah satu Kyai untuk menuntun keluarga Jaemin masuk ke agama Islam. Sesuai permintaan om Jaehsuk dan tante Yuji.

Tok.. Tok.. Tok...

"Assalamu'alaikum." ucap ayah dari balik pintu utama.

"Yah, udah telfon mbak Yuji dulu kan?" tanya bunda.

"Udah bun, tadi ayah telfon katanya mereka lagi siap-siap." jawab ayah.

Tidak lama, pintu dibuka oleh bibi Nurin. "Iya?" ucapnya.

"Mbak Yuji sama-"

"Hey!! Kalian udah dateng!" seru tante Yuji dari dalam.

Spontan kita semua melihatnya yang sudah rapi untuk pergi. Disusuli Jaemin yang baru saja turun dari lantai 2.

"Ayo silakan masuk." imbuh tante Yuji.

Bibi Nurin mempersilakan kita masuk setelah mendengar ucapan tante Yuji.

"Assalamu'alaikum." ucap kita semua, lalu tante Yuji hanya tersenyum. Maklum saja, dia belum tahu kecuali Jaemin yang sudah tahu.

"Bentar ya, nunggu suami saya lagi ganti baju," ucap tante Yuji.

"Ayo duduk dulu." pintanya.

Kita mulai duduk di sofa ruang tamu, di sini ada Jaemin juga yang duduk agak berjauhan denganku.

Dia memakai kemeja warna putih, celana warna hitam, dan rambutnya juga sangat hitam pekat. Wajahnya yang begitu cerah sekaligus kulitnya yang putih memancarkan ketampanan yang luar biasa.

"Jaemin, gimana tadi udah cari baju buat pernikahan nanti?" ucap ayah memulai pembicaraan.

Jaemin tersenyum tipis pada ayah, lalu menatap ke arahku. "Udah om, Nara yang pilih." jawabnya.

"Alhamdulillah." ucap ayah dan bunda, mereka berdua tampak senang.

"Nanti besok kalian coba lihat proses memasang hiasan panggung pernikahannya ya." celetuk tante Yuji.

"Iya, tante."

"Iya, bun." sambung Jaemin.

Bibi Nurin menaruh minuman dan jajanan di atas meja. "Monggoh di minum, di makan." ucapnya sembari tersenyum tipis.

"Ayo, sambil nungguin suami saya di minum atau di makan dulu." sambung tante Yuji.

"Iya, terima kasih." sahut bunda.

Takdir Kita ; Jaemin (✔) Where stories live. Discover now