terjebak

23 0 0
                                    

Zara melangkah memasuki gedung perusahaan yang sudah setahun ini dia masuki untuk bekerja.

"Pagi mbak Zara," sapa beberapa karyawan dan karyawati kepada Zara, dan tentu saja dengan senyuman ramahnya membalas sapaan rekan rekan kerjanya.

Zara yang hendak memasuki lift harus berbalik mendapati Farhan sudah berada tepat dibelakangnya.

"Pagi Pak," sapa Zara formal masih sedikit canggung setelah adu mulut kemarin dengan sosok didepannya.

Farhan hanya mengangguk sekali dan kembali menatap pintu lift yang mulai terbuka, keduanya memasuki lift tersebut. Lift khusus untuk petinggi perusahaan seperti Farhan dan tentu saja karena Zara adalah sekretaris Farhan sehingga dirinya memiliki hak memasuki lift tersebut.

Pintu lift tertutup dan mulai bergerak meninggalkan kesunyian diantara dua sosok yang berada didalamnya.

"Bagaimana jadwal saya hari ini?" tanya Farhan memecahkan keheningan diantara keduanya.

Zara dengan sigap membuat iPad nya dan mulai menjelaskan apa apa saja yang akan dilakukan oleh Farhan satu harian ini.

"Saya minta maaf," timpal Farhan saat Zara masih menjelaskan jadwal Farhan sehingga membuat Zara tampak terdiam dan bibir terbuka syok.

"Hah!" hanya itu yang terdengar dari Zara saat berhasil mengendalikan dirinya.

"Enggak ada pengulangan," jawaban datar Farhan membuat Zara tidak menyerah.

"Enggak denger tadi Bapak ngomong apa?" tuntut Zara.

Farhan tanpa memalingkan wajah berusaha menghindari Zara yang tampak mendekat.

"Saya bilang tidak ada pengulangan," balas Farhan.

Zara mendengus "sebelum kata itu loh Pak,"

Farhan melangkah mundur dan berdiri tegap menghiraukan Zara.
"Kalau mau minta maaf yang ikhlas dikit napa Pak," sinis Zara menyadari Farhan menjaga jarak dengannya.

Baru saja Zara ingin kembali berbicara, tampak lift yang mereka naik bergoyang dan tiba tiba terhenti. Zara yang hampir kehilangan keseimbangan dengan sigap ditangkap oleh Farhan.

"Enggak apa-apa?" tanya Farhan, Zara yang masih terkejut dengan kejadian tiba tiba itu pada akhirnya hanya bisa mangut mangut.

Dengan sigap, Farhan menekan tombol
Untuk meminta pertolongan dan terhubung dengan ruang keamanan.

"Saya Farhan, tolong segera ke lift VIP. Saya dan sekretaris saya terjebak didalam," ujar Farhan.

"Tolong tunggu sebentar Pak, dan diharapakan untuk sedikit menjauh dari pintu lift, sepertinya ada masalah pada lift dan kami akan membuka secara paksa, " itu arahan dari keamanan.

Farhan segera menarik Zara untuk menjauh dari pintu lift, "enggak apa-apa?"

Tidak ada respon dari Zara membuat Farhan memusatkan atensinya pada gadis disebelahnya yang tampak gemetar.

"Kenapa?" Tanya Farhan tersirat nada khawatir.

"Sakit, kepala saya," lirih Zara sambil memegang kepalanya yang terasa berputar dan disertai ingatan ingatan tentang seseorang.

"Zara! Zhara kamu kenapa?" tanya Farhan kali ini benar benar menunjukkan bahwa dirinya khawatir.
Apalagi melihat bagaimana wajah Zara tampak pucat dan tangannya terasa dingin.

"S-siapa Haris?" tanya Zara samar sebelum kemudian merasakan gelap disekelilingnya dan tak sadarkan diri.

Farhan menopang tubuh Zara yang tak sadarkan diri namun satu nama yang berhasil membuatnya membeku dengan perasaan tertampar.

Love You 3000 Pak Bos!Where stories live. Discover now