0

2.4K 164 9
                                    


Langit malam yang pekat disertai dengan gerimis yang mengguyur kota Seoul malam ini menemani seorang pemuda yang sedang dalam pelariannya.

Napas memburu seorang pemuda saling bersahutan dan beriringan dengan langkah kaki yang entah akan membawa kemana.

Yang ada dalam benaknya saat ini adalah bagaimana ia harus tetap aman dan tidak tertangkap oleh mereka yang sedang mengejarnya saat ini.

Didepan sebuah gang yang gelap dan sempit langkah pemuda itu terhenti sambil menundukkan badannya bertumpu pada tangannya yang ia letakkan diatas paha.

Mengatur nafas agar sesak pada paru-paru nya sedikit hilang karna dirinya yang terus berlari.

"Sialan huhh gue harus kemana lagi huhh huhh"ucap pemuda itu pada dirinya sendiri.

Dirinya sangat lelah untuk berlari lagi ditambah dengan kondisi tubuhnya yang bisa dikatakan tidak baik-baik saja. Luka lebam pada wajahnya disertai bercak darah di sudut bibirnya dan luka pada lutut kakinya dengan darah yang belom mengering.

Dengan masih menggunakan pakaian sekolah nya pemuda itu seakan habis dirampok dan dipukuli oleh orang banyak.

"Gue sembunyi situ aja deh huhh huhh huhh,, capek banget gila huhh huhh"

Pemuda itu pun melangkah masuk ke dalam gang itu. Langkah nya masuk semakin kedalam mencari tempat yang baginya aman.

"Kenapa bauk banget sih bnjirr"monolog pemuda itu sambil terus melangkahkan kakinya sambil menutup hidungnya karna bauk yang sangat menyengat.

Sampai pada ia menemukan sebuah bangunan yang cukup terbengkalai diujung gang sempit ini.

Pemuda itu seketika menyembunyikan dirinya disamping tempat sampah saat ekor matanya melihat ada beberapa motor sport yang ia yakini harganya sangat mahal itu terparkir dibawah bangunan itu sedang dijaga oleh 1 pemuda yang mungkin lebih tua 2 dari nya sedang duduk di atas salah satu motor itu.

"HAII KELUAR KAMU,, AYOLAH MANIS JANGAN TAKUT"

"IKUTLAH DENGAN KAMI MANIS"

"KAU AKAN SUKA DENGAN PERMAINAN KAMI MANIS"

Pemuda itu seketika menegang saat suara teriakan dari mereka yang terus mengejarnya tadi ternyata berhasil menemukannya sampai masuk kedalam gang. Ini lah yang ia takutkan. Penyakit panik attack nya akan kambuh saat ia merasa takut.

"Si sialll"

Dalam keadaan yang membuatnya seakan ingin pasrah pada keadaan yang menurutnya adalah akhir dari hidupnya ini.

Pemuda itu memberanikan diri untuk mendekati bangunan itu.

Dengan langkah tertatih karna tubuhnya yang sudah mulai melemah dengan rasa pusing karna gerimis yang tidak kunjung reda mengguyur nya sedari tadi kini semakin deras.

"Permisi apa kau bisa menolongku?"ucap pemuda itu.

Mendengar ada suara tiba-tiba si pemuda yang sejak tadi duduk di atas motor dengan satu batang rokok yang menemaninya seketika terkejut dan langsung berbalik mendapati seorang pemuda manis dengan penampilan  penuh luka dan tubuh yang bergetar kedinginan berdiri didepannya.

Namun dengan cepat ia langsung menetralkan kembali wajah nya menjadi datar.

"Siapa Lo? Berani banget lo dateng ke sini?"ucap pemuda itu.

"Gu gueee Ji Jiii"

"ITU DIA,, KEMARI KAU MANIS"

Belom selesai pemuda manis itu menyebut namanya,, pemuda manis itu langsung bersembunyi dibalik punggung pemuda tadi.

"Hai bocah berikan dia pada kami"ucap salah satu dari mereka yang berpenampilan seperti preman dengan perut buncitnya.

"Serahkan dia bocah,, kami akan bermain enak malam ini ha ha ha ha"ucap salah satunya.

"To tolong"

Pemuda itu pun akhirnya mengerti dengan keadaan pemuda manis yang saat ini sedang meremas lengan jaketnya erat.

Pemuda yang lebih tua itupun melepas jaketnya lalu memakaikan nya pada pemuda manis itu.

"Tenanglah kau akan aman, tutup matamu"ucapnya.

Pemuda manis itu hanya mampu mengangguk lalu sedikit mundur.

"Hai bocah cepat serahkan dia pada kami"

"Tutup mulut busuk mu bajingan"

Dengan langkah lebar pemuda itu pun mendekat sambil mengeluarkan pisau lipat yang selalu ia bawa.

Preman pertama dihajarnya dengan sangat mudah, dengan gesit pemuda itu dapat menumbangkannya dengan sekali tendangan keras lalu menusuk preman pertama tepat di lehernya.

Preman kedua pun sama saja dengan sekali bantingan kepala, preman kedua pun tumbang dengan luka parah pada kepalanya.

Sedangkan preman terakhir yang melihat bagaimana teman-teman nya dihabisi berniat melarikan diri.

Dengan langkah buru-buru dia pun bergegas lari namun naas pemuda tadi lebih dulu melemparkan pisau nya dan tepat sasaran. Pisau itu tertancap tepat di kepala preman tadi.

Menghajar, membabi buta dan yang terakhir menusuk perut preman itu.

"Cihh"

Dengan langkah ringan dan acuhnya pemuda itu meninggalkan jasad ketiga preman kembali ke tempat berdirinya meninggalkan pemuda manis tadi.

"Hai, buka matamu"ucap pemuda itu sambil menepuk pucuk kepala si manis.

Si manis pun mengangkat kepalanya dengan disertai mata sayu karna pusing pada kepalanya.

"Te terima kasss"pandangan pemuda manis itu seketika menghitam dan jatuh tidak sadarkan diri untung si pemuda tadi dengan cepat merengkuh badan si manis agar tidak terhantam lantai.

"Siapa dia Renjun?"

See youuu..........💚💚

🐹🐹🐹🐹🐹🐹

Maaf ya aku malah nulis ini.
Nggak tau malah idenya keluar nya yang ini.
Janji besok aku up yang 1 nya hihihihihi.....

ParkJisung2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang