4

1.4K 131 11
                                    

Jika kemarin Jisung tidak masuk sekolah karna hari libur, pagi ini dia meminta pada Renjun untuk di pulangkan dengan syarat bahwa dia tidak akan menolak kehadiran mereka lagi.

Dan tanpa pikir panjang Jisung menyetujui nya karna Jisung sungguh sangat tidak nyaman.

Pagi ini Jisung diantar oleh Renjun menuju rumahnya.
Renjun mengantar Jisung hanya sampai di depan pagar karna Jisung yang melarangnya.

Jisung turun dari boncengan motor besar milik Renjun.

"Bang Renjun sampai sini saja, didalam ada mamah, dia galak kalok sama orang baru"ucap Jisung pada Renjun yang menatapnya heran.

"Baiklah nanti pukul 07.30 biar Abang jemput lagi"

"Nggak nggak nggak, nggak usah Bang, aku bisa berangkat sendiri, lagi pula Jisung harr"

"Iya atau kembali ke markas?"ucap Renjun memotong perkataan Jisung yang gelagapan mencari alasan.

"Baiklah"jawab Jisung lesu.

"Good boyy, masuk gih Abang tunggu"ujar Renjun sambil mengusap rambut Jisung gemas.

Dengan lesu Jisung melangkahkan kaki nya menuju rumahnya, membuka pintu gerbang lalu berjalan lagi menuju pintu utamanya melihat Renjun sudah bersiap memakai helm dan menyalakan motornya lalu melaju pergi.

Bugh

Bugh

Satu pukulan dan satu kali tendangan Jisung dapatkan dari seorang pemuda berbadan cukup gempal membuat sudut bibirnya sedikit terluka.

"Ingat jalan pulang juga kau ternyata"ucap seorang perempuan yang sedang duduk diruang tamu bersama satu anak laki-lakinya dan sialnya adalah ibu tiri Jisung, istri kedua mendiang ayahnya.

"Bukan urusan anda dan jangan pedulikan saya"ucap Jisung lalu melangkah menuju kamarnya namun langkah nya terhenti oleh ucapan sang ibu tiri.

"Kau pasti menjual dirikan pada pria-pria diluar sana, kelakuan ibu dan anak sama saja, sama-sama jalang"ucap perempuan itu sarkas.

"Berhenti menghina ibu ku dasar jalang, bukankah anda yang merebut ayah saya dari ibu saya lalu membunuhnya dengan alasan bahwa ayah saya terkena serangan jantung"ucap Jisung datar menahan amarahnya dengan mengepalkan kedua tangannya erat lalu melanjutkan langkahnya masuk kedalam kamar.

Ceklek

Blum

Jisung menutup pintu kamar dengan keras lalu berlari masuk kedalam kamar mandi menyalakan shower dengan keras lalu terduduk dibawahnya.

Menumpahkan air mata yang sudah sedari tadi ia tahan.

Jisung tidak suka jika seseorang menghina sang bunda.

"Hiks hikss hikss bunda ayah Jwie nggak kuat hiks hiks Jwie mau sama kalian saja"tangis Jisung dibawah shower sambil menyembunyikan wajah di lipatan tangannya.

Jisung sebenarnya adalah pemuda yang rapuh dan penuh rasa sakit.

Ia terpaksa harus bertahan hidup dengan ibu tiri dan kedua anak laki-lakinya yang sering menyiksa Jisung jika dia tidak mau menuruti perkataan mereka.

Itu semua karna pesan sang ayah yang meminta Jisung agar tetap berada di rumah peninggalan ayahnya dan yang menjadi kenangan terakhir bersama sang bunda.

Terlihat kuat di luarnya namun rapuh didalam. Itulah Park Jisung.

S. K. I. P. P

Disinilah Jisung sekarang.

Didalam kelas dengan Chenle yang tiba-tiba menjadi teman sebangkunya.

Jisung cukup kewalahan menghadapi Chenle yang cukup banyak bicara dengan memberikan seribu pertanyaan pada Jisung saat baru tiba di sekolah.

ParkJisung2Where stories live. Discover now