1

1.7K 137 4
                                    


"Hai, buka matamu"ucap pemuda itu sambil menepuk pucuk kepala si manis.

Si manis pun mengangkat kepalanya dengan disertai mata sayu karna pusing pada kepalanya.

"Te terima kasss"pandangan pemuda manis itu seketika menghitam dan jatuh tidak sadarkan diri untung si pemuda tadi dengan cepat merengkuh badan si manis agar tidak terhantam lantai.

"Siapa dia Renjun?"

================================

Disebuah ruangan disalah satu bangunan yang cukup terbengkalai itu, yang sial nya menjadi tempat bagi ke enam pemuda tampan untuk berkumpul pada malam ini terasa sangat membosankan.

Mereka yang seharusnya mendatangi tantangan balapan dari salah satu musuh bebuyutan geng motor mereka itu harus terpaksa dibatalkan.

Bukan tanpa alasan, mereka bukanlah pengecut.

Keputusan itu terpaksa leader mereka ambil karna mengetahui bagaimana sang musuh menyusun rencana busuk mereka untuk menyurangi perlombaan kali ini.

Bagaimana tidak cuaca malam yang tidak bersahabat ini sang musuh tiba-tiba mengganti lokasi balap mereka menjadi di sebuah pinggiran bukit yang siapapun pasti tau bagaimana berbahayanya medan yang harus mereka hadapi.

Belom lagi berbagai kemungkinan kecurangan yang bisa saja musuh mereka lakukan.

"Gue bosen banget *njingggg, si Renjun kemana sih? Dari tadi perasaan nggak balik-balik tu orang"ucap salah satu pemuda yang mengalihkan perhatiannya dari komik Shinchan yang sebelumnya dia baca.

Keempat pemuda lainnya hanya acuh dan kembali ke aktivitas mereka masing-masing.

Seorang pemuda berambut hitam under cut nya dengan celana jeans hitam juga t-shirt polos bewarna putih dibalut jaket baseball hitam sedang asik memainkan game di handphone nya bersama pemuda lain yang sedang duduk disalah satu kursi reot dengan setelan hoodie dan celana jeans hitam, berbadan lebih kecil namun memiliki suara paling melengking diantara yang lain.

"Bang awass Bang woiii anjirr gilakk Lo,, bisa main kagak sihhh"

"Awass Bang mati guee matiiii"

"Tembakk anjirr lindungi guee"

Kurang lebih seperti itu lah isi percakapan mereka sedari tadi.

Berbeda dengan dua pemuda lagi yang hanya diam sedari tadi melihat kearah luar.
Dua pemuda ini terlihat sama namun bukan kembar.
Dingin, misterius, dan tidak tersentuh.

Mata kedua pemuda itu tertuju pada seorang pemuda manis dibawah sana.
Mereka hanya diam menyaksikan bagaimana pemuda manis itu meringkuk di samping sebuah tempat sampah memperhatikan salah satu temannya yang tadi turun untuk mengambil rokok miliknya.

Sampai datanglah tiga pria dewasa berbadan gembul dan berpakaian preman.

Si pemuda manis itupun mendekati teman mereka.

Ketiga preman itu terus menunjuk pada pemuda manis itu dan seakan memintanya untuk datang padanya namun setelahnya pemuda yang adalah teman kedua pemuda itu pun menghajar secara membabi buta dengan pisau lipat yang biasa teman nya itu gunakan untuk menghabisi musuh atau siapapun yang memancing emosinya.

Tiga preman tadi pun seketika habis tidak bernyawa lagi di tangan teman mereka dengan kondisi yang mengenaskan.

"Aku akan turun sebentar"ucap salah satu dari kedua pemuda itu lalu beranjak menuju ketempat pemuda manis dan temannya tadi berada.

"Jeno mau kemana Lo njirr"ucap pemuda yang dari awal merutuki kebosanannya bersama para sahabatnya itu.

Tanpa menghiraukan sahabatnya tadi pemuda yang dipanggil Jeno terus melangkahkan kaki membawanya menuruni tangga untuk turun kebawah.

ParkJisung2Where stories live. Discover now