15

1.2K 126 14
                                    


Sepulang sekolah Jisung berjalan di koridor bersama Chenle yang kembali menyerangnya dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuat kepala Jisung pusing.

Disisi lain dia senang karna akhirnya memiliki teman yang seumuran, walau memang kenyataannya Jisung lebih muda 2 bulan dari Chenle.
Namun atas permintaan Chenle sendiri, Jisung boleh memanggil nya tanpa embel-embel Abang.

"Jisung jawab elah diam mulu dari tadi? Apa yang di bilang Bang Haechan tadi bener?"tanya Chenle yang penasaran dengan Haechan yang mengatakan bahwa Jisung sempat di hadang oleh Varo dkk.

Chenle jelas tau siapa Varo yang dimaksud, dia sekelas Haechan dan Renjun orang yang selalu melakukan bullying bersama dua temannya. Varo juga merupakan adik dari Keenan, kakak kelas mereka setingkat dengan Mark.

Berbeda dengan sang adik yang selalu berbuat seenaknya, Keenan lebih pendiam dan tertutup.

"Jisung"panggil Chenle lagi.

"Iyaa Chenle iyaa, kenapa? Toh aku juga baik-baik saja kan, sudahlah"jawab Jisung jengah.

"Bukan berarti jika kau baik-baik saja lalu aku akan diam saja Jisung, dia bahkan hampir memukulmu"ucap Chenle.

"Aku baik baik saja Chenle, kau pasti capek kan, jangan banyak bicara ayo cepat kau harus pulang"ucap Jisung menyakinkan Chenle.

Chenle menghentikan langkah nya menahan lengan Jisung.

"Kau akan ikut dengan ku kan?, yang lain akan segera menyusul"tanya Chenle.

"Aa aku tidak tau"jawab Jisung tidak yakin.

"Ayo Ikut saja"ucap Chenle lalu menarik tangan Jisung agar mengikutinya.

"Tunggu"ucap seseorang menghentikan langkah Chenle dan Jisung.

Mengetahui siapa yang datang Jisung merubah raut wajahnya datar mendapati Keenan yang berjalan kearahnya, sedangkan Chenle hanya diam memandang aneh pada orang ini.

"Kau harus pulang sekarang"ujar Keenan saat sampai didepan Jisung.

"Maksudmu?"tanya Chenle heran.

"Bukan urusanmu"jawab Keenan datar.

Jisung yang mengerti dengan situasi dan paham dengan apa yang menjadi tujuan Keenan memintanya pulang membuat Jisung mengurungkan niatnya tadi.

"Tidak,, kita pergi sekarang Chenle"ucap Jisung gantian menarik tangan Chenle.

Jisung dan Chenle pun akhirnya meninggalkan Keenan yang memandang Jisung datar dengan tangan terkepal erat.

"Kau sendiri yang memilih Park Jisung"gumam Keenan lalu beranjak pergi.

Di parkiran

"Jelaskan Park Jisung "tuntut Chenle meminta penjelasan.

Jisung menghela nafas panjang, Chenle memang orang yang ceria namun menyebalkan saat dia serius.

"Dia bukan siapa-siapa Chenle, kau tidak perlu repot memikirkannya"jawab Jisung.

"Kau adalah adik ku sekarang, jelaskan sekarang Park Jisung"ucap Chenle dengan kilat mata merah menahan emosi mencengkeram lengan Jisung erat.

Jisung bingung harus bagaimana, di satu sisi dia sudah terpojok tapi disisi lain dia tidak ingin orang lain tahu bahwa Keenan dan Varo adalah saudara tirinya.

Jisung melirik singkat pada Chenle yang masih menatapnya menunggu jawaban.

Namun bukannya menjawab Jisung malah mencium pipi kanan Chenle singkat.

"Aku akan ceritakan semua tapi tidak sekarang"ucap Jisung sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Chenle?.

Entah kemana perginya rasa penasaran nya.

Seakan mengetahui kelemahannya, Chenle tersenyum senang mengingat Jisung yang mencium pipinya tadi.

"Maaf"ucap Chenle lalu memeluk Jisung.

Chenle tau masih sulit bagi Jisung untuk menerima mereka sebagai Kakak nya.

Menerima sifat posesif mereka pada Jisung yang lebih menyukai kebebasan.

Namun bagaimana lagi, seperti yang lainnya Chenle pun berjanji tidak akan pernah melepaskan Jisung atau membiarkannya terluka sedikitpun.

Kenangan buruk milik masing-masing mereka seakan hilang saat pertama kali bertemu dengan Jisung.

Jisung adalah permata mereka mulai saat itu.

"Ya sudah, kau akan ikut denganku kembali ke markas, apa kepalamu masih pusing?"tanya Chenle sambil melepaskan pelukannya.

Jisung hanya mengangguk sebagai jawaban.

Mereka pun meninggalkan sekolah dengan menaiki motor Chenle.
Melaju dengan kecepatan sedang Chenle melajukan motornya menuju markas.

.

.

.

"Dimana anak itu Keenan?"ucap Rose saat melihat Keenan pulang tanpa membawa Jisung bersamanya.

"Dia tidak mau"jawab Keenan datar.

"Kenapa nggak dipaksa aja si Bang"ucap Varo sebal karna gagal membalas dendam Jisung malam ini.

Keenan hanya diam saja lalu melangkah meninggalkan ibu dan adiknya tanpa menjawab apapun lagi.

"Aku muak"ucap Keenan lirih yang pastinya tidak didengar oleh Rose.

Seee youuuu......

Jangan hujat aku yaaa pleasee😭😭

ParkJisung2Where stories live. Discover now